Be Mine, Beomgyu.

lyn
6 min readMay 1, 2023

--

Yeonjun berhenti di depan pintu kamar Taehyun yang terdengar suara isak tangis Beomgyu dari dalamnya. Dia berdiri dengan perasaan bersalahnya sambil membawa bunga kesukaan Beomgyu juga sejumlah coklat yang ia sendiri tidak tahu berapa banyak dibelinya saat pergi ke supermarket tadi.

Tok tok tok.

Dengan pelan, Yeonjun mulai mengetuk pintu kamar Taehyun setelah menimbang apakah dia harus masuk sekarang atau nanti setelah tangisan Beomgyu berhenti.

“Beomgyu, ini kakak. Bukain pintunya ya?” Panggilnya mencoba menarik perhatian si kecil namun sama sekali tidak berhasil karena tidak ada satupun jawaban datang dari dalam, malahan Yeonjun bisa mendengar perdebatan lain antara Beomgyu dan Taehyun apakah mereka harus membukakan pintu untuknya atau tidak.

Yeonjun menghela napasnya, baru saja kembali ingin mengetuk, pintu di depannya tiba-tiba terbuka dan Taehyun mempersilahkannya masuk.

“Ayo hyung, pacar lo masih ngambek di sana” Bisiknya sambil menunjuk ke arah Beomgyu.

“Gue tinggal keluar sebentar ya, selesein urusan lo dulu sama Beomgyu hyung” Taehyun menepuk pundaknya dan berlalu pergi meninggalkannya yang masih berdiri di depan pintu memperhatikan punggung Beomgyu yang menghadap ke arahnya.

Segera, Yeonjun menutup pintunya dengan salah satu kakinya dan bergerak mendekat setelah menyimpan semua barang bawaannya di meja samping kasur milik Taehyun. Yeonjun mendudukkan dirinya untuk mengelus rambut Beomgyu dengan hati-hati.

“Beomgyu-ya, kenapa menangis?” Yeonjun bertanya dan itu membuat isakan Beomgyu semakin keras karenanya. Yeonjun seketika panik, dia tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat si kecilnya berhenti menangis.

“Ssstt ssttt jangan nangis, sini balikin badan dulu biar kakak bisa meluk”

Bukan Beomgyu namanya jika dia tetap merajuk dan tidak menuruti keinginan sang terkasih. Dengan mata yang terpejam, Beomgyu perlahan membalikkan badannya untuk masuk ke dalam rengkuhan Yeonjun yang telah membuka kedua lengannya lebar untuknya. Meskipun dia kesal, Beomgyu tetap mau jika ditawari peluk oleh sang kakak.

Punggungnya terasa rapuh saat Yeonjun dengan hati-hati mengelusnya, tangisan Beomgyu masih belum berhenti membuat Yeonjun melepaskan pelukan keduanya dan beralih menangkup wajah Beomgyu dengan kedua tangannya. Kedua ibu jarinya bergerak membersihkan linangan air mata yang mengalir di wajah kesayangannya.

“Maaf, kakak mungkin sudah buat kamu kesal beberapa waktu terakhir” Ungkap Yeonjun merasa tidak enak karena dialah alasan mengapa Beomgyu menangis sekarang. Dan ini pertama kalinya dia tahu, bagaimana dengan hari-hari lain yang sama sekali tidak dia ketahui?

Beomgyu menggelengkan kepalanya, sama sekali tidak setuju dengan kata-kata Yeonjun. dia tahu itu bukan salah tetua, itu salahnya sendiri karena dialah yang terlalu sensitif tentang perasaannya sendiri di sini.

“Aku yang seharusnya minta maaf kak, seharusnya aku ga terlalu sensitif seperti ini. Aku ccuman— “ Belum sempat Beomgyu menyelesaikan kalimatnya, Yeonjun memotong kalimatnya membuat Beomgyu akhirnya berani menatap kepada Yeonjun yang hanya beberapa sentimeter di depan wajahnya.

“Kakak suka sama kamu Beomgyu”

“H-hah?” Beomgyu menjadi gugup dalam suaranya yang masih sedikit terisak.

“Kamu ga salah dengar kok, kakak emang suka sama kamu”

“Mungkin ini yang selalu membuat kamu bertanya-tanya tentang kita selama ini kan? kakak sadar akan hal itu tapi hanya menunggu waktu yang tepat Gyu”

“Kakak selalu pengen ngebuat sesuatu yang istimewa saat sama kamu”

“Kakak?” Beomgyu bahkan tidak tahu harus mengatakan apa karena tidak berharap akan Yeonjun yang sangat to the point kepadanya.

“Iya, kamu ga usah ngomong apapun kakak udah ngerti. Sekarang udah ya nangisnya? kasian matanya sampai mau bengkak gitu” Perkataan Yeonjun tidak membuat Beomgyu menghentikan air matanya, justru membuatnya semakin menangis karena apa yang ia khawatirkan tidak terjadi. Terlalu banyak waktu yang dia habiskan memikirkan apakah Yeonjun sungguh menyukainya atau tidak dan jawabannya sudah ada di depan matanya sekarang, itu membuatnya kesal lagi dan lagi.

“Sayang udah, kakak bahkan belum ngomong ke intinya tapi kamu udah nangis lagi”

“H-huh? emang kakak mau ngomong apalagi?” Beomgyu segera menghentikan tangisnya dan mengelap matanya menggunakan punggung tangannya. Bingung, hal apa lagi yang akan Yeonjun bicarakan kepadanya. Bukannya mengetahui perasaannya terbalas sudah cukup atas harapannya?

“Tunggu sebentar” Yeonjun sedikit menjauh yang ternyata mengambil sebuket bunga di samping tempat tidur. Beomgyu terkejut, tidak menyangka atau menyadari bahwa bunga dalam ukuran besar ada di dekatnya sedari tadi.

Ini untukku? Pikir Beomgyu dan segera bunga itu berpindah ke tangan Yeonjun ke tangannya.

“Beomgyu — ya, mungkin ini bukan waktu yang romantis untuk kamu, tapi kakak harap kamu bisa menerima semua apa yang bisa kakak berikan untuk kamu dari sekarang juga di masa depan”

“Semua perilaku kakak di masa lalu itu pure karena kakak benar-benar suka sama kamu”

“Gyu, Jadi pacar kakak ya?” Yeonjun mengatakan itu sambil menggenggam tangan Beomgyu. Terlihat si kecil sedikit kaget karena aksinya yang tiba-tiba. Beomgyu menatapnya, sangat intens hingga membuat Yeonjun salah tingkah sendiri di tempatnya. Tidak ada kalimat yang keluar, mungkin Beomgyunya masih bingung dengan apa yang barusan terjadi di antara keduanya.

“Sekali lagi maaf ya, mungkin ini bukan yang kamu atau aku harapkan saat ini. Aku hanya ingin kamu tahu Gyu, kalau kakak benar-benar serius tentang kamu. Dan kakak terlalu banyak menunda waktu untuk melakukan ini di waktu yang tepat, nyatanya kakak lebih memilih hari ini untuk kamu jadi pacar kakak”

“Kamu mau kan?”

Beomgyu, tahu jika Yeonjun adalah seorang yang sangat romantis dari semua hal yang disukainya. Namun tidak menyangka bahwa kalimat singkat yang bahkan tidak terkesan terlalu romantis mampu membuat jantungnya berdebar kuat, air matanya yang sudah kering kembali terlihat dan siap untuk jatuh. Beomgyu senang, sangat senang ketika waktu yang selalu dia tunggu akhirnya datang juga. Waktu di mana momen Yeonjun akan memintanya sebagai pacar.

“Mau, Beomgyu mau” Angguknya riang. Beomgyu tidak ingin membuat Yeonjun menunggu terlalu lama. Hatinya sudah yakin. Dia tahu kemana arahnya untuk pulang sedari pertama dia bertemu dengan Yeonjun dan Beomgyu tidak pernah salah menempatkan hatinya pada sang tetua.

Tanpa aba-aba, Beomgyu melemparkan tubuhnya begitu saja masuk ke dalam dekapan Yeonjun. Beomgyu juga tidak peduli jika ini bukan yang dia harapkan ketika Yeonjun akhirnya menyatakan untuk berpacaran dengannya. Dia hanya butuh Yeonjun, dia butuh kemana tujuan dari hubungan yang selalu kelabu baginya.

Ttidak berbeda jauh dengan Yeonjun, dia ikut turut senang.

“Terima kasih” Ucapnya.

“Terima kasih, sayangnya kakak”

Beomgyu tertawa, Terlampau bahagia yang tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya di pundak Yeonjun. Masih seperti mimpi jika Yeonjun sekarang adalah miliknya, dan hanya miliknya.

“Jadi… sekarang aku pacar kakak kan?” Tanya Beomgyu memastikan sekali lagi.

“Iya, and only yours kecil” Beomgyu mengangguk dan Yeonjun memeluk si kecilnya lebih erat.

Tidak membuang euforia yang ada, Yeonjun mengambil alih suasana untuk mencuri kecupan kecil di bibir Beomgyu, bibir yang sudah lama ingin ia cicipi selama hampir 4 tahun bersama Beomgyu.

“KAKAK!” Beomgyu berteriak dan refleks memukul lengan tangannya dengan keras.

“Maaf, kamu gemes soalnya, kakak suka”

Beomgyu mendelikkan bahunya sebagai jawaban seolah tidak terpengaruh dengan itu, padahal dalam hatinya dia berteriak lebih histeris karena salah satu dari list yang dia ingin lakukan bersama Yeonjun akhirnya terpenuhi.

“Cuman itu?” Pertanyaan Beomgyu terdengar sedikit membingungkan yang mana Yeonjun sendiri tidak mengerti.

“Maksudnya?”

“Ciumannya”

“Itu… mau lagi hehe, nanggung kak biar sekalian”

Yeonjun tertawa dan langsung menarik tubuh Beomgyu lebih dekat dengannya, Beomgyunya selalu lucu dan benar-benar tidak bisa ditebak untuk hal seperti ini.

Tanpa membuang waktu, Yeonjun menarik Beomgyu dalam ciuman pertama yang mereka bagikan sekali lagi. Saling membagikan rasa bahagia satu sama lain dalam lumatan yang lembut. Kegiatan mereka cukup fokus hanya untuk sekedar mendengar suara samar pintu yang terbuka.

“SOOBINIE HYUNGGGGG” Teriakan dari Taehyun membuat kegiatan dua manusia yang sedang jatuh cinta itu terhenti hingga tautan diantara keduanya terlepas.

Taehyun berteriak keras di ambang pintu dengan tatapan ngeri pada mereka. Niatnya, Taehyun kembali ke kamar untuk mengambil dompetnya yang tertinggal tapi siapa tahu dia malah mendapat pandangan tidak senonoh dari kedua hyungnya.

Yeonjun berlari ke arah Taehyun yang kabur entah ke mana, berusaha mengelak memberitahu Soobin tentang apa yang dilihatnya, sedangkan Beomgyu memilih tertawa terbahak-bahak di atas kasur sambil memegangi perutnya. Adegan itu sangat lucu hingga Beomgyu sendiri mengikuti arah Yeonjun dan Taehyun berlari setelah menyimpan bunga dan semua cokelat di kamarnya.

©beomjunciuman

--

--

lyn

unlucky girl nyambat sampai jadi pacar beomgyu.