Evil Grins (Chapter 1) : Back to Seoul
Character based on Drama Duty After School
Genre : thriller, crime, romance
Content Rating : 18+
CW : blood, death
Cast :
Youngshin X Aeseol
Fan fiction (hanya cerita fiksi berdasarkan imaginasi), tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata)
Reading List : Evil Grins
***
INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT
Aeseol menarik nafas dalam-dalam. Akhirnya, setelah dua belas tahun berlalu, ia kembali menghirup udara di tanah kelahirannya lagi. Aeseol akhirnya memutuskan untuk pulang dari Amerika. Ia kembali tanpa memberi tahu siapa-siapa.
Aeseol menarik kopernya dan mencari tempat duduk. Ia membuka handphone-nya, mempertimbangkan apakah sekarang saatnya menghubungi orang itu atau langsung mendatanginya … sebagai surprise. Setelah menimbang-nimbang, Aeseol memutuskan untuk langsung mendatangi orang itu ke kantornya.
“Tsk … lagi-lagi, aku akan merepotkannya..,” ucap Aeseol bermonolog.
Aeseol tidak memperhatikan jalan hingga bertabrakan dengan seseorang. Handphone-nya terjatuh dan terinjak.
“Maaf … maaf …,” ucap wanita muda yang bertabrakan dengannya. Wanita itu tampak gelisah melihat jam.
“It’s okay. Saya juga salah. Silakan duluan jika anda buru-buru,” ucap Aeseol sambil mengambil handphone-nya di lantai.
Handphone Aeseol rusak. Bagian layarnya tampak retak parah dan sekarang tidak bisa digunakan sama sekali. Aeseol mengacak-acak rambutnya. Sekarang, ia jadi sama sekali tidak bisa menghubungi orang itu.
“Huft … me being idiot again!”
***
JJ LAWFIRM
“Selamat siang. Saya ingin bertemu dengan Pengacara Jo Youngshin,” ucap Aeseol pada wanita petugas resepsionis dengan name tag Kim Sohee.
“Apakah Anda sudah membuat janji sebelumnya?” tanya Sohee. Ia melirik ke arah koper dan outfit Aeseol dengan pandangan yang agak meremehkan. “Maaf, untuk bertemu pengacara Jo, harus membuat janji jauh-jauh hari dulu.”
“Kalau begitu, bisa tolong sampaikan pesan bahwa No Aeseol di sini,” pinta Aeseol lagi.
Wanita itu lalu memeriksa sesuatu di layar komputernya. “Maaf. Pengacara Jo sedang meeting penting dan tidak bisa diganggu. Jika memang urgent, sebaiknya Anda kontak langsung ke handphone-nya.”
“Kalau begitu, saya tunggu saja di sini. Tolong sampaikan saja klo No Aeseol di sini,” jawab Aeseol sambil menunjukkan handphone-nya yang retak. Ia menarik kopernya dan duduk di area ruang tunggu, di seberang resepsionis.
Sambil menunggu, Aeseol mengambil sketchbooknya dan mulai mencorat-coret. Di seberangnya, terlihat seorang wanita berumur sekitar 50an tahun, memakai pakaian mahal dan tampak didampingi seorang asisten wanita dan seorang bodyguard.
Aeseol hanyut tenggelam dalam membuat sketching dengan pensil. Ia membuat gambar sepasang serigala. Saat sedang membuat arsir warna dengan pensilnya, terdengar suara ribut-ribut dari seberangnya.
PLAKKK!!!
Wanita berbaju mahal di seberangnya, menampar pipi asisten wanitanya dengan sangat keras.
“Dasar bodoh! Mana lipstik mahal Di-orku tadi?! Jangan-jangan … kamu sengaja curi ya?! Tsk … padahal aku berbaik hati dengan mengangkat gadis miskin sepertimu menjadi sekretaris, tapi apa ini balasanmu??!!” teriak wanita itu pada asistennya. Suaranya kencang dan membahana di seluruh ruangan. Pandangan semua orang jadi terpusat ke arah mereka.
Aeseol melihat asistennya tampak hampir menangis. Dipermalukan dengan tuduhan mencuri dan ditampar di tempat umum. Aeseol menghela nafas. Ia paling tidak suka tipe orang semacam itu.
Aeseol menaruh sketchbook-nya lalu berkata pada wanita itu, “Ahjumma … bukannya lipstick itu tadi Anda pakai lalu masukkan ke tas Anda sendiri,” dengan santai. “Lipstik dengan packaging berwarna hitam motif emas seri limited Di-or keluaran tahun 2022,” tambah Aeseol mendeskripsikan detail terkait barang yang dicari wanita itu.
Wanita itu tampak kaget dengan ucapan Aeseol. Ia lalu berkata dengan suara nyaring, “apa kamu komplotannya? Apa kalian sengaja mau merampokku?! Lihaattt… ini tidak ada,” jawab wanita itu sambil membuka handbag Hermesses-nya.
“Bukan tas yang itu … tas laptop anda yang berwarna hitam, di kantong bagian depan. Saya kira orang dengan penampilan seperti anda pasti juga berpendidikan. Tapi ternyata … tsk … tsk …,” decih Aeseol.
Wajah wanita itu merah padam. Apalagi setelah ia menemukan lipstick yang dicarinya, di tempat yang Aeseol katakan. Pandangan semua orang di situ tertuju padanya dan ini membuat wanita itu semakin marah dan malu.
Wanita itu lalu berteriak ke arah asistennya. “Kamu DIPECATT!!!”
***
MEETING ROOM JJ LAW FIRM
Jo Youngshin adalah managing partner di JJ Law Firm. Firma hukum ini adalah warisan dari ayahnya. Keluarga Jo memang bekerja di bidang hukum turun temurun.
Dan di sini, Youngshin sibuk mendengarkan laporan perkembangan kasus-kasus hukum yang sedang ditangani. Laporan yang disampaikan cukup panjang. Akhirnya, setelah terjebak dalam meeting selama kurang lebih lima jam, meeting itu berakhir.
Youngshin membuka handphone-nya dan melihat banyak notifikasi panggilan dari Younghoon. Younghoon, sahabatnya itu, bukan tipe yang suka menelpon kecuali ada hal sangat penting. Youngshin langsung menelpon balik.
— — —
Rrrrt … baru sekali dering, telpon Youngshin langsung diangkat.
“Yeobeoseyo …Hoon-ah,” sapa Youngshin ditelpon.
“Shin … Aeseol hilang!” jawab Younghoon di seberang dengan nada panik. “Dari kemarin, Aeseol gak jawab telponku. Aku coba kontak temannya di sana dan mereka bilang tiba-tiba saja Aeseol bilang mau pindah dan membawa semua barangnya keluar dari apartemen. Aeseol hanya bilang ke mereka klo akan pulang ke Korea. Tapi … Aeseol gak ada kontak sama aku. Please … bilang klo Aeseol kontak kamu Shin!” Younghoon mencerocos sangat cepat dengan nada super panik.
Ini membuat Youngshin ikut panik juga. Ia segera berdiri, mengambil jasnya dan keluar dari ruang meeting, diekori asisten pribadinya.
“Hoon … pelan-pelan. Jangan panik, aku akan sege …”
Kata-kata Youngshin terhenti setelah ia hampir keluar dari kantor dan melihat keributan di area ruang tunggu kantornya.
“Hoon … Aeseol ketemu. Aku cek dia dulu. Nanti aku kabari ya,” ucap Youngshin memutus panggilan telpon itu, tanpa menunggu jawaban Younghoon.
— — —
Youngshin melihat Aeseol berdiri, bersilat lidah dengan seseorang di area ruang tunggu. Ia langsung berjalan mendekat dan mendengar Aeseol berkata, “heol … salah dan tidak meminta maaf, malah memecat. Benar-benar kelakuan rendahan,” sambil melipat tangan di depan. Aeseol memasang wajah disgusted-nya ke arah wanita di seberangnya.
Wanita berbaju mewah itu semakin marah mendengar perkataan Aeseol. Tangannya langsung melayang, hendak menampar Aeseol. Tentu saja, Aeseol tidak diam saja. Ia menangkap tangan wanita itu sebelum sampai ke pipinya.
“Jo byeonhosa-nim, ternyata klien JJ Law Firm tipe-tipe seperti ini ya,” ucap Aeseol sambil menengok ke arah Youngshin dengan senyum meringis di wajahnya.
Youngshin berjalan mendekat, melepaskan tangan Aeseol dari wanita itu dan berkata pada gadis asisten wanita kaya itu sambil memberikan kartu namanya, “klo anda mau menuntut mantan bos anda, kami JJ Law Firm akan membantu. Pro bono. Silakan kontak nomor saya.”
Wanita kaya itu menatap Youngshin, yang juga managing partner sekaligus pemilik JJ Law Firm dengan tatapan tidak percaya. Personal asisten Youngshin, Kim Chiyeol, dengan sigap langsung mengurus kejadian di area tunggu itu.
Youngshin mengkode Aeseol untuk mengikutinya. Aeseol tersenyum lebar dan berjalan riang mengikuti Youngshin. Setelah beberapa langkah, ia menengok ke arah wanita kaya itu. Aeseol menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek.
***
RUANG KERJA YOUNGSHIN
Aeseol duduk manis di kursi tamu ruangan Youngshin. Ia memasang senyum lebarnya sementara Youngshin memberikan minum padanya dengan tatapan tajam.
“Ige mwoya (ini apa maksudnya) ?!” tanya Youngshin setelah ia duduk di kursinya, di seberang Aeseol.
Aeseol meneguk habis air putih dari Youngshin lalu berdiri dan duduk di pangkuan Youngshin.
“Yeoboo … kan aku kangen,” ucap Aeseol dengan nada yang di-imut-imut-kan sambil memainkan dasi Youngshin.
Youngshin menghela nafas. Ia memijat-mijat kepalanya yang mendadak pusing setelah kedatanngan Aeseol.
“Seol … kabari aku atau Younghoon klo mau pergi ke mana pun. Younghoon panik setengah mati di Jeju,” omel Youngshin dengan nada datarnya.
Sambil memanyunkan bibirnya, Aeseol mengeluarkan handphone-nya yang retak dari kantong celananya dan menunjukkannya di depan muka Youngshin. Lagi-lagi, Youngshin menghela nafas.
KNOCK KNOCK
Pintu ruangan Youngshin diketuk, lalu Kim Chiyeol, personal assistant Youngshin masuk. Ia kaget dan hampir berlari keluar melihat posisi Aeseol yang duduk di pangkuan Youngshin. Youngshin langsung mendorong Aeseol berdiri dari pangkuannya.
“Kenapa Chi?” panggil Youngshin.
“Ah … saya mau melapor klo masalah di depan sudah beres. Tapi nanti saja saya melapornya,” ucap Kimchi cepat-cepat.
“Kim Chiyeol!” panggil Youngshin lagi.
Kimchi pun berbalik badan. “Ya Pak?”
“Kenalkan Chi… ini istriku, No Aeseol,” ucap Youngshin. Aeseol yang berdiri di sampingnya, melambaikan tangan dengan ceria sambil mengedipkan matanya, centil ke arah Kimchi.
***
YOUNGSHIN HOUSE
Youngshin baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya, saat melihat Aeseol sedang sibuk mengotak-atik handphone barunya di ruang tamu. Sepulang kantor, Youngshin langsung membawa Aeseol membeli handphone baru.
“Udah kasih kabar ke Younghoon?” tanya Youngshin sambil duduk di samping Aeseol.
Aeseol mengangguk sambil tetap asik mengotak-atik handphone-nya. Youngshin langsung menyita handphone Aeseol.
“Waeee???!” rengek Aeseol.
“Ada masalah di Amerika? Kenapa tiba-tiba kamu balik tanpa kasih kabar?”
Aeseol hanya mencebikkan bibirnya. Tidak menjawab pertanyaan Youngshin.
“Apa rencanamu sekarang?” tanya Youngshin lagi.
“Hmmm… aku akan stay di Korea. Ada sebuah studio gallery di sini yang mengajak bekerja sama untuk men-display lukisan karyaku. Aku … boleh tinggal di sini kan?” tanya Aeseol sambil mengerjapkan matanya.
“Aeseol … Ini rumahmu juga. Gak perlu tanya pertanyaan bodoh seperti itu!” ucap Youngshin tegas. “Kamarmu juga masih ada seperti dulu, lengkap dengan semua barangmu.”
Aeseol langsung mendekat dan memeluk Youngshin sambil bertingkah manja. “Oppaa…!”
Youngshin langsung mendorong kepala Aeseol menjauh dengan jari telunjuknya.
“Sana mandi. Lalu kita makan,” ucap Youngshin sambil mengembalikan handphone itu pada Aeseol.
Youngshin memesan makanan sundubu jjigae kesukaan Aeseol dan sekaligus menata makanannya saat Aeseol mandi. Sejak dulu, memang Youngshin yang paling memahami Aeseol. Apapun kekacauan yang Aeseol buat, Youngshin selalu ada dan siap untuk menolong. Hingga permintaan tak masuk akal dari ibu Aeseol sebelum meninggal pun, tanpa keluhan, langsung diiyakan Youngshin.
FLASHBACK
“Shin … tolong ambil Aeseol sebagai istrimu ya!” pinta Mama No dari atas tempat tidur rumah sakitnya sambil menggenggam tangan Youngshin erat-erat.
“Eommaaa…,” protes Aeseol.
Saat kondisi Mama No memburuk, karena sakit kanker darah stadium tiga, ia meminta Youngshin untuk menikahi Aeseol sebagai permintaan terakhirnya sebelum meninggal. Mama No ingin meninggal dengan tenang, tanpa perlu khawatir pada Aeseol yang bersikukuh tidak mau menikah. Aeseol trauma akan pernikahan karena ayah kandungnya yang abusive.
Aeseol sudah berusaha menolak. Ia juga tidak ingin Youngshin jadi terbebani karena permintaan ibunya. Keluarga mereka memang sudah dekat sejak mereka kecil. Tapi itu bukan alasan untuk membuat Youngshin menanggung beban keluarga No. Tapi semua resistensinya menjadi luluh saat ibunya kritis.
Hari itu juga, di Amerika, Youngshin dan Aeseol menikah di gereja dan mencatatkan pernikahan mereka secara resmi. Aeseol adalah istri Youngshin yang sah … di atas kertas.
Youngshin kembali ke Korea sementara Aeseol tetap di Amerika untuk project seni-nya sekaligus menemani pengobatan ibunya. Sayangnya, dua bulan setelah itu, Mama No meninggal.
Aeseol meminta untuk tetap tinggal di Amerika. Bujukan Younghoon, kakak Aeseol, supaya Aeseol ikut kembali ke Korea, tidak berhasil. Aeseol pun tetap tinggal di Amerika sendirian hingga setahun berlalu.
FLASHBACK END
Kebaikan Youngshin yang terlalu besar membuat Aeseol merasa tidak enak. Ia sudah berusaha menginterogasi Youngshin tentang pacar, atau mungkin orang yang disukainya, tapi jawabannya selalu tidak ada dan ia tidak masalah jika Aeseol menjadi istrinya. Aeseol merasa seperti memaksa Youngshin menerimanya sebagai baton beban dari ibunya.
Aeseol berdiri mematung, memandangi Youngshin yang sedang menata makanan di meja dengan tatapan kosong. Youngshin yang sangat memahami Aeseol, sadar akan pergulatan di dalam otaknya, dan memanggil Aeseol.
“Duduk!” panggail Youngshin.
Aeseol pun tersadar dari pergulatan pikirannya. Sambil tersenyum lebar, ia langsung duduk di meja makan. Seperti biasa, Aeseol selalu menyembunyikan perasaannya dengan topeng ceria di wajahnya.
***
TAMAN KOTA — CASE 1
Saat itu pk 03.00 dini hari. Dalam kegelapan malam, seorang pria berpakaian serba hitam, tampak memanggul sebuah karung di pundak kanannya, dengan satu tangan.
Di tengah taman yang gelap gulita, laki-laki itu menurunkan karung dari pundaknya, lalu mengeluarkan isinya. Mayat seorang wanita yang terbujur kaku. Sambil bersiul lagu red light green light, laki-laki itu, meletakkan mayat itu di dalam kolam yang berada di tengah taman kota.
Tubuh mayat itu, berpakaian daster polos berwarna putih, diposisikan duduk dengan posisi kaki ditekuk menyamping, dan menyandar ke water fountain. Kepala mayat itu ditutup dengan sarung berwarna putih, yang digambari wajah evil grin dengan lipstik. Tangan mayat itu diatur saling bertautan, seperti posisi tangan saat berdoa, di atas pangkuan. Untuk sentuhan akhir, laki-laki itu menancapkan belati berukuran sedang, tepat di tengah leher mayat itu, hingga menembus ke bagian belakang.
Setelah memandangi hasil karyanya dan merasa puas, laki-laki itu beranjak pergi, sambil berdendang berulang ulang.
“Mugunghwa Kochi Pieotsumnida~~~” yang berarti bunga mugunghwa telah bermekaran.
Dalam kepalanya, ia sudah excited membayangkan, reaksi orang-orang saat menemukan hasil karyanya itu. Benar-benar … mendebarkan. Ini adalah seni bagi laki-laki itu.
-TO BE CONTINUED-
(17112023)
PS : This is Aeseol cegil era! Yayy!!!
TRIVIA :
- Pro bono adalah suatu perbuatan atau pelayanan hukum yang dilakukan untuk kepentingan umum atau pihak yang tidak mampu tanpa dipungut biaya. Lebih lanjut, Viswandro dalam buku Kamus Istilah Hukum (hal. 153) menerangkan bahwa secara harfiah, pro bono artinya demi kebaikan. (sumber : hukumonline)
Shameless Promotion!!! Visit my online store ya : Petite Sori
Author notes :
Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya boleh komen, kritik dan saran juga.^^
Have a wonderful day and night. Be happy all.