– 329

facesofclar
2 min readDec 16, 2023

--

Pintu studio terbuka, Jiro yang sedari tadi memetik gitarnya untuk membuat suara yang baru pun sontak berhenti dan melihat ke arah pintu. “Cielah dah sibuk duluan aja nih.” Ujar Haga dengan nada mengejek. Jiro berdecak sebal mendengar ejekan dari Haga, “Udah sini lo pada, Remi cobain keyboard, Haga lo coba deh drumnya.” Ucapnya. Remi menatap ke arah Haga yang sedari tadi udah menatapnya dengan raut wajah bertanya “Dia kenapa?” Remi hanya menggeleng, ia mempunyai pertanyaan yang sama juga.

Remi memainkan keyboard dengan sheet yang biasa mereka gunakan untuk lagunya, Remi hanya mengganti beberapa not agar lagu baru mereka nanti tidak terdengar sama dengan lagu-lagu mereka lainnya. Tetapi, itu tidak memuaskan Jiro. “Remi, coba deh lo pake not ini aja.” Celetuk Jiro sembari menggantikan sheet yang di letakkan oleh Remi menjadi yang baru. Remi pun menghela nafas, “Beneran pake not ini?” Tanyanya ragu. Jiro menjawab dengan anggukan. Di sisi lain, Haga yang sedang sibuk mencoba memainkan drumnya, ia pun terhenti oleh Jiro. “Ga, mainnya banyakin tomsnya aja.” Ucapnya. Haga menatapnya selama 3 detik, ia pun mengangguk pasrah. Mengapa Jiro tiba-tiba seperti ini?

“Udahan dulu ga sih? Sumpah tangan gue udah pegel banget anjir!” Ujar Haga, terhitung sudah 15 kali mereka mengulang-ngulang. “Bentar lagi.” Jiro menjawab, jawaban Jiro membuat Remi emosi, “KITA UDAH NGULANG 15 KALI ANJIR?” Bentaknya. Jiro menghembus nafas kasar, “Ya udah, istirahat aja.” Jawabnya. Mereka pun mendudukkan dirinya di lantai studio, Remi membuka suara. “Lo kenapa sih Jiro? Nggak biasanya lo gini.” Tanyanya, jujur saja ia memang merasa aneh dengan tingkah laku Jiro hari ini. Jiro mengerutkan kedua alisnya, “Gue? Gue kenapa?” Tanyanya kembali sembari menunjukkan dirinya. Ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi kepada dirinya. Haga menghembuskan nafasnya, “Ya lo aneh aja hari ini, you were giving us a lot of pressure during practice. Lo sadar engga?”

Jiro menggeleng dan menggaruk tengkuknya, “Sorry, i just want everything to go as planned.” Remi mengganguk ngerti, ia pun menepuk pelan bahu lebar milik Jiro. “We get you, selama lo ber positif thinking, it will go as planned.” Ucapnya.

--

--