Pinter Goblok Pendapatan Sama

Mas Bro
2 min readJun 4, 2015

--

Dalam dunia kerja kita kenal istilah PGPS, pinter goblok pendapatan sama. Ada karyawan yang keringatnya segede gaban karna beban dan tanggung jawab pekerjaan yang berat. Ada pula yang keringetan karna kelayapan di pasar dan karna main zuma kalah terus.

Tentu akan sangat menyesakkan dada, ketika jerih payah kita tak dihargai, ketika peluh diabaikan begitu saja. Ini bukan tentang materi, bukan pula tidak bersyukur. Ini adalah tentang keadilan, tentang hak dan kewajiban serta harga diri. *aseeek

Urusan gaji dan penghasilan adalah urusan perut yang sangat sensitif. Seharusnya ada formula yang adil agar para pekerja merasa nyaman dan bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Adil bukan berarti sama.

Seorang karyawan akan termotivasi dalam bekerja ketika dia mendapatkan great salary, challenging job dan freedom. Gaji yang mencukupi; cukup buat beli apartemen dan mobil, cukup buat jalan-jalan; pekerjaan yang menantang dan kebebasan. Ketiga unsur itu harus ada. Ketika hanya satu atau bahkan tidak ada sama sekali, bisa dipastikan motivasi dalam mengerjakan tugas akan meredup. Kalau sudah seperti itu, apa lagi yang diharapkan?

Bulan ini alhamdulillah, para buruh pabrik dapat bonus. Lumayanlah bisa buat beli sabun Priti, bisa buat jalan-jalan ke pasar malam. Tapi ya itu tadi. Ada karyawan yang kerjanya gak jelas, pah poh, plongah plongoh, dlongap dlongop, udat udut. Kalau disuruh kerja jawabannya “gak tahu pak, gak bisa pak, lupa pak” dapatnya malah lebih banyak dari pada saya teman-teman yang rajin dan bertanggung jawab dalam bekerja. Jumlah mereka gak sedikit, dan herannya masih saja dipertahankan. Apa kata dunia?

Entah mengapa fenomena PGPS ini terulang kembali. Padahal sistem penggajian di pabrik sudah menggunakan grading dan Balance Score Card hasil besutan konsultan HRD Zimbabwe luar negri. Ah sudahlah, mungkin inilah yang disebut kecelakaan sejarah.

Kami para buruh hanya bisa mengumpat bersabar dalam hati, mengutuk ketidakadilan ini seraya menghibur diri bahwa apa yang easy come, easy go. Toh berapapun jumlahnya, impak bonus terhadap karyawan cuma sesaat.

Kami masih punya motivasi intrinsik, dorongan dalam jiwa yang menyala-nyala, yang membuat kami selalu bergairah dalam bekerja. Itulah yang disebut dengan cicilan. Kami juga percaya bahwa bekerja di pabrik dengan cucuran peluh, penuh kesungguhan, rajin, profesional dan integritas tinggi pasti akan berbuah kebaikan yang tak terduga di masa depan hidup. * camkan ini wahai para pemalas

Kami menyadari bahwa menjadi juragan, bos ataupun leader tidaklah mudah. Apalagi bila tak punya kapasitas mumpuni, cuma bisa tanda tangan saja. Tentu berat sekali.

Oleh karena itu, kami selalu mendoakan semoga para juragan diberi petunjuk, dibukakan pintu hatinya, sehingga mampu berpikir dan bertindak lebih bijak.

Meski menjadi korban PGPS, jangan lupa untuk tetap bahagia. Tuhan bersama orang-orang yang kecewa karna PGPS.

--

--