Pulang

rana
5 min readJul 7, 2023

--

“Ibu, Keenan pulang.”

Dibukanya pintu rumah, Keenan masuk lalu segera merebahkan diri di sofa. Sudah lama ia tidak pulang ke rumah padahal biasanya setiap seminggu sekali ia pasti pulang. Jadi hari ini Keenan memutuskan untuk pulang karena ia merindukan ibunya.

Suasana rumah masih seperti biasanya. Sejak ditinggal oleh Kayla, suasananya menjadi sepih dan sunyi. Bagaimana tidak? Ibunya tinggal sendiri semenjak kepergian Kayla. Ayah Keenan? Beliau sudah wafat saat Keenan duduk dibangku SMA, sementara Keenan sudah tinggal di apart sejak kuliah karena jarak rumah dari kampus memerlukan waktu satu jam setengah untuk berkendara. Ibunya tak tega jika ia berkendara jauh, jadi beliau menyuruh Keenan untuk mencari tempat tinggal dekat kampusnya.

Sudah beberapa menit Keenan duduk di sofa namun tidak ada satu pun suara yang terdengar. Di detik selanjutnya, Keenan langsung bangkit untuk mencari keberadaan ibunya. Ia mencari di setiap sudut rumah mulai dari dapur, tempat setlika baju, hingga ke belakang rumah. Keenan juga beberapa kali memanggil ibunya tapi tetap tidak ada jawaban. Lelaki itu mulai khawatir, ia langsung pergi ke lantai dua untuk mencari ibunya dalam kamar.

“Bu, ibu di dalam?” Keenan mengetuk pintu kamar ibunya.

“Ibu, Keenan masuk ya?” Ijinnya lalu masuk. Ia tak menemukan ibunya ada di dalam sana.

Lantas lelaki itu langsung keluar dari kamar ibunya. Keenan menyusuri ruangan di lantai dua, namun hasilnya masih nihil. Ia berhenti sejenak untuk bersandar di tangga sembari mengusap kepalanya. Keenan jadi khawatir, jika ibunya pergi keluar rumah pasti ibunya sudah mengabari Keenan, tapi tidak ada satu pun pesan dari ibu bahkan pesannya yang tadi saja belum dibalas.

Keenan menatap seisi rumah dari ujung ke ujung, ia berpikir tempat mana lagi yang belum ia kunjungi di dalam rumah itu. Sorot matanya terhenti saat melihat pintu kamar Kayla sedikit terbuka. Jika dipikir-pikir Keenan belum mengunjungi kamar Kayla jadi tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke kamar Kayla. Benar saja, ibunya tertidur di dalam sana. Keenan tersenyum kala melihat ibunya, ia lalu masuk dan duduk di samping ranjang.

“Astaga bu, Keenan kira ibu hilang tadi.” Ujarnya menghela napas lega.

Ibu Keenan tertidur pulas sembari memeluk foto Kayla. Keenan jadi sedih, jika seperti ini pasti ibunya sudah sangat merindukan Kayla. Lelaki itu menatap miris, saat ini ia hanya berharap agar ibunya tidak bermimpi buruk.

"Ibu kangen adek ya bu? Keenan juga bu, Keenan kangen adek." Ujarnya bermonolog sembari membelai surai ibunya.

Sudah 2 tahun Kayla pergi meninggalkan ibu dan Keenan. Gadis lugu berparas cantik itu memilih untuk mengakhiri hidupnya. Saat Keenan menemukan Kayla, gadis itu sudah tergeletak bersimbah darah di dalam kamar. Kejadian itu membuat Keenan dan ibunya sangat terpukul, apalagi setahu Keenan adiknya bukan tipe orang yang bermasalah.

Sampai saat ini satu hal mengganjal dari kematian Kayla adalah sebuah foto. Gadis itu mengakhiri hidupnya sambil memegang sebuah foto polaroid yang sobek dibagian ujungnya. Foto tersebut diambil saat Kayla sedang berlibur bersama geng Zeus. Ya, saat Kayla masih hidup, Zeus dan Garuda berteman dekat. Mereka sering main bersama bahkan Keenan pernah menitipkan Kayla untuk Edgar jaga. Waktu itu Kanala belum masuk geng, jadi jika berkumpul di basecamp Kayla adalah orang yang paling cantik diantara mereka bertujuh.

Dalam foto itu terlihat Kayla berdiri diantara dua laki-laki. Satunya Edgar yang sedang merangkul bahu Kayla dan satunya lagi tidak tahu karena foto itu sobek. Ini masih menjadi misteri siapa yang ada di balik foto itu, yang pasti mereka dari Zeus. Namun Keenan menyoroti Edgar yang nampak dalam foto itu. Ia rasa ada kedekatan antara Kayla dan Edgar karena mereka memang sering bersama. Keenan meyakini mereka punya hubungan, terbukti saat Kayla berakhir, gadis itu memegang erat foto berdua dengan Edgar. Tak hanya itu, Keenan menemukan gelang yang ia yakini bukan cuma Kayla yang memiliki gelang itu namun ada orang lain yang memilikinya juga. Ini membuat Keenan semakin percaya jika Kayla berakhir karena seorang lelaki.

"Kayla, Kayla mau pergi kemana nak?"

Keenan tak jadi pergi karena ibunya mengigau. Ia langsung duduk kembali di samping ranjang menemani ibunya.

"Adek, adek mau pergi kemana? Adek mau ninggalin ibu?" Ucap ibu gelisah.

"Ibu, adek gak kemana-mana bu." Ujarnya sembari mengusap pelan lengan ibu.

"Adek jangan tinggalin ibu dek." Ucap ibu semakin gelisah.

"Dek! Adek! Adek jangan pergi!"

"Ibu gak mau sendiri Kayla! Tolong temani ibu..."

Ibu Keenan berteriak memanggil nama Kayla, wanita paruh baya itu langsung menangis dalam tidurnya. Keenan sangat tak tega, ia mengusap-usap lengan ibunya berusaha untuk menenangkan. Namun ibunya semakin histeris.

"Dek jangan pergi!!! Dek jangan tinggalin ibu!"

"Kayla ibu gak mau sendiri Kayla! Kayla dimana? Ibu gak mau sendiri!"

"Kayla! Kayla! KAYLA!!!!"

Ibu Keenan terkejut, beliau langsung bangun dari tidurnya, "Mas, adek pergi mas, adek ninggalin ibu..." Wanita itu menangis tersenduh-senduh di pelukan Keenan.

"Ibu, udah bu, ibu jangan nangis bu. Kalo ibu nangis adek ikut nangis di atas sana." Ucapnya sembari mengusap pelan punggung ibu.

"Adek.. Adek kenapa ninggalin ibu dek.."

"Adek selalu sama ibu, adek gak pergi bu, adek selalu jaga ibu dari atas sana. Udah ya bu jangan sedih, Keenan masih ada disini sama ibu."

Keenan masih terus berusaha menenangkan ibunya.

"Ibu kangen adek mas, rasanya ibu udah gak sanggup." Ujar ibu pasrah.

"Ibu gak boleh ngomong gitu ibu. Ibu harus kuat, ibu harus bertahan demi adek. Keenan masih ada disini bu, Keenan masih butuh ibu." Bibirnya bergetar kala mendengar ucapan ibu.

"Ibu cape mas, sejak adek pergi rasanya ibu sudah nggak bernyawa." Ucap ibu lirih.

"Ibu, ibu gak boleh ngomong gitu bu, ibu gak boleh nyerah. Hidup dan mati bukan kita yang menentukan. Seberat apapun cobaan ibu harus bertahan, kalau ibu gak ada siapa yang bakal doain adek bu? Siapa yang bakal jenguk adek? Ada atau tidak adek tetep butuh doa dari ibu. Jadi Keenan mohon tetap bertahan untuk adek, tetap bertahan untuk mendoakan adek ya bu? Keenan mohon sama ibu..."

Hanya ibu satu-satunya milik Keenan sekarang. Sudah cukup Keenan kehilangan orang-orang yang ia sayangi, Keenan tidak mau lagi.

Lelaki itu mengusap punggung sembari memeluk ibunya hingga tenang. "Ibu, Keenan tahu pasti sulit buat ibu. Ini juga sulit buat Keenan bu, tapi Keenan berusaha ikhlas, Keenan berusaha untuk menerima kepergian adek sama kaya Keenan ikhlas nerima kepergian bapak. Semua manusia itu berasal dari tanah dan pasti bakal kembali ke asalnya juga bu. Kita bukan seutuhnya menjadi pemilik raga, ini semua hanya titipan. Yang punya raga itu bukan kita bu, tapi Tuhan, Tuhan yang punya kendali penuh atas raga kita. Tuhan berhak ngambil raga kita kembali bu, Tuhan berhak ngambil raga adek dan bapak karena mungkin sudah waktunya. Kita harus ikhlas ya bu? Keenan yakin kalau kita ikhlas adek bakal lebih tenang di atas sana. Adek bakal lebih bahagia di atas sana." Terangnya menenangkan ibu.

Ikhlas memang sulit, Keenan pun merasa begitu. Namun bagaimanapun juga, ikhlas adalah kunci dari segalanya. Ikhlas membuat kita merasa lebih tenang, lebih bahagia dan lebih damai. Bukan pertama kalinya ia ditinggal oleh sosok yang ia sayangi, jadi ia harus ikhlas seperti sebelumnya.

"Mas Nan, ibu sayang mas Nan..." Ujar ibu sembari mencium pipi Keenan.

Ibunya menjadi lebih tenang setelah mendengar kata-kata Keenan. Lelaki itu membalas dengan pelukan hangat untuk ibunya. "Keenan juga sayang ibu."

--

--