Gubeng Railway Station, Surabaya.

ivy 𐙚
2 min readMay 7, 2023

--

credit to ekychandraphoto

Teriknya matahari tidak mengindahkan perasaan Seiko yang dipenuhi gundah. Perasaan yang timbul sebab harus meninggalkan kota kelahirannya. Tepat ketika ban mobil yang ia tumpangi terparkir apik di depan Stasiun Gubeng, air muka Seiko berubah sendu.

“Mam, apa nggak boleh I kuliah di sini aja?” Tanya Seiko kepada sang Ibu. Dengan berat hati, Ibu Seiko menjawab. “Turuti kemauan Papimu aja ya dek.” Ditataplah sang Ayah dengan mata memelas. “Di Malang ada Ko Andra. Kamu nggak bakal sendirian. Ini juga buat masa depanmu.” Jawab Ayah Seiko dengan tegas.

Bukan tanpa alasan Ayah Seiko memerintahkan anaknya untuk merantau ke Kota Malang. Sebab tidak akan ada asap jika tidak ada api. Dua bulan yang lalu Seiko melakukan tindakan yang cukup gila. Tindakan yang berhasil membuat kepala sang Ayah mandidih. Hari itu Seiko kedapatan menjual lamborghini aventadornya sebagai penalti akibat kekalahannya dalam bermainkartu” melawan temannya-temannya.

Mohon perhatian, dalam beberapa menit, Argo Jayabaya akan berangkat dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Kota Baru. Kereta ini akan berhenti di Kota Malang. Terima kasih.

Suara pengumuman yang terdengar melalui speaker stasiun menginfokan bahwa kereta yang akan ditumpangi Seiko akan berangkat dalam beberapa menit. Dengan buru-buru, Seiko segera merapikan barang bawaannya.

“Dek, take care ya di Malang. Jangan beli makanan sembarangan. Galon kalau tinggal dikit langsung beli yang baru. Pakaiannya jangan lupa dilaundry. Jaga kebersihan kamar. Jangan males bersih-bersih.” Pesan Ibu Seiko yang dibalas dengan helaan nafas oleh si anak. “Iya Mam, siap.” “Jangan lupa chat Ko Andra kalau udah sampai.” Tambah Ayah Seiko. Seiko hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

--

--