Last Hug.
knock..knock..knock..
“Yesayangg, yuhu pacaranya di depan nih.” Teriak Joel dengan kencang.
“Iyaa sabar Joo.”
Ceklek…
“Ba!! haduh aku kangen bgt sama kamu sayang, kemana aja sih ilang seharian hmm?” Gemas Joel pada pipi sang pacar.
“Nugas dong ngapain lagii, yuk masuk? dimsumnya akuu di bawain gakk?” Tanya Yesha.
“Bawa dong apa sih ya ngga buat Yeshanya Joel, kamh mau satu bumi pun aku kasih.” Ujar Joel sambil menjawil hidung Yesha.
“Hahaha emang kamu tau harga bumi berapaa?”
“Gak tau hehe, yang pasti kamu sama bumi itu sama sama berharga buat aku. Kalo bumi tempat aku buat hidup, kalo kamu alasan aku hidup.” Ujar Joel tersenyum.
Yesha yang mendengar gombalan receh yang di lontarkan oleh pacarnya itu hanya tertawa, lalu mencubit pipi sang pacar gemas.
“Udah pinter ya sekarang gombalnya? di ajarin siapa hmm?” Tanya Yesha
“Di ajarin Alisha, kamu tau gak sih stok gombalan dia banyak bgt anjir padahal dia cewe, aku denger gombal nya dia sambil geleng-geleng kepala.”
“Udah gitu dia gak jelas tau yang, masa kemarin kita masker time trs dia suruh aku nunggu 1 jam? padahal di bungkusnya cuma 15 menit, aneh bgt aku omelin dia kemarin.”
Yesha yang mendengar cerita Joel bersama perempuan itu hanya tersenyum lebar sambil menganggukan kepalanya tanda ia mendengar semua cerita Joel dengan baik.
Tetapi kondisi hati Yesha sekarang sedang tidak baik baik saja. Karena demi tuhan hati Yesha sekarang seperti di tusuk oleh ribuan pisau. Yesha terus menahan tangisnya saat Joel bercerita tentang sang perempuan dengan semangatnya.
Setidaknya Joel-nya sudah menemukan seorang pengganti selain dirinya.
“Seru ya kamu main mainnya sama Alisha.”
“Seru banget dia lucu juga orangnya receh, kaya kamu hahahaha.”
“Eh enak ajaa aku gak receh yaaa.”
“Kamu receh sayaangg, udah ah aku mau pelukin kamu aja. Kangeeen.” Rengek Joel
“Sini sini naik ke atas kasur bayii.”
Joel sontak langsung menghampiri sang pujaan hati yang sudah berada di atas kasur dan langsung memeluknya dengan erat, seolah olah pacarnya itu akan pergi jauh.
Yesha yang sekarang ada di dekapan Joel langsung mengeratkan pelukannya lalu ia bersembunyi di ceruk leher sang pujaan hati.
Yesha ingat semua hal indah yang ia ciptakan dengan pria di pelukannya ini, ia ingat bagaimana ia tertawa lepas dengan Joel, ia ingat betapa bahagianya ia jika Joel membawanya ke pasar malam, ia ingat bagaimana Joel yang selalu ada di sampingnya bahkan saat di masa sulitnya Yesha.
Yesha akan merindukan itu semua.
Karena itu lah Yesha menangis di ceruk leher sang pacar dan makin mengeratkan pelukannya dengan Joel.
“Yesha nangis? ada apa gantengnya Joel?”
Yesha hanya menggeleng pelan lalu ia menangkat kepalanya dan menghapus airmatanya pelan. Yesha tersenyum lebar ke arah Joel dan mencium bibirnya sekilas.
Cup…
“I miss you Joel, i will miss you so much.” Ujar Yesha.
“I miss you more bayi, jadi tadi nangis gara gara kangen heum?” Tanya Joel.
Yang di tanya hanya menganggukan kepalanya dan ia memeluk sang pujaan hati lagi dan lagi, lalu ia mengeratkan pelukannya dan mengusakkan mukanya di leher Joel.
‘Thankyou for the last hug my love, maafin semua kesalahan aku ya sayang, aku sayang kamu selalu.’ Ujar Yesha di dalam hatinya.
Malam yang begitu indah sekaligus malam terakhir yang menyenangkan bagi mereka berdua. Malam yang menjadi saksi bisu bagaimana eratnya pelukan terakhir mereka. Malam yang menjadi malam terindah bagi Yesha untuk terakhir kalinya.