Jinten Putih dan Jinten Hitam

Alysa Majid
7 min readDec 26, 2019

--

Jinten putih (Cuminum cyminum)

1. Nama tanaman

Nama jintan untuk tiap daerah di Indonesia adalah :
Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura engkut, Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis).

2. Klasifikasi Tanaman

Cuminum Cyminum L. dikenal dengan nama biji Jintan putih. Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Bangsa : Apiales
Suku : Apiaceae / Umbelliferae
Marga : Cuminum
Jenis : Cuminum cyminum L.

3. Morfologi Tanaman

Tanaman jintan putih merupakan tanaman terna, tinggi 1,5–5 meter. Batang bergaris-garis dan tidak berbulu. Berbentuk pita, panjang 3–10 cm. Bunga berbentuk payung, panjang mahkota bunga 1 mm, warna putih atau merah. Panjang buah 5 mm-7, dan lebar 3 mm. Tanaman ini mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentuk daun jintan putih tidak berwujud lembaran, tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang (Heyne, 1987).

4. Habitat dan Penyebaran

Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di daerah India utara dekat kaki pegunungan Himalaya, selain itu juga terdapat banyak di Meksiko, dan Thailand. Di Indonesia meskipun dapat tumbuh, pada umumnya kurang baik (Ipteknet, 2005).

5. Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung minyak atsiri, luteolin, apigenin, minyak lemak, hans, dan zat samak. Biji jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak kurang dari 8 %. Komponen utama dalam minyak menguap adalah cuminal dan safranal (sejumlah 32% dan 24%). Komponen lain yang berisi lebih dari 1 % adalah monoterpen, sesquiterpen, aldehid aromatik dan oksida aromatik. Komponen lain yang jumlahnya kecil adalah terpen, terpenol, terpenal, terpenon, ester terpen, dan komponen aromatic (Sahelian, 2005).
Komponen yang diduga mempunyai aktivitas antikarsinogenik dari jinten putih salah satunya adalah senyawa glikosida lakton sesquiterpen (Takayangi, et al, 2003). Bentuk senyawa tersebut adalah glikosida yang mempunyai karakter dapat larut di dalam pelarut yang relatif polar salah satunya adalah etanol. Oleh karena itu proses ekstraksi dengan pelarut etanol dapat melarutkan senyawa glikosida dari biji jintan putih.

6. Penelitian

Berdasarkan hasil-hasil pengujian secara praklinis, dapat disimpulkan bahwa jinten putih memiliki sifat sebagai antibakteri, antikarsinogenik, antigenotoksik, antihiperglikemia, antimikrobia, antioksidan, antispasme, karminatif, digestif, larvasidal (Takayanagi, et al., 2003). Sebuah penelitian membuktikan bahwa biji Cuminum cyminum L. dapat menghambat pertumbuhan tumor lambung dan tumor leher rahim pada tikus akibat pemberian Benzo[a]piren (Gagandep et al., 2003). Dalam penelitian tersebut, Cuminum cyminum diberikan kepada hewan uji yang sebelumnya telah diinduksi kanker dengan B[a]P dalam bentuk biji utuh dalam makanan hewan uji. Mekanisme penghambatan pertumbuhan tumor oleh biji Cuminum cyminum L. menurut penelitian tersebut adalah melalui penginduksian enzim-enzim yang terlibat dalam proses metabolisme fase I dan fase II, diantaranya adalah cytochrom p450, Glutation-S-transferase, dan cytochrome b5, serta beberapa enzim katalase (Gagandep et al., 2003). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh (Nalini, 1998), dibuktikan bahwa jinten putih mampu melindungi kolon dari senyawa karsinogen 1,2-dimetil hidrasin (DMH). DMH menyebabkan peningkatan aktivitas beta glukoronidase, yang diikuti oleh peningkatan proses hidrolisis konjugat glukoronida. Akibatnya dapat memicu pelepasan toksin. Jinten putih mampu menurunkan aktivitas beta glukoronidase, sehingga mampu mencegah pelepasan toksin yang juga terekspresi pada beberapa jenis kanker.

Daftar pustaka

Gagandeep, Dhanalakshmi S, Mendiz E, Rao AR, Kale RK, 2003, Chemopreventive effects of Cuminum cyminum in chemically induced forestomach and uterine cervix tumors in murine model systems, Nutr Cancer;47(2):171–80

Heyne, K., 1987, Tanaman Berguna Indonesia, jilid II, cetakan pertama, 1073–1074, diterjemahkan oleh Badan Litbang Departemen Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Nalini, Sabitha, Viswanathan, Menon, 1998, Influence of Spices on the Bacterial (Enzyme) Activity in Experimental Colon Cancer, J Ethnopharmacol, 62(1): 15–24.

Sahelian, R., M.D.,2005, Cumin, diambil dari http://www.raysahelian.com/cumin.html, diakses Desember, 2019.

Takayanagi T, Ishikawa T, Kitajima J, 2003, Sesquiterpene lactone glucosides and alkyl glycosides from the fruit of cumin, Phytochemistry, 63(4):479–84.

Jintan hitam

Jintan hitam atau Habbatussauda (Nigella sativa L.) adalah rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Rempah ini berbentuk butiran biji berwarna hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jenis tanaman ini telah disebut-sebut sebagai tanaman obat dalam perkembangan awal agama Islam.

Deskripsi: Tanaman berbunga, tinggi 20–50 cm, berbatang tegak, berkayu dan berbentuk bulat menusuk. Daun runcing, bercabang, bergaris, terkadang tunggal atau dapat juga majemuk dengan posisi tersebar atau berhadapan, bentuk bulat telur berujung lancip, permukaan daun terdapat bulu halus. Bunga bentuknya beraturan, biru pucat atau putih, dengan 5–10 mahkota bunga. Buah berbentuk bumbung atau buah kurung berbentuk bulat panjang. Buah keras seperti buah buni, besar, menggembung, berisi 3–7 unit folikel, masing-masing berisi banyak biji atau benih, rasa pahit yang tajam. Biji hitam pekat (Heyne, 1987).

Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Ranunculales
Famili: Ranunculaceae
Genus: Nigella
Spesies: Nigella sativa (Anonimus, 2012)

Kandungan Kimia

Kandungan kimia jinten hitam telah banyak diteliti. Jinten hitam dilaporkan mengandung minyak atsiri, minyak lemak, limonen, simena, glukosida, saponin, karvakol, zat pahit, nigelin, nigelon, timokuinon, ditimokuinon, p-simen dan αpinen . Jinten hitam terdapat senyawa flavonoid dan fenolik yaitu triglikosida flavonoid yang merupakan golongan kuersetindan asam vanilat. Selain itu kandungan dari biji jinten hitam antara lain oleat (omega 9), linoleat (omega 6), linolenat (omega 3), fitosterol, alkaloid (nigellein dan nigellamin-n-oksida), protein, asam-asam amino , polisakarida, zat besi, karoten, dan kalsium. Sedangkan berdasarkan jurnal“The medicinal potential of black seed (Nigella sativa) and its components” biji jinten hitam mengandung asam amino, protein, karbohidrat, minyak menguap maupun tidak menguap.

Kandungan lainnya yaitu quinone dan kandungan yang terdapat dalam minyak atsiri antara lain thymol (TOH) (Aboutabl et al., 1986), thymoquinone (TQ), dithymoquinone yang dikenal sebagai nigellone. Beberapa mono-terpenes seperti p-cymene dan a-pinene, TQ2 and THQ. alkaloids seperti nigellidine, nigellimine dan nigellicine saponins dan crude fiber, mineral seperti kalsium, besi, natrium dan kalium. Dengan TLC, minyak biji jinten hitam mengandung TQ and the terpenoid components carvacrol, t-anethole and 4-terpineol.

Manfaat
Jinten hitam (Nigella sativa L.) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Bijinya dapat digunakan sebagai obat peluruh kentut, abses, rematik, sakit kepala, pencegah muntah, pencahar, pelancar ASI, infeksi saluran kemih, antibiotik, sebagai sitotoksik dan imunostimulan. Jinten hitam mengandung zat berkhasiat diantaranya adalah triglikosida flavonol yang merupakan senyawa flavonoid golongan kuersetin (danb senyawa fenolik yaitu asam vanilat, spektra senyawa diidentifikasi dengan menggunakan RP-HPLC. Senyawa flavonoid dan fenolik merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas aktivitas dari suatu tanaman. Senyawa flavonoid mempunyai beberapa aktivitas antara lain antivirus, antiplatelet, anti-alergi, anti-inflamasi, anti-tumor dan antioksidan. Senyawa flavonoid dapat menghambat pertumbuhan sel kanker melalui penghambatan daur sel, pemacuan apoptosis, penghambatan angiogenesis, antiproliferatif, atau kombinasi dari beberapa mekanisme tersebut. Hasil penelitian menunjukan efek sitotoksik Nigella sativa pada mascytoma cell line (D815), dan sel karsinoma dari hati domba (IC01) serta pada sel kanker tulang (Shoieb et al., 2002). Senyawa timokuinon dalam Nigella sativa mempunyai aktivitas sitotoksik pada sel Hela. menunjukkan ekstrak air jinten hitam mempunyai nilai IC50940,5 μg/mL terhadap sel kanker MCF-7.

Baru-baru ini diketahui bahwa khasiat biji jinten hitam dapat sebagai antitumor, antimikroba, antihipertensi, anti diabetes dan hepatotoksik. Selain itu juga sebagai stimulan, emenagoga, galaktosa dan diaforetika (Anonim, 1979). Menurut pengalaman para konsumen yang secara rutin mengkonsumsi biji jinten hitam ditemukan khasiatnya antara lain mengobati darah tinggi, darah rendah, diabetes, paru-paru, sakit dada yang kronis, kanker dan tumor, menyegarkan tubuh yang lesu, mandul, keputihan, menstabilkan hormon endrokin yang menguatkan syahwat, berbagai penyakit kulit gastrik, melancarkan pencernaan, mengatasi stress, sulit tidur (insomnia), menurunkan kolesterol, stroke, lumpuh sebelah, luka di hati, pencegahan dan kemoterapi kanker dan tumor, TBC, asam urat, batuk, menyegarkan dan menetralisir halusinasi pengaruh obat-obatan, menghancurkan lemak yang berlebihan, menghaluskan dan mengencangkan kulit, baik untuk wanita setelah melahirkan maupun mencegah infeksi sebelum dan sesudah operasi, mengencangkan otot-otot yang lentur dari dalam, pra menopause, jantung, bengkak-bengkak, mencegah perdarahan, sakit menjelang dan waktu haid, pegal-pegal, neurosis (sakit jiwa ringan), anemia, epilepsi dan bawasir. Minyak jinten hitam menurunkan kadar gula.

Ekstrak-ekstrak jinten hitam membantu merangsang tulang sumsum dan sel-sel kekebalan, dan selanjutnya produksi interferon menghasilkan sel-sel normal terhadap efek-efek virus sel yang merusak, menghancurkan sel-sel tumor dan meningkatkan jumlah antibodi yang menghasilkan sel-T. Secara umum biji jinten hitam digunakan untuk pengobatan yang berkaitan dengan pernapasan, perut, gangguan usus, ginjal dan fungsi lever, sirkulasi dan mendukung sistem kekebalan dan untuk meningkatkan kesehatan pada umumnya. Secara khusus dapat digunakan untuk eksema, sariasis (semacam penyakit kulit kronis), encok, radang dan pemijatan kulit kepala.
Menguatkan Sistem Kekebalan Habbatus Sa’uda ini dapat meningkatkan jumlah sel-selT , yang baik untuk meningkatkan sel-sel pembunuh alami. Efektivitasnya hingga 72% jika dibandingkan dengan Plasebo yang hanya berdaya efektif 7%. Jadi, dengan mengkonsumsi jintan hitam dapat meningkat kekebalan tubuh dan sebagai bioregulator. Meningkatkan Daya Ingat, Konsentrasi dan Kewaspadaan Kandungan asam linoleat(omega 6 dan omega 3), merupakan nutrisi bagi sel otak yang berguna untuk meningkatkan daya ingat dan kecerdasan.Habbatus Sa’uda juga dapat memperbaiki peredaran darah ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan serta lanjut usia. Meningkatkan Bioaktivitas Hormon Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endrokin, yang masuk dalam peredaran darah.Salah satu kandungan Habbatus Sa’uda adalah Sterol yang berfungsi ensintesa dan bioaktivitas hormon. Menetralkan Racun dalam tubuh dan mengatasi gangguan tidur serta stress. Kandungan Saponin yang terdapat pada Habbatus Sa’uda dapat menetralkan racun dan membersihkan racun dalam tubuh.Misalnya gejala ringan keracunan seperti diare, pusing, gangguan pernafasan dan penurunan daya konsentrasi.Selain itu, berfungsi seperti kortikosteroid yang dapat mempengaruhi karbohidrat, protein, lemak serta mempengaruhi fungsi jantung, ginjal, otot tubuh dan syaraf.serta dapat mempertahankan diri dari perubahan lingkungan, insomnia, dan dapat menghilangkan stres. Anti Histamin. Minyak yang dihasilkan oleh Habbatus Sa’uda dapat mengisolasi thymoquinone sebagi reaksi alergi oleh jaringan tubuh pada penderita asma broncial. Melancarkan air susu ibu (ASI) dan tambahan nutri pada ibu hamil dan balita Kombinasi bagian lemak tidak jenuh dan struktur hormonal yang terdapat dalam minyak Habbatus Sa’uda dapat melancarkanairsusu ibu(ASI). Penelitian ini mengungkap kandungan omega 3, 6, dan 9 yang terdapat dalam Habbatus Sa’uda juga merupakan nutrisi yang membantu perkembangan jaringan otak janin dan balita .Anti Tumor. Habbatus Sa’uda dapat merangsang sumsum tulang dan sel-sel kekebalan. Inferonnya menghasilkan sel-sel normal terhadap virus yang merusak sekaligus menghancurkan sel-sel tumor dan meningkat antibody.

Daftar Pustaka:

Anonimus. (2012). Situs dunia tumbuhan. Tersedia di: http://www.plantamor.com. Diakses Desember 2019.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 1. Departemen Kehutanan, Jakarta.

--

--