Siang Hari

౨ৎ
2 min readFeb 25, 2024

--

Mentari bersinar begitu teriknya.

dengan sengat panas tak terelakkan.

“Apa kamu suka cuaca yang seperti ini?”

Daun-daun yang berkilauan

beserta corak bayangannya di bawah pepohonan.

Bulir peluh yang terus mengalir dari pelipis

dengan kerongkongan yang terasa kering kerontang.

Biru cakrawala terbentang di atas kepala

Dihiasi bumbungan gumpalan putih awan-awan

Tatapan kagum dari mata yang memicing

Tanganku pun terentang, setinggi yang ia bisa.

“Aku menyukainya.”

Di antara detik jarum jam yang bergerak

serta kesibukan yang selalu berlanjut

Eksistensiku perlahan membaur

di tengah jalan kehidupan yang padat merayap

Hari ini pun, dadaku pun terasa sesak

“Aku masih kesepian.” ucapku, sendu.

Genggaman di botol air yang berembun

Sebuah senyum bahagia terukir di wajah

Aku tak peduli meski kulitku akan terbakar nantinya.

Tiupan sejuk angin menerpa wajah

sembari mengajak para ranting menari riang

Nyanyian gembira burung-burung di angkasa

dan pesawat terbang yang meninggalkan jejak asap lurus

Begitu aku menutup mata, mensyukuri nikmat sang Pencipta

Sang surya berpindah ke ujung ufuk

Hendak meninggalkan alam ini

Susunan indah lembut jingga yang menyedihkan

disusul bayangan akan dinginnya malam hari

“Ini pun salah satu kekuasaan-Nya.”

Hari ini juga,

Aku terus berdoa dan berharap.

Agar suatu saat,

seseorang menghampiriku yang sendiri ini.

Lalu, di masa depan.

Aku akan melewati siang hari

bersama dengan orang-orang yang menyayangiku.

Supaya aku tidak perlu menyirnakan kesepian

dengan menghapus keberadaanku sendiri

dari indahnya dunia.

Originally made at 06/09/23

--

--

౨ৎ
౨ৎ

Written by ౨ৎ

0 Followers

dumping all my thoughts here

No responses yet