UX Case Study : Fitur Cash Flow Pada Aplikasi Krealogi
Disclaimer : Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Krealogi sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Krealogi.
Krealogi merupakan aplikasi yang didesain untuk menjadi solusi bagi UMKM yang mengalami kendala dalam pencatatan kegiatan operasional seperti pencatanan pesanan, produksi, CRM, keuangan, serta integrasi dengan pengiriman dan marketplace. Krealogi ingin memberikan kemudahan pada user untuk mencatat kegiatan usahanya di dalam satu aplikasi.
Latar Belakang
Salah satu fitur yang penting bagi pelaku UMKM adalah cash flow. Melalui fitur ini pelaku UMKM dapat mengetahui transaksi kas masuk dan transaksi kas keluar. Saat ini fitur cash flow belum tersedia dalam aplikasi Krealogi sehingga saya dan rekan-rekan memutuskan untuk membuat desain aplikasi ini.
Tujuan
Tujuan kami memilih fitur cash flow ini yaitu:
- Memudahkan pengguna dalam melakukan pencatatan keuangan (transaksi masuk dan transaksi keluar)
- Pengguna dapat mengetahui jumlah pemasukan kas dan pengeluaran kas
Design Process
Design method yang digunakan adalah design thinking tanpa melalui proses empathize. Diasumsikan bahwa proses empathize telah dilakukan oleh pihak Krealogi.
Berikut urutan design thinking yang kami kerjakan.
- Define
Pada tahap ini kami menemukan beberapa pain point atau permasalahan yang dihadapi pengguna (kami), khususnya dalam menggunakan aplikasi Krealogi saat ini.
Berikut beberapa kendala yang kami alami ketika menggunakan aplikasi Krealogi:
- Belum adanya fitur cash flow
- Belum adanya fitur pencatatan masuk
- Menu keuangan hanya ada fitur pencatatan biaya dan formnya kurang mudah digunakan
- Update stok bahan baku masih manual padahal sudah melakukan produksi
- Tidak bisa input pesanan jika stok bahan baku habis
- Fitur biaya yang ada di aplikasi saat ini tidak terintegrasi dengan fitur lainnya
Dari permasalahan tersebut, kami melakukan proses How Might We yang nantinya akan memunculkan ide-ide kreatif pada tahap selanjutnya yaitu ideation.
2. Ideation
Proses kedua yang kami kerjakan setelah merumuskan masalah, tentunya memberikan solusi dari masalah tersebut. Semua ide kami tuangkan lalu kami kelompokkan dalam afinity diagram. Langkah selanjutnya kami menentukan prioritas ide mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu.
Prioritas ini berdasarkan user value dan effort. User value artinya seberapa penting dan bernilai fitur ini bagi pengguna maka perlu segera dikerjakan. Effort berarti seberapa sulit kita mewujudkan solusi tersebut. Prioritas yang dikerjakan terlebih dahulu adalah yang effortnya rendah namun value nya tinggi (berada di kolom kiri atas)
Langkah selanjutnya dalam proses Ideate adalah mengerjakan crazy 8's di mana kami membuat gambaran kasar dari solusi yang kami buat. Crazy 8’s ini dikerjakan dalam waktu 8 menit saja.
3. Prototype
Prototype merupakan rancangan atau sampel untuk melakukan pengujian produk kepada pengguna atau calon pengguna aplikasi. Sebelum melakukan prototype ada proses yang perlu dilakukan terlebih dahulu yaitu
Membuat user flow.
User flow ini merupakan alur yang akan dikerjakan pengguna dalam melakukan pencatatan-pencatatan yang menghasilkan sebuah laporan cash flow. Pertama-tama, tentu saja pengguna perlu mendaftar dan masuk untuk dapat menggunakan aplikasi ini. Setelah login, pengguna akan masuk ke Menu Beranda yang menampilkan dua menu utama yaitu menu catat pesanan dan menu produksi. Menu lain yang akan diletakkan di navigasi bar adalah menu keuangan yang terdiri dari transaksi masuk dan transaksi keluar, menu laporan yang berisi berbagai jenis laporan, namun fokus kami adalah laporan pemasukan, pengeluaran dan arus kas.
Membuat Wire Frame
Wire frame yang dibuat di sini merupakan wire frame sederhana yang berhubungan dengan fitur cash flow.
Membuat UI Design
Dalam pembuatan UI Design ini, terjadi perubahan dari user flow dan wire frame yang kami buat. Sebelumnya kami berpikir bahwa produksi akan berhubungan dengan transaksi keluar, namun dalam proses berpikir akhirnya diputuskan bahwa transaksi keluar akan berpengaruh kepada stok bahan baku di gudang. Wire frame yang tadinya fokus kepada transaksi dan laporan keuangan ditambahkan juga dengan menu pesanan dan stok bahan baku. Menu pesanan akan terintegrasi dengan transaksi masuk sehingga pengguna tidak perlu menginput ulang pesanan yang sudah dibayar ke dalam transaksi masuk.
Membuat Prototype
Setelah UI design selesai dikerjakan, kami membuat prototype yang akan digunakan untuk melakukan uji coba kepada pengguna.
Testing
Langkah awal dalam melakukan uji coba adalah membuat dokumen stimulus user research yang berisi research objective, respondent criteria, list of question dan research scenario. Langkah ini dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan kami ketika proses interview.
Selanjutnya kami mencari responden yang sesuai dengan respondent criteria yaitu
- Berusia 18–55 tahun
- Pekerjaan sebagai pelaku UMKM pada bidang Kriya
- Berdomisili di seluruh wilayah Indonesia
- Memiliki kemampuan Bahasa Indonesia sebagai native language
- Mempunyai Artikulasi yang baik dalam berkomunikasi
- Mampu melakukan perhitungan angka sederhana
- Memiliki smartphone Android
Berikut data responden yang berhasil kami dapatkan
Nama : Rahel
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Usaha clay, workshop membuat clay
Berdomisili di Surabaya
Hasil Testing
Kami memberikan 5 task kepada responden untuk diselesaikan dan menanyakan bagaimana usability, usefulness dan enjoyability saat melakukan task tersebut. Dari hasil testing rata-ratanya di atas 3 yang artinya test tersebut berhasil.
Masukan Dan Saran Dari Responden
Dalam proses depth interview diketahui bahwa responden terbiasa melakukan pencatatan keuangan secara manual di excel. Responden juga memberikan beberapa masukan terkait task yang kami berikan, yaitu:
- Memberikan slogan atau tagline terkait Krealogi di halaman Login sehingga pengguna baru mengetahui apa itu aplikasi Krealogi.
- Menambahkan jenis ekspedisi yang digunakan dalam form catat pesanan.
- Menambahkan filter di daftar pesanan, daftar stok, transaksi keuangan agar memudahkan pengguna mencari data.
- Memberikan masukan untuk layout beberapa desain.
- Mengintegrasikan fitur tambah bahan baku dengan transaksi keluar
- Responden senang sekali jika ada aplikasi pencatatan yang mudah digunakan dan terintegrasi satu dengan yang lain.
Kesimpulan
Proses design thinking dapat berubah seiring proses pengerjaan desain. Terkadang, ide-ide baru muncul ketika desain UI sedang dibuat. Masukan dari user tentu saja penting agar desain yang dibuat dapat berguna, mempermudah dan mempercepat pekerjaannya.
UX case study ini semoga bisa menjadi masukan bagi Krealogi untuk menambahkan fitur-fitur baru pada aplikasi Krealogi. Kami berharap fitur yang sudah ada dapat disederhanakan dan dintegrasikan dengan fitur baru yang akan dibuat.
Tim kami : Christien Marhandita, Jessica Stephany, Krishna Govinda. Bersama-sama melakukan proses design thinking.
Aplikasi Yang Digunakan : Krealogi Figma, Google Docs, Google Spreadsheet