Mano Dura” Presiden Nayib Bukele Dalam Melawan Tingginya Tingkat Kekerasan Dari Aktivitas Gerombolan Geng di El Salvador

Christoph Joshua Bartho
11 min readNov 7, 2023

--

El Salvador’s President Nayib Bukele speaks at a news conference in San Salvador, El Salvador, February 28, 2021 [File: Jose Cabezas/Reuters]

Mengacu pada data yang diambil oleh United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) pada tahun 2015, terdapat total 106 kasus pembunuhan per 100.000 orang di El Salvador. Angka ini lantas membuat El Salvador memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di dunia pada tahun 2015. Jumlah kasus tersebut memiliki perbedaan angka yang cukup besar dibanding negara kedua dalam kategorisasi yang sama (55 kasus per 100.000 orang). Tingkat kekerasan yang tinggi ini merupakan hasil dari besarnya organisasi gerombolan kriminal di El Salvador. Sebagai contoh dua kelompok kriminal terbesar di El Salvador yaitu Mara Salvatrucha dan 18th street gang. Mara Salvatrucha (atau dikenal sebagai MS-13) dibentuk oleh sebuah pemuda dari El Salvador yang bermigrasi ke Amerika Serikat (Wolfs, 2011) dan 18th street gang (atau dikenal sebagai Calle-18) dibentuk oleh pemuda imigran Amerika Serikat yang berasal dari Meksiko (Howell, 2015) dua geng ini dibentuk di Los Angeles, California. Dengan berakhirnya perang saudara di El Salvador dan dicampur dengan kebijakan Illegal Immigration Reform and Immigrant Responsibility Act oleh Amerika Serikat yang menyebabkan terjadinya deportasi anggota geng kriminal untuk kembali ke negara mereka di Amerika Tengah. Hal tersebut menyebabkan penyebaran aktivitas dan pengaruh geng kriminal seperti MS-13 dan Calle-18 kedalam negara seperti El Salvador (Fogelbach, 2011). Melihat tingkat kriminalitas yang sangat besar banyak strategi yang dilakukan pemimpin El Salvador dalam perlawanannya terhadap geng geng tersebut contohnya seperti kebijakan Mano Dura (Strong Hand) tetapi kebijakan kebijakan Mano Dura yang dilakukan administrasi sebelum Nayib Bukele belum dapat merubah situasi yang ada di El Salvador (Van Der Borgh & Savenije, 2014). Kebijakan Mano Dura yang dilakukan oleh Nayib Bukele lebih tegas dan agresif dibandingkan administrasi sebelumnya tetapi keagresifan tersebut memunculkan beberapa kritikan terutama lagi terhadap pelanggaran hak asasi manusia (Ioanes, 2023).

https://rollandfeel.smokingpaper.com/wp-content/uploads/2022/08/image4-277x300.png

Kelompok kriminal seperti Mara Salvatrucha (atau dikenal sebagai MS-13) dan 18th Street Gang (atau lebih dikenal sebagai Calle-18, Barrio-18, Mara-18, atau biasanya hanya dikenal sebagai 18) memiliki titik mula di Amerika Serikat. Dimulai dari tahun 1980-an, terdapat gelombang migrasi masyarakat El Salvador menuju Amerika Serikat terutama lagi Los Angeles. Alasan mengapa terdapat gelombang imigrasi besar masyarakat El Salvador menuju Amerika Serikat masih menjadi perdebatan tetapi beberapa pendapat merasa bahwa permasalahan ekonomi yang diperburuk oleh mulainya perang saudara di El Salvador merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya gelombang migrasi besar masyarakat El Salvador ke Amerika Serikat. (Jones, 1989). Melihat bahwa mereka memiliki kesamaan identitas sebagai pengungsi yang mencari keamanan yang bertepatan di negara asing banyak dari pemuda-pemuda El Salvador di Amerika Serikat tersebut berkumpul dan membentuk geng geng kecilnya sendiri sebagai sumber keamanan mereka di dalam Amerika Serikat. Salah satu dari kelompok pemuda El Salvador tersebut kemudian membentuk geng Mara Salvatrucha atau MS-13 untuk sebagai sumber keamanan dari penyerangan yang berasal dari kelompok geng lainnya. Pemuda El Salvador yang mengalami diskriminasi dan aniaya dari kelompok geng lain ingin mendapatkan jaminan keamanan hal tersebut merupakan alasan mengapa banyak pemuda yang mengikuti MS-13(Fogelbach, 2011) (Franco, 2007)(Wolf, 2011)(Wolf, 2012). Berbeda dengan Calle-18 yang dibentuk oleh pemuda-pemuda imigran Meksiko. Para imigran Meksiko ini menerima marginalisasi terutama lagi dari budaya anglo-american yang kurang menerima terhadap budaya asing di daerah mereka. Hal tersebut menyebabkan para imigran Meksiko ini untuk membentuk daerah yang disebut Barrios atau Colonias. Barrios dan Colonias merupakan daerah cultural enclave yang dibentuk di Amerika Serikat oleh masyarakat latinos yang telah dimarginalisasi. Selain itu, salah satu aspek pembentukan kelompok kriminal pemuda Meksiko merupakan budaya Palomilla dalam budaya Meksiko. Budaya Palomilla bisa dimengertikan sebagai cara bagi pemuda untuk bersatu agar dapat menemukan solidaritas dan persaudaraan. Palomilla merupakan coming of age sebuah pemuda dimana anak laki laki dianggap sebagai cowok perkasa yang bebas dari kesesakan rumah tangganya (Rubel, 1965). Selain itu juga banyak dari kelompok pemuda Meksiko ini menerima diskriminasi dari lingkungan mereka. Karena itu merasa terpinggirkan dan dianiaya oleh lingkungan hidup mereka, kelompok pemuda tersebut membentuk geng mereka di Barrios dan Colonias masing-masing. Seiring berjalannya waktu pengaruh dari geng-geng pertama tersebut menyebar ke Barrios dan Colonias lainnya dan melahirkan geng baru seperti Calle-18 atau 18th Street Gang (Howell, 2015) (Franco, 2007)(Fogelbach, 2011). MS-13 dan Calle-18 bisa bertumbuh menjadi geng terkuat di Los Angeles karena keterbukaannya terhadap anggota anggota yang non-latino atau setidaknya bukan dari Meksiko atau El Salvador (Wolfs, 2011)(Fogelbach, 2011). Bertambahnya tingkat kejahatan di Amerika Serikat dan melihat banyaknya aktivitas kriminal di kalangan pemuda terutama lagi dari kalangan imigran pada 1996 Amerika Serikat memperkenalkan Illegal Immigration Reform and Immigrant Responsibility Act yang melakukan deportasi terhadap para anggota anggota kelompok kriminal tersebut (Fogelbach, 2011)(Howell, 2015)(Ambrosius, 2018).

Peta masyarakat yang telah dideportasi dan angka kasus pembunuhan di El Salvador kisaran 2003–2016 Organización Internacional para las Migraciones (OIM) y Policía Nacional Civil de El Salvador

Deportasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat menyebar pengaruh kelompok geng MS-13 dan Calle-18 ke El Salvador dan negara negara Amerika Tengah lainnya. El Salvador sendiri merupakan target deportasi kedua terbesar sebelum Meksiko dari Amerika Serikat. Menurut data yang diambil oleh U.S. Immigration and Naturalization Service (1999) sekitar 3951 orang yang dideportasi balik ke El Salvador dan 2026 orang merupakan kriminal. Kalangan yang dideportasi ini merupakan kalangan yang menyebarkan kelompok kriminal ke dalam El Salvador (Ambrosius, 2018)(Howell, 2015)(Wolf, 2017). Selain itu para kalangan yang dideportasi ini juga tidak memiliki rekam jejak kriminal yang konkrit di El Salvador sehingga mayoritas dari mereka tidak dihukum dan tidak dipenjara (Kalsi, 2018). Para kriminal inilah yang menyebarkan dan membentuk cabang MS-13 dan Calle-18 di El Salvador. Pembentukan cabang geng MS-13 dan Calle-18 memiliki ciri khas yang sama dengan orangtuanya di Los Angeles. Kegiatan-kegiatan kriminal yang mereka lakukan cenderung mengikuti apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman mereka di Amerika Serikat (Wolfs, 2011) tetapi walaupun mereka terpengaruh oleh budaya geng di Amerika Serikat geng yang dibentuk di El Salvador bukan semacam ekspansi dari geng MS-13 Amerika Serikat ke El Salvador. Geng yang dibentuk di El Salvador bisa dikatakan sebuah hibridisasi antara budaya geng di Amerika Serikat dengan budaya Maras atau Geng di El Salvador sehingga geng yang dibentuk di El Salvador merupakan entitas baru (Howell,2015). Penyebaran ini memiliki pengaruh yang besar terhadap El Salvador dan keamanan masyarakatnya. Terutama lagi rivalitas yang kuat antara MS-13 dan Calle-18 merupakan alasan mengapa kasus pembunuhan di El Salvador bisa setinggi data yang diambil oleh UNODC (Wolfs, 2011). Angka pembunuhan yang tinggi merupakan akibat langsung dari perkelahian yang dilakukan antara MS-13,Calle-18, dan dengan geng geng lainnya. Kasus pembunuhan tersebut menyebabkan tingginya rasa takut masyarakat El Salvador terhadap keamanan Individu dan keamanan lingkungan hidupnya. Selain itu juga 26% dari lingkungan tetangga masyarakat El Salvador mendapatkan efek langsung dari kegiatan kegiatan geng (Pèrez, 2013)(Fogelbach, 2011). Melihat besarnya pengaruh dari kegiatan kegiatan gerombolan kriminal tersebut tentu saja pemerintah El Salvador tidak duduk diam tetapi mencoba untuk melawan para kelompok kriminal tersebut contohnya dengan implementasi kebijakan Mano Dura tetapi kebijakan Mano Dura yang dilakukan oleh administrasi sebelum Nayib Bukele tidak merubah situasi El Salvador dan tingkat kriminalitas di El Salvador tetap tinggi (Pèrez, 2013).

https://icg-prod.s3.amazonaws.com/El-Salvador-Report-19-Dec-17.jpg

Kebijakan Mano Dura merupakan kebijakan yang menekankan kekuasaan kepada militer dan polisi untuk melakukan apapun agar bisa melawan aktivitas kelompok kriminal walaupun aksi yang mereka ambil melawan hak asasi manusia masyarakat El Salvador (Pèrez, 2013). Kebijakan ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Fransisco Flores pada 23 juli 2003. Implementasi Mano Dura sangat dipublikasikan oleh media El Salvador yang memberikan citra bahwa pemerintah Flores memegang kendali permasalahan aktivitas aktivitas geng (Van Der Borgh & Savenije, 2014)(Wolf, 2017). Keamanan sipil di El Salvador direformasi dan dimiliterarisasi oleh kebijakan Mano Dura dengan melibatkan militer ke dalam keamanan sipil El Salvador (Amaya Cóbar, 2014). Mano Dura yang dilakukan oleh Fransisco Flores dianggap sebagai instrumen politik. González (2003) menyatakan bahwa Mano Dura merupakan cara bagi Alianza Republicana Nacionalista (Nationalist Republican Alliance) atau disingkat ARENA untuk menyatakan bahwa mereka menentang keras aktivitas kriminal geng. Masa Fransisco Flores tidak menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap kasus kejahatan di El Salvador. Menurut data yang diambil oleh UNODC menyatakan bahwa terdapat penaikan tingkat kejahatan yang terdapat di El Salvador sekitar 18% pada tahun 2003 dan pada tahun 2004 terdapat lagi kenaikan sekitar 15%. Data tersebut memperlihatkan bahwa Mano Dura yang diimplementasikan oleh Fransisco Flores tidak menghasilkan perubahan malah dampak yang ditimbulkan tidak sesuai dari yang diinginkan.

Nayib Armando Bukele Ortez atau biasanya hanya dikenal sebagai Nayib Bukele terpilih sebagai presiden El Salvador pada tahun 2019. Ia merupakan presiden termuda di Latin Amerika. Nayib Bukele merupakan orang pertama sejak tahun 1990-an yang berhasil menjadi presiden El Salvador yang bukan termasuk dalam partai FLMN (Farabundo Martí National Liberation Front) — partai sayap kiri El Salvador — atau ARENA . Ia merupakan pemimpin partai New Ideas yang pada tahun 2017 memenangkan 56 dari 86 kursi legislatif El Salvador (Meléndez-Sánchez, 2021). Pada awal karir politiknya, Nayib Bukele menghadapi kesulitan dalam mencari partai politik yang dapat mendukung dirinya. Akhirnya ia memilih untuk mengikuti partai FMLN karena kesesuaiannya dengan pemikiran kirinya FMLN. Banyak juga yang berpendapat bahwa Nayib Bukele merupakan populis dan hanya mengikuti FMLN untuk mendapatkan dukungan dari sebuah partai (Delcid & Guy, 2019). Ia memulai karir politiknya dengan mencalonkan diri menjadi wali kota Nuevo Cuscatlán pada tahun 2012. Walaupun partai ARENA memiliki pengaruh yang kuat di Nuevo Cuscatlán, Nayib Bukele meraih kemenangan dalam pemilihan tersebut dan berhasil menjadi wali kota Nuevo Cuscatlán (Blitzer, 2022). Selanjutnya ia juga memenangin pemilihan untuk menjadi wali kota San Salvador ibu kota El Salvador tetapi disaat Nayib Bukele menjadi wali kota San Salvador terjadi perburukan hubungan antara Nayib Bukele dengan partai FMLN yang menyebabkan pengusiranya dari partai FMLN (Delcid & Guy, 2019). Setelah pengusiran dari FMLN Nayib Bukele membentuk partainya sendiri yang dinamakan “Nuevas ideas” atau new ideas pada tahun 2017 (Blitzer, 2022) tetapi partai tersebut walaupun dibentuk sebelum pemilu presiden El Salvador pada tahun 2019 Nayib Bukele masih gagal untuk mendapatkan status sebagai partai politik dari Supreme Electoral Tribunal (Stelmach, 2022). Maka hal tersebut memaksa Nayib Bukele untuk bekerja sama dengan partai GANA (Grand Alliance for National Unity) agar dapat mengikuti pemilu presiden El Salvador tahun 2019 (Delcid & Guy, 2019). Salah satu faktor yang membantu Nayib Bukele dalam pemilu presiden El Salvador pada tahun 2019 merupakan fokusnya terhadap isu keamanan sipil. Rencana Nayib Bukele dalam melawan permasalahan gangster ini dinamakan rencana Cuscatlán. Rencana Cuscatlán memiliki 3 pilar utama yaitu: Prevention, The fight against crime, dan Reintegration (Stelmach, 2022). Dalam perangnya terhadap ancaman keamanan yang berasal dari aktivitas aktivitas geng kriminal Nayib Bukele juga melakukan implementasi Mano Dura tetapi bedanya dengan presiden sebelum Nayib Bukele, Nayib Bukele memiliki kuasa yang absolut di pemerintahan El Salvador (Meléndez-Sánchez, 2021). Perlawanan yang lebih kuat dilakukan oleh Nayib Bukele terhadap kelompok kriminal geng di El Salvador. 8 bulan setelah ia memenangkan pemilu presiden El Salvador sekitar 2% dari populasi laki laki dewasa El Salvador — sekitar 100 ribu orang — dipenjarakan(Velasco-Escobar, 2023). Mano Dura yang diimplementasikan oleh Nayib Bukele berhasil dalam menurunkan tingkat pembunuhan di El Salvador tetapi kita juga harus ketahui bahwa kasus pembunuhan di El Salvador sudah mulai mengalami tren menurun sejak tahun 2017 (Wade, 2023). Pada tahun 2019 terdapat 38 kasus pembunuhan untuk 100 ribu orang dan menurun menjadi 21 dalam tahun 2020 dan menurun lagi menjadi 18 pada tahun 2021 (UNODC, 2022).

Kebijakan Mano Dura adalah kebijakan yang menarik, dimana untuk melawan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal direspon dengan kekerasan yang lebih kuat. Namun, perlu diketahui bahwa permasalahan dari kebijakan Mano Dura, terutama lagi melihat dari sejarah kebijakan tersebut sebagai alat politik di El Salvador (González, 2003)(Blitzer, 2022). Kebijakan Mano Dura sering dipakai kandidat presiden El Salvador sebagai alat politik yang dapat mendorong mereka menjadi presiden El Salvador (Wade, 2023) hal tersebut menyebabkan terbentuknya kebijakan Mano Dura yang hanya mementingkan cara menanganin permasalahan aktivitas kriminal geng dengan menggunakan kekerasan dan mengsampingkan konsekuensi jangka panjangnya. Penting bagi kita untuk melihat situasi di El Salvador dari mata masyarakat yang terpengaruh oleh kekerasan kekerasan yang dihasilkan oleh aktivitas dan rivalitas antar geng. Kebijakan yang diimplementasi oleh El Salvador untuk melawan kelompok kriminal kurang dalam menanganin akar dari permasalahan ini yaitu permasalahan struktural yang ada di dalam masyarakat El Salvador. Mano Dura merupakan sebuah solusi jangka pendek dan, bahkan Mano Dura sendiri merupakan alasan mengapa aktivitas aktivitas geng bisa menjadi lebih buruk (Wade, 2023)(Velasco-Escobar, 2023). Mano Dura tidak menyelesaikan akar permasalahan yang menyebabkan individu individu mengikuti geng seperti MS-13 dan Calle-18. Kedua geng tersebut dapat menjadi kelompok yang terkuat di El Salvador disebabkan oleh permasalahan struktural dalam masyarakat El Salvador (Howell, 2015). Oleh karena itu Mano Dura sendiri tidak bisa menyelesaikan permasalahan kelompok kriminal geng di El Salvador tetapi reformasi reformasi terhadap permasalahan struktural El Salvador bisa menjadi kunci untuk mengatasi dan melawan aktivitas kelompok geng kriminal di El Salvador.

REFERENSI

Fogelbach, J. (2011). Gangs, Violence, and Victims in El Salvador, Guatemala, and Honduras. San Diego International Law Journal, 12(2), 417. https://digital.sandiego.edu/ilj/vol12/iss2/6

Kalsi, P. (2018). The impact of U.S. deportation of criminals on gang development and education in El Salvador. Journal of Development Economics, 135, 433–448. https://doi.org/10.1016/j.jdeveco.2018.08.010

United Nations Office on Drugs and Crime. (2022). dp-intentional-homicide-victims | dataUNODC. Dataunodc.un.org. https://dataunodc.un.org/dp-intentional-homicide-victims

Wolf, S. (2011). 2. Street Gangs of El Salvador. Maras, 43–70. https://doi.org/10.7560/728608-004

Franco, C.(2007). The MS-13 and 18th Street Gangs: Emerging Transnational Gang Threats? (CRS Report No. RL34233). http://www.files.ethz.ch/isn/118413/2007-11-02_Gangs_Threat.pdf

Howell, J. C. (2015). The history of street gangs in the United States: their origins and transformations. Lexington Books.

Jones, R. C. (1989). Causes of Salvadoran Migration to the United States. Geographical Review, 79(2), 183. https://doi.org/10.2307/215525

Ambrosius, C. (2018). Deportations and the Roots of Gang Violence in Central America. Criminal Justice, Borders and Citizenship Research Paper №3225314. https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3225314

Van Der Borgh, C., & Savenije, W. (2014). De-securitising and Re-securitising Gang Policies: The Funes Government and Gangs in El Salvador. Journal of Latin American Studies, 47(01), 149–176. https://doi.org/10.1017/s0022216x14000741

Pèrez, O. J. (2013). Gang Violence and Insecurity in Contemporary Central America. Bulletin of Latin American Research, 32(s1), 217–234. https://doi.org/10.1111/blar.12114

Wolf, S. (2012). Mara Salvatrucha: The Most Dangerous Street Gang in the Americas? Latin American Politics and Society, 54(1), 65–99. https://doi.org/10.1111/j.1548-2456.2012.00143.x

U.S. Immigration and Naturalization Service. (1999). Statistical Yearbook of the Immigration and Naturalization Service (1997–99). U.S. Government Printing Office

Ioanes, E. (2023, March 5). El Salvador’s massive new prison and the strongman behind it, explained. Vox. https://www.vox.com/world-politics/2023/3/5/23621004/el-salvador-prison-bukele-ms13-barrio-18

Wolf, S. (2017). Mano Dura : the politics of gang control in El Salvador. University Of Texas Press.

González, L. A. (2003). El plan “mano dura.” ECA: Estudios Centroamericanos, 58(657–658), 783–787. https://doi.org/10.51378/eca.v58i657-658.5470

Hume, M. (2007). Mano Dura: El Salvador Responds to Gangs. Development in Practice, 17(6), 739–751. https://www.jstor.org/stable/25548280

Rubel, A. J. (1965). The Mexican-American Palomilla. Anthropological Linguistics, 7(4), 92–97. http://www.jstor.org/stable/30022543

Amaya Cóbar, E. (2014). Militarización de la seguridad pública en El Salvador, 1992–2012. URVIO — Revista Latinoamericana de Estudios de Seguridad, 12, 71–82. https://doi.org/10.17141/urvio.12.2012.1168

Meléndez-Sánchez, M. (2021). Latin America Erupts: Millennial Authoritarianism in El Salvador. Journal of Democracy, 32(3), 19–32. https://doi.org/10.1353/jod.2021.0031

Delcid , M., & Guy, J. (2019, February 10). The strange political path of Nayib Bukele, El Salvador’s new President. CNN. https://edition.cnn.com/2019/02/09/americas/el-salvador-president-bukele-profile-intl/index.html

Blitzer, J. (2022, September 5). The Rise of Nayib Bukele, El Salvador’s Authoritarian President. The New Yorker. https://www.newyorker.com/magazine/2022/09/12/the-rise-of-nayib-bukele-el-salvadors-authoritarian-president

Stelmach, M. (2022). Public Security Policy in El Salvador During the Presidency of Nayib Bukele (2017–2019). Anuario Latinoamericano — Ciencias Políticas Y Relaciones Internacionales, 12, 65–85. https://doi.org/10.17951/al.2021.12.65-85

Velasco-Escobar, M. (2023, May 13). Nayib Bukele’s Mano Dura Policies. Master in Migration Studies. https://www.usfmasterinmigrationstudies.org/blog/nayib-bukeles-mano-dura-policies

Wade, C. J. (2023). Performing Punitivism Mano Dura in El Salvador. Mano Dura Policies in Latin America, 43–54. https://doi.org/10.4324/9781003398417

--

--