Al
1 min readJul 6, 2023

142. STORY OF BUBUR KACANG HIJAU

“Enak ngga?” Asa menganggukkan kepalanya tatkala bubur kacang hijau itu menyentuh kerongkongannya. Dingin, manis, dan terdapat rasa gurih dari santannya. Tak pernah gagal bubur perempatan ini.

“Kak Jehan ngga beli tadi?” Jehan menggeleng, sedikit menyesal agaknya dirinya membeli 6 buah.

“Tadi kayanya ngga kepengen, tapi pas liat lu makan kok kaya seger banget.” Asa tertawa memang benar hal itu kerap terjadi, melihat orang lain makan jauh lebih nikmat.

“Yaudah, sini makan berdua. Kan porsinya banyak.” Jehan lebih mendekatkan tubuhnya pada Asa, wangi tubuh Jehan menguar pada dirinya baru saja pulang membuat Asa sedikit menahan nafasnya.

Bagaimana menjadi Jehan yang bahkan setelah seharian di kampus namun masih terlihat segar dan wangi itu. Setidaknya Asa merasa sedikit iri, kurang apalagi Jehan dimatanya.

Dengan sendok yang sama, Jehan menyuapkan bubur kacang hijau itu ke dalam mulutnya. Ditunggu oleh si manis yang sekiranya akan mendengarkan review dari Jehan. Jehan tersenyum tatkala bubur itu telah dikunyahnya sembari menatap Asa yang terlihat penasaran dengan wajah lucunya.

'’Gimana?”

“Enak, banget.” Dan senyuman manis Asa ikut menguar kala itu, saling menatap dengan netra lembut yang menjadi satu.

“Tinggal pacaran doang apa susahnya sih.” Jafrand yang baru selesai memakan buburnya di teras pun menggelengkan kepalanya ketika di dapatinya dua insan tengah di mabuk asmara.