22. GOOD NIGHT
Ingatkan Jehan untuk berterima kasih kepada Eran karena telah memberikan dirinya kesempatan untuk membawa Asa ke kamarnya. Bukan karena dirinya ingin berbuat macam-macam dengan adik tingkat atau tetangga kamarnya ini, namun setidaknya Jehan dapat mengamati wajah damai Asa.
Bahkan jika tidak dilihat ketika tertidur pun wajah Asa memberikan kesan damai, tetapi jika melihatnya tidur secara langsung ini entah kenapa menjadi salah satu penghilang rasa penat Jehan di kala itu.
Sebenernya sudah beberapa kali Jehan memasuki kamar ini, jadi tak merasa canggung untuk sekedar ke kamar Asa. Tetapi dirinya juga masih dibuat kagum dengan ruangan yang disulap menjadi kamar yang aesthetic dan rapi khas Asa sekali.
Tidurnya lelap, dilihatnya sekali lagi dalam jarak pandang dekat bahwa Asa memiliki pipi chubby yang terlihat halus, hidung mancung, dan bibir pink mungil yang begitu kontras dengan kulitnya yang putih.
Darimana saja Jehan menyadari presensi Asa selama ini, yang Jehan tau adalah Asa yang kerap menawarkannya danus piscok semenjak menjadi BEM. Atau ketidaksengajaan Jehan membawa Asa dalam lingkup menyeramkannya dunia danusan.
Entah apa yang dipikirkan Jehan kala itu untuk mengajak Asa ikut serta dalam BEM. Yang ia lihat, Asa begitu cekatan dan sangat baik. Hanya itu yang ada di pikirannya saat itu. Dan tanpa ia sangka, Asa menerimanya dengan tangan terbuka lebar.
Sedikit merasa bersalah namun bersyukur di waktu yang bersamaan. Semenjak Asa mengikuti BEM dirinya menjadi akrab dengan adik tingkatnya ini. Mengenal tingkah Asa yang begitu lembut dan manis. Mungkin semenjak saat ini, Jehan akan memutuskan untuk menyetujui kata Jafrand bahwa Asa adalah orang terlucu di kost nya atau bahkan di kampusnya?
“Good night, Asa. Sleep Well.”