Suasana kantin saat ini sepi, Kalandra menatap insan yang sedang memakan makanan dengan ekspresi cemberut.
Tertawa pelan, Kalandra berkata “kalo makan tuh yang bener, pake senyum. Rezeki itu”
Asha berdecak pelan “balikin lato lato gue ih” Kalandra enggan, dengan senyum tertahan ia berkata “makan dulu pake senyum, nanti gue balikin”
“Iya oke iya anjing oke banget iya gue makan ya iya liat nih gue senyum nih” nada terpaksa Kalandra dapatkan disana, senyum yang sedari tadi ia tahan akhirnya keluar.
Matanya menyipit membentuk bulan sabit, Kalandra angkat tangannya lalu ia istirahat kan di atas kepala gadis itu. Mengusak untaian rambut panjang yang menjuntai itu, Kalandra mendapatkan ide.
“Gue kepangin rambut lo ya”
Asha tertawa pelan, masih memakan bakso yang ada di mangkoknya itu “emang bisa? kuncir nya ada?”
“Bentar beli dulu”
Kalandra kembali ke kantin dengan dua plastik yang berisi kunciran warna warni. Asha masih memakan bakso nya, bukan lelet, Kalandra saja yang terlalu cepat kembali.
“sha, ngadep sana aja makannya” Asha menurutinya, ia singkirkan mangkok bakso itu lalu mengganti posisi duduknya.
Kalandra mulai menyisir rambut gadis yang membelakangi nya dengan tangan, tidak perlu sisir untuk melakukan itu.
Ia ambil pinggiran rambut yang berada di sebelah telinga Asha, ia bagi rambut itu menjadi tiga bagian dan mulai menyilangkan semua bagian itu. Satu kepangan selesai, kembali mengambil beberapa bagian rambut di sebelah kanan, kembali selesai.
Asha tertawa, bakso tadi sudah lama habis, gadis itu menunggu hasil yang Kalandra lakukan kepada rambut nya. Kalandra menyilangkan dua bagian rambut yang sudah ia kepang, mengikatnya di tengah-tengah belakang rambut itu.
Asha kembali menghadap Kalandra dirasa sudah selesai, mengambil handphone nya lalu memeriksa hasil kepangan itu.
“Cantikkk, kok bisa kepangin siiih?” tanya nya. Kalandra menjawab dengan santai “bunda sering ngajarin buat ngepangin adek gue, jadi kalo adek gue rewel ajak main kepang kepangan aja”
