Miliarder Perkiraan Harga Bitcoin Akan Sentuh Rp 3,8 Miliar pada 2023

Coinuang
6 min readDec 7, 2022
Foto: coinuang.com

Miliarder sekalian penanam modal ventura, Team Draper berpikiran bitcoin akan capai USD 250.000 (Rp 3,8 miliar) per coin pada tengah 2023. Komentarnya ada di tengah-tengah guncangan industri tahun ini oleh ketidakberhasilan industri dan pengurangan harga.

Ramalan Miliader Harga Bitcoin

Draper awalnya memprediksi bitcoin akan capai USD 250.000 di akhir 2022, tapi di awal November, pada pertemuan tehnologi Situs Summit di Lisbon, ia menjelaskan akan memerlukan waktu sampai Juni 2023 untuk merealisasikannya.

Ia memperjelas kembali status ini pada Sabtu (3/12/2022) saat ditanyakan bagaimana hatinya mengenai keputusan harga sesudah jatuhnya FTX.

“Saya sudah perpanjang perkiraan saya sepanjang 6 bulan. USD 250.000 masih jadi nomor saya,” kata Draper ke CNBC, diambil Rabu (7/12/2022).

Bitcoin perlu kumpulkan nyaris 1.400 % dari harga sekarang ini disekitaran USD 17.000 supaya perkiraan Draper jadi realita. Cryptocurrency sudah jeblok lebih dari 60 % semenjak awalnya 2022.

Mata uang digital lemas karena peraturan moneter yang lebih ketat dari Fed dan reaksi berantai dari kemunduran di perusahaan industri besar terhitung Terra, Celsius dan FTX sudah memberi penekanan kuat di harga.

Kematian FTX jadi memperburuk kritis likuiditas yang telah kronis di industri. Transisi kripto Gemini dan pemberi utang Genesis ialah beberapa perusahaan yang disebutkan terserang imbas dari kemunduran FTX.

Minggu kemarin, investor veteran Mark Mobius menjelaskan ke CNBC bitcoin dapat jatuh ke USD 10.000 tahun depannya, lebih dari 40 % terjun dari harga sekarang ini. Salah satunya pendiri Mobius Capital Partners secara tepat menyebutkan pengurangan jadi USD 20.000 tahun ini.

Meskipun begitu, Draper percaya bitcoin, mata uang kripto paling besar di dunia, akan naik pada tahun baru.

Senator AS Tekankan Bitcoin Ialah Komoditas Bukan Mata Uang

Awalnya, Senator AS John Boozman mengutarakan, walau disebutkan mata uang kripto, Bitcoin masih tetap dipandang sebuah komoditas bukan mata uang. Ia mengutamakan, transisi di mana komoditas diperjualbelikan, terhitung bitcoin, harus ditata oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).

“Bitcoin, walau mata uang kripto, itu masih tetap ialah komoditas. Ini ialah komoditas di mata pengadilan federasi dan opini ketua Securities and Exchange Commission (SEC). Tidak ada konflik mengenai ini,” kata Boozman dalam sebuah sidang, diambil dari Bitcoin.com, Selasa (6/12/2022).

Menyebutkan kehancuran FTX mengagetkan, si senator berbicara laporan khalayak memperlihatkan minimnya management resiko, perselisihan kebutuhan, dan penyimpangan dana konsumen setia.

Senator Boozman meneruskan untuk bicara mengenai peraturan kripto dan mendayagunakan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai pengontrol khusus pasar spot kripto.

“CFTC secara stabil memperlihatkan kesediaannya membuat perlindungan customer lewat perlakuan penegakan hukum pada artis jahat,” lanjut Senator Boozman.

Boozman percaya CFTC ialah agen yang pas untuk peranan peraturan yang diperlebar di pasar spot komoditas digital.

Pada Agustus 2022, Boozman dan beberapa senator mengenalkan Undang-Undang Pelindungan Customer Komoditas Digital (DCCPA) untuk mendayagunakan CFTC dengan yurisdiksi terbatas atas pasar spot komoditas digital.

Dua RUU yang lain sudah dikenalkan di Konferensi tahun ini untuk jadikan regulator derivatif sebagai pengawas khusus untuk bidang kripto.

Sementara bitcoin ialah komoditas, Ketua SEC Gary Gensler berkali-kali menjelaskan mayoritas token kripto yang lain ialah sekuritas.

Bank Ini Perkiraan Harga Bitcoin Bisa Jatuh sampai Rp 77,5 Juta pada 2023

Awalnya, Bank Standar Chartered perkiraan harga Bitcoin dapat jatuh sampai USD 5.000 atau sekitaran Rp 77,lima juta tahun depannya dalam surprise pasar.

Bila tingkat itu terwujud, itu akan mengidentifikasi pengurangan sekitaran 70 % dari harga Bitcoin sekarang ini yang ada di range USD 17.000 (Rp 263,tujuh juta) untuk satu bitcoin.

Dalam sebuah catatan dengan judul “Surprise pasar keuangan tahun 2023”, Standar Chartered merinci beberapa peluang scenario yang mereka kira ada di bawah harga pasar.

Kepala riset global di Standar Chartered Bank, Eric Robertsen mengatakn dalam laporan keruntuhan harga ini bersamaan dengan saham tehnologi, dan sementara pemasaran Bitcoin melamban.

“Makin bertambah perusahaan kripto dan transisi mendapati diri mereka dengan likuiditas yang tidak memenuhi, yang mengakibatkan kemunduran selanjutnya dan jatuhnya keyakinan investor pada asset digital,” kata Robertsen, diambil dari CNBC, Selasa (6/12/2022).

Robertsen menambah, scenario yang cukup berlebihan mempunyai peluang tidak 0 untuk terjadi pada tahun kedepan dan secara material ada di luar kesepakatan pasar.

Bitcoin sudah jatuh lebih dari 60 % tahun ini sesudah rangkaian project dan perusahaan populer roboh. Korban terkini dan paling besar ialah transisi cryptocurrency FTX yang sudah ajukan kemunduran. Penyebaran dari keruntuhan FTX terus menebar lewat pasar.

Pengurangan harga bitcoin akan bersamaan dengan reli emas, kata Robertsen, dengan argumen logam kuning mempunyai potensi naik 30 % jadi USD 2.250 per ons.

Robertsen menjelaskan emas bisa menguatkan dianya kembali sebagai lokasi yang aman, dengan investor bersama-sama ke komoditas untuk kestabilan ketika volatilitas pasar.

“Kebangunan emas pada 2023 terjadi saat ekuitas meneruskan pasar bearish mereka dan korelasi di antara ekuitas dan harga obligasi berubah kembali lagi ke negatif,” ujarnya.

Investor Ini Sebutkan Bitcoin Bisa Jatuh ke Harga Rp 157,3 Juta

Awalnya, pendiri Mobius Capital Partners, sekalian investor veteran, Mark Mobius, membagi perkiraan harga bitcoin terbaru dalam sebuah interviu dengan Bloomberg pada Senin, 28 November 2022.

Investor veteran itu menjelaskan sasaran selanjutnya untuk bitcoin ialah USD 10.000 atau sekitaran Rp 157,tiga juta. Ia menulis cryptocurrency terlampau beresiko untuknya untuk menginvestasikan uangnya sendiri atau uang client-nya. Mark memberi komentar industri yang sudah dihajar oleh robohnya transisi kripto FTX.

“Kripto tetap ada karena ada banyak investor yang memercayainya. Benar-benar mengagumkan bagaimana harga bitcoin bertahan,” tutur Mark diambil dari Bitcoin.com, Rabu (30/11/2022).

Ini bukanlah pertamanya kali Mark Mobius mengatakan USD 10.000 sebagai sasaran harga bitcoin. Pada Mei, ia merekomendasikan investor tidak untuk beli saat pengurangan dan mengingatkan pasar masih mempunyai peluang untuk jatuh.

Pada November tahun kemarin, ia menjelaskan orang jangan menyaksikan cryptocurrency sebagai fasilitas untuk melakukan investasi tapi sebagai fasilitas untuk bertaruh dan bergembira.

Mark tidak sendirian dalam menginginkan harga bitcoin menurun jadi USD 10.000. CEO Doubleline Capital Jeffrey Gundlach, alias raja obligasi, menjelaskan pada Juni tidak kaget benar-benar bila Bitcoin capai USD 10.000.

Disamping itu, ekonom Peter Schiff menjelaskan bulan ini bitcoin masih mempunyai jalan panjang untuk jatuh. Ia memandang BTC bisa jatuh sampai USD 10.000. Adapun, survey Bloomberg MLIV Pulse memperlihatkan sebagian besar dari nyaris 1.000 investor yang memberi respon meramalkan harga bitcoin menurun jadi USD 10.000.

Dalam pada itu, beberapa orang masih percaya diri pada harga BTC. Kapitalis ventura Team Draper, misalkan, menjelaskan awalnya bulan inilah memprediksi harga bitcoin akan capai USD 250 ribu (Rp 3,9 miliar) pada tengah 2023.

Team Draper Perkiraan Harga Bitcoin Menembus US$250.000 pada 2023, CZ Tidak Menyepelekan Penglihatan Ini

Team Draper adalah simpatisan Bitcoin. Ia bersikukuh jika harga Bitcoin (BTC) akan membumbung jadi US$250.000 atau naik lebih dari 10 kali lipat di tahun 2023 atau di dalam 18 bulan di depan.

Pria 64 tahun ini dikenali melalui jejeran investasi tehnologinya terhitung di Baidu, Hotmail, Skype, Tesla, SpaceX, Twitter, Coinbase, Robinhood, sampai Twitch. Pengakuan yang keluar si venture capitalist berkaitan perkiraan percaya diri harga Bitcoin ini ada sepanjang interviu dengan Forbes pada Januari 2022. Pada waktu itu, harga Bitcoin ada di sekitaran tingkat US$41.000.

“Ini [2022] ialah tahun hal tersebut bisa terjadi. Di akhir tahun ini atau awalnya tahun depannya [2023],” terang Team Draper. Tetapi, pada harga Bitcoin yang sekarang ini masih berusaha di tingkat US$21.000, perkiraan percaya diri dari Team Draper masihlah jauh dari kata pas target.

Forbes menulis jika Team Draper masuk ke salah satunya 4 figur kripto yang tak lagi jadi miliarder akibatnya karena crypto jatuh belakangan ini. Walau demikian, ia tidak mundur. Saat dikontak Forbes belakangan ini, ia bahkan juga mengulang sasarannya optimisnya, “Saya lebih percaya dari awal sebelumnya jika itu [harga Bitcoin di tingkat US$250.000] terjadi di akhir 2022 atau awalnya 2023.”

CEO Binance Tidak Menyepelekan Perkiraan Bitcoin dari Team Draper

Di tengah-tengah pasar kripto yang diliputi ketidakjelasan, Changpeng ‘CZ’ Zhao ikut menyikapi perkiraan percaya diri Team Draper berkaitan harga Bitcoin. Si founder dan CEO Binance itu tidak menyepelekan penglihatan itu.

“Team Draper yang legendaris beli banyak Bitcoin pada harga sekitaran US$650, dan mereka masih menjelaskan ‘easy come, easy go’ padanya saat harga Bitcoin saat ini sekitaran US$21.000. Sebetulnya, Bitcoin punya Team Draper sempat menurun jadi US$200 di suatu titik. Beberapa orang menertawakannya waktu itu. [Kini] siapakah yang ketawa saat ini,” catat CZ di Twitter di hari Minggu (26/6).

Memang betul, Team Draper pada 2014 memenangi lelang 29.656 BTC dan 2.000 BTC yang diadakan US Marshals Servis (USMS). BTC ini sebagai sitaan dari instansi penegak hukum federasi Amerika Serikat (AS) berkaitan penangkapan Ross Ulbricht pada 2013.

Ross Ulbricht diamankan karena menjalankan website Silk Road dari 2011 sampai penangkapannya pada 2013. Adapun website ini memakai dark situs untuk anonimitas dan Bitcoin sebagai mata uang dengan arah memberikan fasilitas pemasaran narkoba dan pemasaran ilegal yang lain. Pada November 2020, Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengatakan ada 69.370 BTC berkaitan kasus ini.

--

--