Pukul Setengah Lima — Review Novel Rintik Sedu

Creamillo
2 min readSep 17, 2023

--

Holaaa! It’s been a while since the last review of the novel — I’ve had many thoughts for the review but didn’t have the particular thing from my reading list until I got this book!

Pukul Setengah Lima sudah seperti buku yang lebih baik dibanting berkali-kali. Sumpah, Alina you are really the mess girl for me. Like she’s really bitch, baka yaro, gila, SINTING!!

Jujur, pikiran Alina itu sangat amat soo mee but I actually not the crazy one for doing this in twice situation like Alina. Gadis ini beneran gila, tapi di satu sisi kita merasa simpati, abis itu kita jengkel lagi.

Namun, cerita Alina dan bagaimana dia yang tidak menyukai dirinya seperti menamparku, bahwa aku bahkan tidak pernah menyukai atau mengenal diriku sendiri. Gadis ini terlihat seperti buku langka yang terus disegel dan tampaknya, meskipun sudah merasakan berhasil membuka segelnya, buku Alina terus melapisi lagi segel ulang sampai akhirnya kita lelah buat membukanya.

Cerita ini seperti trauma, yang menunjukkan kepada kita rasa sakit Alina tidak akan benar-benar sembuh hingga dia menyadarinya sendiri. Dia tahu bahwa yang salah ada pada dirinya, tapi dia tidak memikirkan itu. Benar-benar konyol, deh.

Pertemuan Alina dan Danu juga pasti adalah suatu alasan, mempertemukan keduanya tetap menjadi asing, memainkan peran dalam sebuah bus kota, sampai akhirnya Danu panik karena Alina menunjukkan ketertarikannya. Makanya setelah itu dia hilang dan menurutku, kehilangan Danu menyadarkan Alina bahwa dia tidak menyukai Danu.

Sejatinya dia menyukai Alina sebagai Marni, dia menyukai kepribadian palsunya itu dan ya, pikiran sinting ini benar-benar membuatku pusing hahaha. But ya, Tsana menurutku sangat berhasil menciptakan cerita tanpa ending yang pasti, hanya sebuah jawaban dari pertanyaan Alina mengenai perasaan kehilangan Danu, yang nyatanya tentang dia yang tidak bisa mengenali perasaannya untuk dia sebagai Marni.

Cerita yang terus memberi kita pertanyaan, meskipun Alina mendapatkan jawabannya untuk menjadi sebuah tokoh fiksi baru di tengah kesibukan KRL pukul setengah enam.

Sangat otentik dan aku cukup menyukai ceritanya. Sakit hati sih nggak, cuman jengkel aja, kayak, ya Allah tolong biarkan aku menampol gadis ini! Hahahaha.

Aku memberikan 9/10!!

Kalian bisa membaca Pukul Setengah Lima dengan membelinya di Gramedia, ya!!

See you di review selanjutnya~

--

--