DOA YANG TERHALANG (1 PETRUS 3:7)
Seorang pria baru-baru ini bertanya kepada saya tentang sebuah ayat yang agak membingungkannya, “Isteri saya katakan doa-doa saya terhalang karena saya tidak menghormati dia.” Pria ini merujuk kepada ayat berikut: “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (1 Petrus 3:7, PBTB2).
Apa artinya “doa yang terhalang”? Ini jawaban yang salah: “Allah tidak mendengarkan doa orang jahat.” Allah mendengar doa tulus yang dinaikkan orang jahat, penipu, penjahat dan orang berdosa mana pun (lihat Lukas 18:14). Jika Anda memandang dirimu sebagai suami atau isteri yang tidak baik, jangan kuatir, yakinlah bahwa Bapa Surgawi mendengar doamu. Bagaimana saya tahu? Karena tidak seorang pun berada di luar jangkauan kasih dan anugerah-Nya.
Saat mendapat pertanyaan ini, saya tercenung sejenak. Saya tidak pernah memikirkannya sebelumnya. Tetapi karena saya adalah seorang suami, mungkin saya harus memikirkannya juga. Apa yang saya lakukan yang dapat menghalangi doaku?
Tuhan lalu membawa saya ke sebuah gambar yang menolongku memahami ayat ini. Pewahyuan-Nya mengajarkan bagaimana seorang suami (atau isteri atau siapa pun) dapat menghalangi doa mereka sendiri. Pewahyuan ini belum pernah saya baca di tempat lain.
Kaum yang lebih lemah
Dalam era persamaan hak dan emansipasi sekarang ini, jarang ditemukan pria yang merasa isterinya adalah kaum yang lebih lemah. Tetapi bagi pikiran agamawi abad pertama, perempuan dianggap lebih lemah (inferior) dalam banyak hal, dan ini tercermin dalam rendahnya tingkat partisipasi perempuan di Bait Suci atau rumah ibadah.
Lalu Yesus datang dan bersahabat dengan banyak jenis perempuan — bukan hanya yang alim dan baik yang cocok dijadikan menantu ibu Anda — tetapi juga yang tidak akan diajak berbicara oleh laki-laki yang takut akan Tuhan. Yesus mengajar mereka sama seperti mengajar murid-murid (Lukas 10:39). Dia mengajak mereka dalam pelayanan (Lukas 8:1–3). Dia ngobrol dengan perempuan bereputasi buruk di sebuah sumur (Yohanes 4:7). Cara Yesus memperlakukan perempuan secara setara yang bertentangan dengan cara masa itu telah berpengaruh besar pada gereja mula-mula.
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Galatia 3:28)
Saat ini kita tidak terganggu dengan keberadaan perempuan dan anak-anak dalam ibadah. Tetapi di abad pertama hal itu tidak ditolerir. Dan ini membuka pemahaman tentang doa yang terhalang.
Bagaimana kita menghalangi doa kita?
Paulus katakan suami dan isteri sama-sama adalah ahli waris bersama Kristus (co-heirs with Christ). Paulus juga katakan, “Hormatilah mereka sebagai teman pewaris anugerah.”
Apakah Anda memandang pasanganmu sebagai teman pewaris anugerah? Ataukah memandang mereka lebih rendah? Bagaimana dengan anak dan tetangga Anda? Bagaimana dengan orang dari ras lain atau budaya lain? Anda menganggap mereka setara atau lebih rendah? Jika Anda memandang orang lain, siapa pun itu, setara denganmu dalam anugerah, berarti Anda hidup dalam anugerah. Tetapi jika Anda merasa “superior” dalam hal apa pun juga, berarti Anda tidak hidup dalam anugerah dan doamu akan terhalang.
Pada gambar di atas, di sebelah kiri adalah doa Saulus orang Farisi. Ini adalah doa yang sombong. Berdoa dengan cara ini maka doa Anda terhalang. (Sumber: Encyclopedia Talmudit, Vol.4, Jerusalem 1956, halaman 371).
Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain [kenakanlah jubah kerendahan hati satu sama lain], sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (1 Petrus 5:5)
Doa siapa yang terhalang? Doa orang sombong! Yang menyombong “Aku bersyukur tidak seperti orang-orang itu, Tuhan” (Lukas 18:11). Doa orang yang merasa dirinya lebih baik dari yang lain. Orang yang demikian sulit menerima anugerah karena tidak merasa membutuhkannya. Kesombongan mereka menghalangi doa mereka.
Agama “membunuh” anugerah dan menghalangi doa. Agama mengajarkan dengan melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat, Anda mendapat “akses khusus” kepada Allah. Bohong! Anda hanya akan memandangi dan mengagumi diri sendiri, “Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku” (Lukas 18:12). Anda pikir Allah terkesan pada kesalehanmu jika Anda tidak terkesan pada kebaikan-Nya? Kita diberkati bukan sesuai perbuatan, tetapi menurut kekayaan anugerah-Nya. Itu sebabnya superstar agamawi berada jauh dari kasih karunia/anugerah Allah dibandingkan pemungut cukai dan para pelacur (lihat Matius 21:31).
Bagaimana supaya doa kita tidak terhalang?
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. (1 Petrus 3:8)
Mudah untuk rendah hati kepada Allah. Tetapi Petrus mengajak kita rendah hati satu sama lain: isteri kepada suami, suami kepada isteri.
Mengutip CS Lewis:
Kerendahan hati bukan menganggap diri lebih rendah. Kerendahan hati adalah memikirkan diri sendiri lebih jarang.
Kerendahan hati adalah bersikap penuh kasih dan belas kasihan satu sama lain. Ini kunci menerima anugerah Allah, karena anugerah-Nya mengalir kepada kita melalui orang lain.
Ingin lebih banyak anugerah dalam pernikahan Anda? Maka bersyukurlah kepada Allah karena Ia memberkati Anda dengan seorang “teman pewaris.”
Ingin lebih banyak anugerah dalam keluarga Anda? Maka bersyukurlah atas anak-anak Anda yang adalah ahli waris dalam Kristus.
Ingin lebih banyak anugerah dalam gereja Anda? Maka kenakanlah kerendahan hati satu sama lain dan bersyukurlah kepada-Nya karena Ia membuat Anda dikelilingi oleh tembok kesaksian anugerah.
Untuk siapa Anda bersyukur hari ini?
Husbands’ Hindered Prayers (1 Peter 3:7) How to honor the weaker vessel — Posted on January 7, 2015 by Paul Ellis. http://escapetoreality.org/2015/01/07/hindered-prayers/
Diterjemahkan oleh: DailyGracia