Narasi; 08

dela
2 min readOct 7, 2022

Chatting sama siapa?”

Konsol gamenya diletakan, Jerico menengadah menatap Jaiden yang tengah tertawa cekikikan diatasnya. Gamenya dibiarkan menyala tanpa dimainkan, posisi diubah, Jerico baringkan tubuhnya tepat disisi Jaiden, memeluk pinggang kecil itu dengan mata yang mencuri pandang pada layar ponsel milik Jaiden yang mulai meredup.

“Sama siapa?” pertanyaannya diulang namun Jaiden seperti enggan untuk menjawab. “Siapa??” lagi, wajahnya menelusup masuk diantara perpotongan leher Jaiden yang terbuka. “Ai, chatting sama siapa?”

“Geli.” bukannya menjawab Jaiden memilih mendorong pelan pundak Jerico agar sedikit menjauh, rambut hitam lelaki yang memeluknya ini menggelitik wajah miliknya.

Chatting sama siapa dulu?” kembali, Jerico mengulang pertanyaan yang sama. Jarinya dimainkan diatas perut Jaiden yang tertutupi oleh kaus putih. “Temen RP lo itu ya?”

“Menurut lo sama siapa lagi gue chatan selain sama temen RP?” Jaiden balik bertanya, data pada ponselnya dimatikan, ia letakan ponselnya diatas meja, beralih meraih tangan Jerico yang bermain diatas perutnya untuk ia genggam.

“Sama Heeza atau Satria mungkin?” mencuri satu kecupan lembut, Jerico kemudian bergumam tepat didepan telinga Jaiden. “Lo juga punya temen baru kan?”

“Apa ini bentuk dari kecemburuan lo?”

“Ai.”

Tertawa, Jaiden berikan usapan lembut pada wajah Jerico yang dihiasi sedikit memar. “Temen RP kok, dia bilang kalo dia akhirnya naksir cowok di real life setelah sekian purnama naksir cowok RP yang gak jelas bentukannya gimana.”

“Kalo lo gimana?”

“Mending lo tidur gak sih Iko? Mata lo udah merah.”

Matanya memang sudah terasa begitu berat, kantuk sungguh sudah bersarang dimatanya. Tapi Jerico masih ingin mengobrol dengan Jaiden yang tengah dipeluknya saat ini. “Masih mau denger suara lo.”

“Gue punya seseorang yang gue tunggu.” jawab Jaiden dengan tenang, pandangannya lurus kedepan, menatap langit-langit kamar asramanya yang tampak mulai kusam.

“Kenapa ditunggu? Dia gak ada disekitar lo.”

“Dia ada disekitar gue, begitu dekat tapi cukup sulit buat gue raih, mungkin dia juga lupa siapa gue dihidupnya.” melalui ekor matanya, Jaiden melihat Jerico yang mulai terpejam dengan gumaman pelan yang jelas dapat dia dengar.

“Gue harap, orangnya adalah gue. Ai, gue gak mau lihat lo jatuh cinta sama seseorang yang bukan gue. Ai, gue harap lo bukan salah satu dari banyaknya hal yang gue lupakan. Karena didekat lo, semua hal gak terasa asing, gue seperti pernah melalui banyak hal berdua sama lo.”

© forleadernim

--

--