Time To Sleep

dela
2 min readAug 27, 2022

--

Empat bulan, terhitung sejak Jerico menjadi siswa pindahan di sekolah yang sama dengannya, Jaiden tidak lagi tidur diatas ranjangnya sendiri. Ketika lelaki yang kerap kali buatnya kesal itu merasa kantuk, ia akan ditarik untuk berbaring disebelahnya dengan tubuhnya yang Jerico peluk dengan erat hingga pagi hari.

Dihari pertama keduanya berada di satu asrama yang sama, Jaiden mendapati Jerico bermimpi buruk hingga membuat tidur lelaki itu tampak tak nyaman. Ia kira hanya mimpi buruk biasa, tetapi hari demi hari berlalu Jaiden menyadari jika mimpi buruk Jerico selalu datang disetiap malamnya. Hingga Jaiden putuskan untuk membantu Jerico mendapat tidur nyenyaknya walau hanya satu malam. Awalnya hanya usapan lembut pada kening Jerico yang Jaiden berikan, tetapi ketika manik gelap yang tengah terlelap itu terbuka ia ditarik hingga terbaring diatas ranjang dengan tubuhnya yang dipeluk dengan erat. “Izinin gue peluk lo sampai pagi.” adalah apa yang Jerico katakan setelah memeluknya erat dengan mata yang kembali terpejam.

Setelah hari itu, setiap malam Jerico akan meminta izin untuk memeluknya ketika hendak pergi tidur. Tapi semakin lama Jerico tidak lagi meminta izin, tangannya akan langsung ditarik hingga tubuhnya terjatuh diatas ranjang milik Jerico lalu dipeluk erat hingga ia tidak dapat melepaskan diri. Bahkan jika ia sudah terlelap diatas ranjangnya sendiri, Jerico akan ikut berbaring disebelahnya dengan tangan yang memeluknya tanpa izin.

“Lo gak mau telponan sama temen rp lo itu?”

Matanya berotasi, Jaiden enggan untuk menoleh, tetap mempertahankan tubuhnya yang berbaring telentang dengan ponsel yang tengah ia mainkan. “Tutup mata lo aja, gue gak mood buat bicara.”

“Tinggal jawab pertanyaan gue aja apa susahnya?” rambut Jaiden yang masih sedikit basah ia mainkan.

“Gue bilang juga gue gak mood buat bicara.”

Kekehan pelan menguar dari belah bibir tipisnya, tubuhnya semakin ia rapatkan dengan Jaiden, dengan sengaja hidungnya digesekan pada pipi tembam milik Jaiden yang terasa begitu halus. “Ini lo lagi bicara.”

“Gue tarik lagi deh semua ucapan gue, sekarang gue akan diem.” ponselnya diletakan pada nakas yang letaknya tepat disamping ranjang.

“Gak usah ngelucu.” tertawa Jerico lingkarkan lengannya kembali disepanjang pinggang Jaiden yang kini posisi tidurnya telah dirubah menjadi menyamping kearahnya.

“Cepet tidur.” wajah Jerico ia tangkup, ibu jarinya bergerak lembut disepanjang alis milik Jerico. Apa yang tengah dilakukannya saat ini adalah cari tercepat untuk membuat laki-laki yang tengah memeluknya itu tertidur.

“Lo gak harus cerita soal hari lo sama orang yang ada dibalik ponsel.” Jerico pejamkan matanya yang mulai terasa kantuk. “Gue kan ada disamping lo, lo bisa cerita banyak sama gue.”

Senyum tipis terulas dibibirnya, Jaiden berikan usapan terakhirnya pada alis Jerico. “Lo bisa dengerin cerita gue besok, sekarang waktunya tidur.”

© forleadernim

--

--