Dyah Laras
4 min readJun 22, 2021

Bagaimana Memilih Sekolah Terbaik Untuk Anak?

Gambar: https://today.line.me/id/v2/article/6qLEZX

Banyak nggak sih yang mengomentari Ayah Bunda terkait pemilihan sekolah untuk anak? Kalau saya lebih sering mendapat komentar atau pertanyaan seputar, “Kenapa harus swasta? Kenapa harus sekolah mahal? Kenapa harus sekolah islam? Kenapa nggak SD negeri?”

Well, perihal pemilihan sekolah, favorit atau tidak favorit, negeri atau swasta, mahal atau murah, itu selalu menjadi topik di awal tahun yang paling banyak diperbincangkan. Padahal, mahal dan tidak itu relatif, begitu juga dengan label favorit atau tidak. Sementara itu, ada banyak hal yang mestinya menjadi pertimbangan Ayah Bunda dalam memilih sekolah anak, selain berfokus pada “negeri atau swasta” atau “mahal atau murah”.

Menurut pakar psikologi anak, Rosdian Setyaningrum, selain aspek pedagogis, seperti letak sekolah, jarak dari rumah, serta biaya, hal penting lainnya yang wajib dipertimbangkan orang tua dalam memilih sekolah anak, adalah kemampuan anak itu sendiri.

“Ayah dan Bunda harus punya pemikiran bahwa anak tidak memiliki kewajiban untuk mewujudkan mimpi orang tuanya yang belum terwujud. Jadi, memilih sekolah anak tidak boleh berdasarkan ambisi orang tua semata”, ujarnya.

Secara spesifik, lulusan psikologi dari Universitas Indonesia ini menekankan bahwa orang tua lebih baik mempertimbangkan kecocokan sekolah dengan anak. Misalnya dari segi sistem belajarnya, lingkungannya, serta budaya yang diterapkan dalam sekolah tersebut.

Sedangkan faktor dari dalam yang juga tak kalah penting harus dipertimbangkan orang tua ketika memutuskan untuk menyekolahkan anak, antara lain:

  1. Faktor Intern Dalam Anak

a. Usia

Secara umum, usia 7 tahun merupakan waktu ideal bagi seorang anak untuk memulai pendidikan sekolah dasar. Namun faktor usia ini juga bisa fleksibel dengan adanya faktor setelah usia, yaitu potensi anak.

b. Potensi Anak

Dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021, disebutkan bahwa salah satu syarat anak masuk SD adalah “Diprioritaskan harus memenuhi usia 7 tahun. Atau paling rendah 6 tahun per 1 Juli tahun berjalan”.

Pun demikian, ada juga pengecualian yang disebutkan dalam Permendikbud tersebut. Untuk usia paling rendah 5 tahun 6 bulan per 1 Juli tahun berjalan bagi calon peserta didik yang memiliki kecerdasan dan atau bakat istimewa dan kesiapan psikis, dibuktikan dengan rekomendasi profesional atau dewan guru sekolah yang bersangkutan.

Begitu juga jika anak memiliki potensi lain seperti olah fisik atau kemampuan nalar yang sangat baik, ada baiknya memilih sekolah yang bisa menyalurkan bakatnya tersebut.

2. Tahapan Perkembangan Anak

Sangat penting bagi orang tua untuk memperhatikan dengan seksama terlebih dahulu mengenai perkembangan anaknya, sebelum memutuskan sudah saatnya sekolah.

a. Kemampuan Anak Bersosialisasi

Sekolah merupakan tempat untuk anak bergaul. Tapi, bagaimana jika anak Ayah Bunda tidak terlalu bisa bersosialisasi? Maka orang tua bisa mempersiapkan anak sedini mungkin untuk bisa bersosialisasi.

b. Anak Harus Diarahkan untuk Mengikuti Aturan

Terlalu memanjakan anak, hingga membuatnya melanggar aturan sekolah adalah hal tidak baik. Anak harus dibiasakan untuk mengikuti aturan, agar terbebas dari perilaku egois yang bisa merugikan dirinya.

c. Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak

Tiap anak memiliki kecerdasan berbeda-beda, juga cara belajar yang berbeda. Temukan cara belajar paling efektif pada anak. Bisa itu melalui visual, audio atau kinestetik.

d. Mengenalkan Anak Pada Olahraga dan Seni

Anak harus sering menggerakkan tubuhnya, agar otaknya bisa berkembang. Olahraga dan seni harus dikenalkan padanya sedini mungkin.

3. Karakter dan Kepribadian Anak

Orang tua yang memahami karakter dan kepribadian anaknya, umumnya bisa lebih mudah dalam memilih sekolah.

a. Aktif

Untuk anak yang aktif, akan lebih baik jika memilih sekolah yang bisa menyalurkan keaktifannya. Misalnya banyak program olahraga, musik, atau bela diri.

b. Hobi

Mengenali apa hobi anak biasanya mampu mengerucutkan pilihan orang tua akan sekolah anaknya kelak. Misalnya sekolah yang menawarkan banyak program olahraga, seni, atau program komputer yang kini banyak diminati anak-anak.

c. Percaya Diri

Sekolah adalah salah satu tempat untuk anak mengembangkan rasa percaya dirinya. Anak Ayah Bunda termasuk yang kurang PD? Ada baiknya memilih sekolah dengan lingkungan yang ramah yang bisa menimbulkan kepercayaan dirinya.

d. Senang Belajar

Supaya anak betah dan senang belajar di sekolah, sebaiknya Ayah Bunda mencari tahu dengan cara mengunjungi sekolah, serta mengobrol dengan staf guru di sana. Sistem pembelajaran dan guru yang ramah serta menyenangkan bisa membuat anak lebih senang belajar di sekolah.

e. Problem Solving

Ini adalah salah satu hal yang harus dikuasai anak. Carilah sekolah yang tidak hanya mengajarkan metode hafalan dan one way learning pada anak. Sekolah yang menerapkan sistem belajar kreatif misalnya problem solving dan pembelajaran aktif akan sangat berguna bagi anak di masa depan.

4. Potensi Kecerdasan Anak

Sebelum memilih sekolah, ada baiknya orang tua mengenali potensi kecerdasan pada putra-putrinya. Salah memilih sekolah akan berakibat sangat fatal untuk masa depan anak.

Misalnya, anak dengan kecerdasan bahasa dimasukkan ke sekolah akuntansi atau kedokteran. Selain akan sulit membuat anak berprestasi, kepercayaa diri anak juga bisa menurun drastis karenanya.

Secara umum, ada beberapa jenis potensi kecerdasan pada setiap anak.

  • Bahasa
  • Berhitung
  • Multiple intellegence
  • Auditori atau kinestetik (gerakan)

5. Keinginan Orang Tua vs Anak

Akan lebih baik jika pemilihan sekolah juga melibatkan keinginan anak. Berkomunikasi dengan anak adalah salah satu kuncinya, supaya mereka juga merasa ikut andil dalam menentukan masa depannya.

Ajaklah bicara dari hati ke hati mengenai apa keinginannya. Berkompromi bukan hanya cara efektif untuk memutuskan sekolah mana yang tepat untuk anak, namun juga bermanfaat sebagai bonding antara orang tua dan anak.

Jadi, setelah mempertimbangkan itu semua, akhirnya saya dan suami sudah memutuskan sekolah mana yang baik untuk anak kami. Yang terpenting adalah mengajak anak berkomunikasi dan menghargai keinginannya.

Karena sekali lagi, dialah yang akan menjalani kehidupan sekolah dan meniti masa depan di sana. Bukan orang tua. Tugas orang tua adalah memberikan bekal terbaik supaya kelak, anak siap hidup di masyarakat.

*d

Dyah Laras

a storyteller by day, a rapper by night, a long-life learner