kipas angin

shasan
2 min readFeb 18, 2023

--

dengan rasa mangga apel dan efek nikotin yang memenuni kepala, serta penuh lambung dengan kemangi, tauge, mentimun, bayam, kangkung, bumbu kacang, dan beratus kalori dan isoflavon dari mendoan goreng yang dibalut tepung kuning, dalam genggamanku, beribu kata teranyam dalam rim dan kertas buram yang ceritanya melebihi tajam pisau dapur yang diasah dengan cobek setiap pagi. belum ada yang bisa memastikan lembar terakhir buku ini akan terbuka atau setiap katanya mampu terbaca, namun yang sudah dapat dipastikan, Leila S. Chudori adalah salah satu penulis terbaik, menurutku minimal, yang khazanah literasinya masih sangat miskin ini. sudah lama tak kulakukan kebiasaan yang tanpa disadari, menjadikanku lupa bahwa dulu kamu pernah kujadikan tokoh penting dalam sinema kehidupanku. kebiasaan mencari tau kabar yang sebenarnya adalah siasat menghadirkan kembali keberadaanmu. saat ini, bahkan jika kamu ternyata kembali bersama lagi dengannya, aku mungkin akan menangis bahagia. “akhirnya, kamu merasakan lagi kebahagiaan impianmu, yang lebih kurangnya mungkin setara dengan milikku saat masih bersamamu.” namun, yang masih mengganjal bagiku, untuk apa kemudian waktu itu kamu sulit-sulit mencari kipas angin dan membawanya ke tempat service pak joko untuk diperbaiki? bukankah itu mirip sekali gerak-gerik orang yang merencanakan skenario jangka panjang? ah sudahlah, bagaimanapun juga dugaanku adalah hal terakhir yang dapat diandalkan di dunia ini. pikiranku mencoba mengajak seluruh organ hingga sel retikulosit yang masih berada di sum-sum tulang kembali bergairah dalam jelajah dunia yang dibentuk phalanx milik Leila.

--

--