About Someone in the Early Hours

Liamaya Duniamaya
2 min readMay 13, 2024

--

Night. The warmest blanket for shivering memories. I’m left behind in a musty, dusty past. There’s a main suspect who escaped from prison. He fled and dragged traces on the walls of the room. Scratching wounds, nullifying sensation for thousands of full moons.

Trying to close my eyes. Countless sheep scattered across the ceiling. I can’t get them to line up neatly. Guiding me into the realm of dreams.

Then you came knocking at the door in the early hours. Bringing a candle, illuminating dark and elegiac feelings. We then started a conversation. You sat on the edge of the bed with a warm gaze. Handing me a glass of freshness. I sipped our intimacy. Occasionally coughing as I couldn’t hide my feelings.

Your hand touched my forehead. Yes, I have a fever. The pain I feel, you wiped with a wet cloth. I swallowed your jokes along with paracetamol. Spider webs disappeared. Fireflies pierced through the walls and you made me cheerful.

Silly conversations color the curves of our lips. The wall paint suddenly brightens. They’re light turquoise splashes washing over the melancholic grey.

Thank you for being with me tonight. For you who captivate my heart. Together without promises. Making love bloom again.

~Lampung, 2023

— — — [ Bahasa Version] — — —

“Tentang Seseorang di Dini Hari”

Malam. Selimut terhangat untuk kenangan yang menggigil. Kutertinggal di masa lalu yang pengap dan berdebu. Ada tersangka utama yang kabur dari penjara. Ia melarikan diri dan menyeret jejak di dinding-dinding kamar. Menggores-gores luka, meniadakan rasa untuk sekian ribu purnama.

Mencoba memejamkan mata. Tak terhitung berapa domba yang kocar-kacir di langit-langit. Kutak bisa mengatur mereka berbaris rapi. Mengantarku masuk ke alam mimpi.

Lalu kamu datang mengetuk pintu dini hari. Membawa sepotong lilin, menerangi perasaan usang yang gelap dan syarat elegi.

Kita pun memulai percakapan. Kamu di tepian ranjang duduk dengan tatapan yang hangat. Mengambilkanku segelas kesegaran. Aku meneguk keakraban kita. Sesekali batuk karena tak mampu sembunyikan rasa.

Tanganmu menyentuh keningku. Ya, aku demam. Dukaku pun kau seka dengan kain basah. Candamu kutelan bersama parasetamol. Jaring laba-laba enyah. Ada kunang-kunang datang menembus tembok dan aku kau buat riang.

Percakapan-percakapan konyol mewarnai lengkung-lengkung di bibir kita. Cat tembok mendadak berubah terang. Mereka biru toska muda tempias menghempas kelabu yang sendu.

Terima kasih telah membersamaiku malam ini. Untukmu yang memikat hati. Bersama tanpa ikatan janji. Membuat cinta kembali bersemi

~Lampung, 2023

--

--

Liamaya Duniamaya

My name is Yulia Samaya. I like poems and stories. I live at Tiktok @liamaya_duniamaya