Aku dan Duniaku

Difah Alferina Putri
2 min readAug 6, 2023

--

Aku, dalam gemuruh sunyi, menyusuri lorong-lorong perasaan yang tak terungkapkan. Seperti sehelai kanvas yang kosong, kuwarnai dengan sapuan pena kalbuku. Aku menciptakan seni dari tiap hela nafas, merangkai kata-kata menjadi tarian makna yang memesona.

Duniaku, sebuah labirin tak terbatas, dipenuhi dengan cahaya dan bayang. Aku menjelajahi setiap sudutnya, menemukan keindahan dalam setiap riak gelombang kehidupan. Di antara jutaan cerita yang berdentang, aku adalah seorang pendengar yang setia. Aku mencoba mengurai teka-teki dunia dengan benang-benang kata, membawa pandangan yang lebih dalam dari permukaan yang kasat mata.

Dalam keheningan malam, aku menulis kata-kata puitis yang menjelma menjadi lukisan mimpi. Aku merangkai jalinan emosi menjadi bait-bait syair, mengundang jiwa-jiwa yang haus akan keindahan untuk berdansa dalam irama kalimat. Aku menciptakan bridge antara dunia nyata dan imajinasi, mengajak pembaca untuk melangkah lebih dekat ke dalam coretan hati.

Duniaku adalah medan perang antara terang dan gelap, antara sukacita dan duka. Namun, dalam setiap konflik, aku menemukan harmoni dalam kontras. Seperti lukisan impresionis yang menggambarkan cahaya matahari yang menyinari hujan, aku mengejawantahkan keindahan dalam kontradiksi.

Aku melihat pemandangan indah dalam setiap senyum, mendengar melodi dalam setiap riak tawa. Dunia adalah puisi yang tak pernah berakhir, dan aku adalah penyairnya yang setia mencatat setiap detiknya dalam kalimat-kalimat yang mengalun indah.

--

--