Diri

disiniceritaa
3 min readJun 14, 2023

--

cr: Pinterest

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang saat Kiara baru saja beranjak dari tempat tidurnya karena baru saja ia diberi kabar oleh Arkan perihal acara jalan keluar bersama mereka yang akan direalisasikan sabtu sore ini. Setelah mengirimkan lokasi melalui chat, Kiara bergegas bersiap-siap diri dengan membuka lemari pakaiannya. Terlihat bingung memilih pakaian seperti apa yang tidak terlihat terlalu mencolok tetapi tidak terlihat biasa saja, tetapi setelah bermenit-menit menatap isi lemarinya, pilihannya jatuh kepada celana jeans hitam beserta blouse cokelat sederhana.

Hampir menghabiskan satu jam untuk mempersiapkan diri dari segala hal, kini Kiara tengah menghias bibirnya dengan lip product kesukaannya. Namun setelah dipikir-pikir, persiapannya kali ini untuk pergi bersama dengan Arkan cukup niat dilihat dari penampilan akhirnya yang terlihat sederhana dengan polesan make up tipis.

Bunyi getaran handphone nya berhasil membuat Kiara kembali dari kegiatan berpikirnya, melihat nama yang tertera dengan cepat ia pun mengangkat panggilan tersebut.

“Halo ar”

Halo, lo udah siap?

“Udah kok, lo udah sampe?”

Udah, baru sampe nih gua

“Oke, gua turun ke bawah bentar” dengan bergegas Kiara memakai sepatu converse yang warna nya sudah mulai pudar dan turun kelobby apartementnya dengan bergesa.

Melihat seseorang sedang duduk diatas sebuah motor didepan pintu masuk kawasan apartementnya, Kiara langsung mengenali siapa orang tersebut. Segera ia menghampiri orang tersebut, “maaf, lama ya”

Yang disapa pun menoleh dan memberikan senyuman hangat, dengan berbalut jacket jeans kebesaran serta kaus putih dan celana jeans hitam beserta sepatu converse hitam high nya, Arkan segera berdiri untuk menatap perempuan yang akhir-akhir ini sukses membuat rasa penasarannya meningkat.

“Jalan sekarang?”

“Yuk” jawab Kiara sambil menerima pemberian helm Arkan.

Perjalanan pun diisi dengan kesunyian, selain Arkan yang fokus mengendari motornya adapula Kiara yang punya kekurangan untuk tidak mendengar jelas obrolan setiap ia berada diatas motor karena tertutup suara angin — baginya.

“Mau kemana?” tanya Kiara setengah berteriak saat mereka berada dipemberhentian lampu merah.

Arkan yang melihat dari spion motornya sedikit memundurkan kepala nya, “Ke bukit bintang, tahu gak?”

“Hah? Kemana?”

Arkan tertawa kecil sembari menjawab, “Bukit bintang raaa”

Kiara terdiam beberapa detik hingga dirinya sadar Arkan akan membawanya kemana dan mengangguk paham

Setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai ditujuan. Arkan membantu Kiara untuk melepas helm dan memberikan jacket jeans yang awalnya ia kenakan kepada Kiara, dengan maksud agar perempuannya tidak merasa kedinginan.

Dan setelah menemukan tempat nyaman serta memesan makanan dan minuman, keduanya mengobrol dari hal-hal kecil hingga ke hal-hal besar sedikit demi sedikit.

“Jadi kenapa lo pindah ke Bandung? Padahal katanya Jakarta enak kan”

“Jakarta mah macet, lebih macet daripada Bandung” jawab Kiara dan menimbang jawaban apa yang harus diberikan saat ini pada pertanyaan Arkan, “Alasan gua pindah ke Bandung karena kayaknya enak aja tinggal disini”

“Enak tinggal sendirian?”

Kiara mengangguk setuju dan berharap bahwa pertanyaan-pertanyaan selanjutnya tidak kearah yang tidak ia inginkan, tetapi lagi-lagi waktu seperti mempermainkannya.

“Terus bokap nyokap lo di Jakarta semua?”

Hening beberapa saat hingga Kiara berbicara untuk mengalihkan pertanyaan, “Lo sering kesini?”

Mendengar hal tersebut, Arkan paham bahwa saat ini Kiara belum bisa untuk dia cari tahu lebih dalam lewat beberapa pertanyaan dan Arkan percaya jika memang sudah waktunya maka segala macam pertanyaan yang ada dikepala Arkan saat ini tentang Kiara akan terjawab dengan sendirinya.

Jam berganti semakin larut tetapi keduanya seolah-olah tidak ingin meninggalkan tempat ini, terlalu terbawa oleh suasana tenang yang disediakan oleh tempat ini. Dan keduanya paham, bahwa belum waktunya untuk membuka tentang diri satu sama lain.

--

--