Kenapa Sih Kita Cenderung Menyakiti Seseorang yang Dekat Dengan Kita?
Hai Sahabat Divija, bagaimana weekend kalian? Pasti menyenangkan lah ya menjelang natal dan tahun baru ini… Aku harap semoga di tahun depan semakin banyak orang yang saling mengasihi satu sama lain dan diberikan kelimpahan bahagia yang tiada batas.
Tapi tau nggak sih? Semakin hari semakin banyak ya beredar kabar mengenai bullying yang marak terjadi di sekolah-sekolah hingga ramai diperbincangkan oleh media, dan bullying ini secara tidak langsung merupakan kekerasan yang sangat bertolak belakang dari kasih sayang yang udah aku sebutin tadi. Jadi sedih ya Sahabat Divija… Harusnya di lingkungan sekolah itu menjadi tempat yang aman dan saling mengasihi antar teman eh malah jadi tempat yang kurang nyaman bagi sebagian siswa.
Nggak hanya di lingkungan sekolah saja lho kekerasan seperti bullying marak terjadi, di lingkungan keluarga pun juga terdapat kekerasan yang biasa disebut dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Nah, pernah kebayang nggak kenapa sih kita cenderung menyakiti seseorang yang dekat dengan kita? Jawabannya sangat sederhana, tetapi ada beberapa faktor yang turut berperan didalamnya, yaitu:
- Learnt pattern of aggression, merupakan faktor yang kita tiru dari orangtua atau orang terdekat, bersamaan dengan rendahnya pemahaman terhadap respon yang non agresif. Serta kekerasan yang diulang-ulang dalam keluarga bisa diidentifikasikan menjadi abuse syndrome. Agresi tidak dianggap sebagai motivasi atau dorongan kekerasan. Namun, agresi merupakan dampak dari dorongan kekerasan.
- The proximity of family members, atau faktor kedekatan, yaitu faktor yang membuat mereka menjadi sasaran dari rasa frustasi yang timbul dalam diri. Ketika perasaan ini muncul, seseorang atau individu cenderung memilih orang terdekat dalam keluarga sebagai target untuk mengeluarkan amarah, frustasi, dsb. Sehingga, terjadilah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Penelitian menunjukkan menjadi korban atau menyaksikan secara langsung kekerasan yang dilakukan oleh orang yang dikenal juga meningkatkan dampak negatif karena remaja lebih cenderung mempercayai tanggapan orang tersebut
- Stress, terlebih yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Faktor penyebab kekerasan gara-gara ekonomi ini lebih sering terjadi dalam keluarga yang ekonominya rendah.
- Patriarki, dalam sistem tradisional ini secara tidak langsung akan memberikan power kepada seorang laki-laki untuk memiliki kuasa yang penuh dalam hubungan keluarga.
- Alkohol, penggunaan alkohol yang berlebihan sangat berkorelasi dengan kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri.
Hubungan dari kelima faktor tersebut, sangat dipengaruhi oleh stress dalam menjalani hidup sehari-hari, dan ironisnya orang yang hidup sangat dekat dengan kitalah yang menjadi target kekerasan karena hanya kepada merekalah orang yang tertekan ataupun stress bisa meluapkan amarahnya.
Maka dari itu, cobalah meluapkan hal stress yang kita alami kedalam kegiatan-kegiatan positif atau cobalah membaca konten yang berkaitan dengan manajemen stress, hal tersebut sangat membantu kita agar tidak ada lagi orang terdekat yang menjadi korban kekerasan atau amarah diri kita sendiri.
Nah, itu tadi beberapa faktor terkait “Kenapa Sih Kita Cenderung Menyakiti Seseorang yang Dekat Dengan Kita”. Kalo Sahabat Divija suka terkait konten ini boleh dilike dan komen di bawah ya kira-kira minggu depan kita harus bahas apalagi nih?
References
Dusing, C. R., DiClemente, C. M., Miller, K. M., Onyeka, C., Murphy, B. N., Richards, M. H., & Moore II, A. (2019). Aggression among high-risk African American young adolescents: Impact of relational proximity to perpetrators of violence. Psychology of violence, 9(6), 653.
Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2017). Social PsySinichology. Pearson.
van der Dennen, J. M. (2005). Aggression as learned behavior. University of Groningen Faculty of Law Working Papers. Available online: http://rechten.eldoc.ub.rug.nl/FILES/departments/Algemeen/DennenJMGvander/A-LEARN/A-LEARN.pdf (accessed 13 July 2005).
Penulis: Safina Nur Tyas Utami
IG : @tysfin
Editor: Nadia Aura Maharani
IG: @nadiauraaa