Seorang rekan muda bertanya, kenapa batas peninggian lantai tidak pakai batu kali yg sekaligus berfungsi sbg pondasi? Bukankah lebih kuat?
Umumnya bangunan rumah tinggal di Jakarta, saat ini penggunaan batu kali sbg pondasi sudah banyak ditinggalkan. Sloof gantung (sloof yg tidak ditumpu pondasi menerus/ lajur namun langsung bertumpu pd kolom) dinilai lebih praktis dan mudah dikerjakan. Memang, konsekuensinya menjadikan ukuran sloof cukup besar. Namun keuntungan-keuntungan lain yg didapat adalah pd setting pipa-pipa air kotor dan air hujan.
Mari kita perhatikan gambar berikut ::
1. Posisi tukang jongkok adalah posisi atas sloof.
2. Pasangan bata merah (tanda panah kuning ke bawah) adalah batas peninggian peil bangunan sebelum dilakukan flooring (rabat beton bertulang).
3, Space antara sloof dan rabat beton bertulang (setinggi pasangan bata) adalah space yg kita pakai utk mengatur kemiringan pipa-pipa air kotor dan air hujan. Maka pipa-pipa tsb dg mudah menembus pasangan bata untuk mengarah keluar bangunan menuju got. Bandingkan jika yg ditembus adalah pasangan batu kali, atau malah harus menembus sloof. Mudah mana, praktis mana, efisien mana?
4. Maksimal jarak pipa 2 meter atau posisi sambungan T/ Knee, harus dikancing dg dudukan pasangan bata agar posisi pipa stabil sebelum diurug dan dipadatkan (tanda panah miring).
Tentu, metoda kerja seperti ini akan berbeda antara tukang 1 dan lainnya, serta daerah 1 dan lainnya. Bijaklah dalam menerapkan metoda dg menyesuaikan kebiasaan dan kemampuan tukang, biaya, dan material setempat untuk memperoleh hasil terbaik.