Akhir Pekan di Taman Safari

mahesa
7 min readNov 8, 2021

--

Akhir pekan adalah hari yang paling ditunggu banyak orang. Karena dapat menghabiskan waktu bersama orang tersayang maupun sekedar menenangkan diri dari hiruk pikuk kegiatan yang menyerang selama lima hari.

Seperti sekarang, Jaehyuk, Yoshi serta kedua ponakannya-Iel dan Ael sedang dalam perjalanan menuju Taman Safari Bogor. Tadinya Jaehyuk tidak mau ikut, dirinya ingin membiarkan Yoshi menghabiskan akhir pekannya bersama keluarganya, tetapi justru kedua ponakannya yang mengajak Jaehyuk untuk ikut.

“Kak Je, nanti beli wortel kan?” Tanya Iel yang duduk di car seat-nya.

“Iya dong, nanti beli wortel buat kasih makan mereka.”

Suara tepukan tangan terdengar di telinga Jaehyuk, Yoshi yang sedang mengemudikan mobilnya tersenyum.

“Kapan sampenya sih?” Tanya Ael yang sibuk mengunyah permen.

“Dikit lagi, kalian kalau mau tidur boleh.”

“Nggak mau tidur! Nanti nggak bisa liat hewannya.”

“Yaudah nggak usah tidur deh.”

Setelah kemacetan yang panjang akhirnya mereka berempat dapat membeli wortel yang berarti sudah sedikit lagi mereka sampai di Taman Safari.

Iel terus memegang wortel yang dibelinya, Yoshi membelikan hanya satu ikat dan dibagi dua, Jaehyuk agak memarahinya karena mau membeli dua ikat, menurutnya satu ikat juga sudah cukup karena hewan di sana juga diberi makan oleh petugasnya.

Jaehyuk memang termasuk orang sangat peduli dengan hewan, ia beberapa kali menjadi relawan untuk menyelamatkan hewan liar saat ada kebakaran hutan.

Gelang tiket sudah terpasang di pergelangan tangan mereka berempat. Jaehyuk sebenarnya agak bingung karena Iel dan Ael menggunakan car seat maka akan susah memberi makan hewan.

“Kak, ini Iel sama Ael car seat-nya nggak dilepas? Maksudku seat bealt­-nya.”

“Iya juga, berhenti dulu gimana?” Ujar Yoshi yang menepikan mobilnya sebentar.

Ael yang merasakan bahwa mobil yang dinaikinya berhenti ingin protes sebelum Jaehyuk berbalik ke arahnya dan mencoba menggapai seat bealt car seat.

Iel yang melihat hal itu, mencoba melepaskan seat bealt-nya sendiri, Jaehyuk tersenyum karena Iel mandiri.

Cukup lama sampai akhirnya Jaehyuk bisa melepaskannya.

Sorry.” Ujar Ael pelan.

Why do you say sorry to me?” Tanya Jaehyuk yang sudah kembali duduk di tempatnya.

“Ael nggak bisa lepas ini sendiri.”

Suara tawa dari Yoshi terdengar. “No. it’s okay. Nanti kan bisa belajar.”

“Gapapa Ael, nanti pas mau pulang coba pasang sendiri ya?”

Ael memberikan anggukan tanda ia setuju. “Ayo jalan lagi!”

Gerbang bertuliskan Taman Safari terlihat, dan hewan pertama yang mereka lihat adalah burung flamingo. Ael yang biasanya hanya melihat itu dari buku panduan hewannya sangat senang.

“Warnanya pink beneran ya, Ael kira cuma di buku Ael aja warnanya pink,” Ujar Ael yang terdengar sangat lucu di telinga Jaehyuk dan Yoshi.

“Kenapa warnanya pink ya? Apa disiram cat?” Tanya Iel yang penasaran. Umur seperti Ael dan Iel memang umur di mana anak-anak penasaran dengan hal-hal yang baru dilihatnya.

“Tanya Kak Je, dia pinter tentang hewan.” Ujar Yoshi sembari menatap Jaehyuk.

“Karena makanan mereka itu ada suatu pigmen yang bikin warna tubuh luarnya itu pink.”

“Pigmen apa?”

“Karotenoid.”

Dengan polosnya mereka berdua menggeleng tidak mengerti. “Nggak ngerti.”

“Iya, nanti kalau udah gede. Iel sama Ael bakal ngerti sendiri kok.”

Hewan berikutnya adalah gajah. Yoshi menurunkan kaca mobil agar Iel dan Ael bisa melihatnya lebih jelas.

“Boleh kasih makan nggak?” Tanya Ael antusias.

“Itu jauh, sayang kalau kamu lempar tapi nggak nyampe ke gajahnya. Nanti abis ini ya?”

Ael mengangguk mengerti. Selama melewai hewan yang bertubuh besar itu, Iel tidak mengeluarkan satu patah katapun dari bibir kecilnya itu.

Jaehyuk yang takut Iel kenapa-napa sedikit berbalik, karena posisi Iel berada di belakangnya.

“Iel kenapa? Iel sakit?”

Gelengan pelan Iel berikan. “Nggak, Iel cuma lagi ngebayangin kita tuh kalau diinjek gajah jadi gepeng nggak ya?”

Tawa pecah dari Yoshi dan Jaehyuk. Iel itu polos sekali. Jaehyuk mewajarkannya.

“Iya, kalau kita diinjek sama gajah tulang kita patah semua! Karena berat badan mereka itu lima kali lipat lebih berat dari mobil ini!” Ujar Jaehyuk sembari memeragakan bentuk gajah yang menginjak mobil.

“Pertanyaannya aneh.”

Detik berikutnya Ael dilempar dengan satu buah wortel oleh Iel. “Biarin wle.”

Jaehyuk dan Yoshi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kembar yang bertengkar karena hal kecil.

Area hewan setelah ini adalah harimau dan singa, Yoshi kembali menutup kaca mobilnya karena memang tidak mungkin ia membuka kaca mobilnya di area hewan buas tersebut.

Jaehyuk kembali memastikan kembar agar tetap berada di car seat-nya masing-masing.

“Nah, kita ke singa sama harimau. Serem ya mereka?”

“Serem, kita bisa kasih makan nggak, Kak Je?”

“Setau Kak Je, bisa tapi nggak tau juga. Jadi nanti kita naik di bus yang nggak ada kacanya, terus kita kasih makan. Iel sama Ael mau? Berani nggak?”

“Nggak, takut hehe.”

“Ael berani, tapi kalau abang Iel nggak mau. Ael nggak juga.”

“Jadi Iel mau nggak?” Tanya Yoshi.

“No, mereka serem.” Gelengan kepala berkali-kali Iel berikan tanda ia benar-benar tidak mau memberi makan hewan buas yang kini sedang berjalan tidak jauh dari mobil.

“Oke nggak apa-apa.”

Setelah melewati area harimau dan singa, akhirnya area hewan yang mereka tunggu-tunggu, area zebra.

“Iel sama Ael hati-hati ya kasih makannya.” Yoshi memberikan peringatan.

Dibalas anggukan dan jempol dari mereka. “Siap!”

Dan benar saja, saat kaca mobil diturunkan. Zebra mendekati mobil mereka dan kepalanya sedikit masuk ke dalam mobil. Iel hampir saja melemparkan wortelnya itu karena terkejut.

Ael tenang-tenang saja memberi makan zebra, walau tangannya beberapa tertetesi oleh air liur zebra tersebut. Yoshi terus menjalankan mobilnya dengan pelan sesekali melihat kaca spion untuk memastikan Iel dan Ael baik-baik saja.

Ia dan Jaehyuk tidak ikut memberi makan zebra tersebut, Jaehyuk sibuk mengabadikan momen tersebut menggunakan telepon genggamnya.

Satu tangannya meremes tangan kiri Yoshi karena menahan gemas melihat kedua ponakan kekasihnya yang anteng dan diam saja saat memberi makan zebra.

“Ei sakit loh dek.” Ujar Yoshi yang merasakan Jaehyuk meremaskan menggunakan kuku.

“Maaf maaf, abis gemes.”

Mobil mereka sudah disalip berkali-kali oleh mobil-mobil yang berada di belakang mereka. Yoshi setia menunggu kedua ponakannya itu selesai memberi makan.

“UDAH!” Iel terlebih dahulu selesai memberi makan dan menunjukkan bahwa tak ada lagi wortel yang tersisa.

“Ael bentar satu lagi ini ada anak zebra lucu.” Ujar Ael yang masih sibuk memberi makan zebra yang berukuran lebih kecil.

“Ael juga udah!”

Mendengar perkataan Ael, Yoshi kembali menutup kaca mobilnya dan melanjutkan perjalanannya menuju area hewan lain.

Jaehyuk berbalik ke arah mereka dan memberikan hand sanitizer. “Tangannya sini, dibersihin dulu yuk.”

Kembar menjulurkan tangan mereka berdua, diam saat tangannya dibersihkan oleh Kak Je-nya.

“Lanjut!”

Penutupan hewannya adalah gorila. Keluar dari lokasi satwa yang sudah mereka kunjungi dan memakirkan mobilnya di dekat tempat rekreasi dan restoran.

“Siapa mau makan?” Tanya Yoshi mematikan mobilnya.

“IEL.” Ujar Iel dengan semangat.

“Ael?” Tanya Jaehyuk.

“Boleh, tapi nggak mau makan nasi.” Tawar Ael, ia tidak mau makan nasi karena akan kenyang begitu saja.

“Loh? Mau makan apa dong?”

“Apa aja! Tapi jangan nasi.”

“Yaudah turun dulu yuk.”

Iel dan Ael turun dari mobil dengan bantuan Yoshi dan Jaehyuk tentu saja. Lagi-lagi Ael minta untuk digendong.

“Iel mau juga?” Tanya Jaehyuk.

Iel menggelengkan kepalanya. “Nggak, jalan aja.”

Jaehyuk mengusak surai hitam milik Iel. “Good boy.”

Tangan Iel menggengam tangan Jaehyuk erat, begitu juga dengan Jaehyuk. Yoshi yang melihat Jaehyuk semakin hari semakin akrab dengan Iel senang, berarti Jaehyuk diterima oleh hampir seluruh sanak saudaranya. Walau beberapa masih tidak setuju akan hubungan yang mereka jalani.

Jaehyuk begitu telaten mengurus Iel dan Ael. Menyuapinya pelan-pelan, mendengarkan celotehan mereka yang tak ada habisnya dan mengajarkan mereka tentang hal-hal kecil.

“Abis ini mau ke pentas hewan?” Tanya Yoshi saat makanannya sudah selesai dimakan.

Jaehyuk menyenggol pinggul Yoshi lumayan keras. Ah, dirinya lupa Jaehyuk paling menentang hal yang berhubungan eksploitasi binatang.

“Boleh!” Ujar Iel.

Jaehyuk menelan sisa makanannya. “Tau nggak sih, kita tuh nggak boleh liat pentas hewan kaya gitu.”

“Kenapa?” Tanya Ael yang sibuk dengan es krimnya.

“Karena nggak boleh, mereka tinggalnya di mana seharusnya?” Tanya Jaehyuk lagi.

“Hutan?”

“Nah, bener. Nggak di hutan juga, kaya lumba-lumba juga seharusnya di laut lepas kan? Seharusnya mereka itu hidup bebas, bukan dijadiin tontonan karena dipaksa. Kaya Iel sama Ael kalau mau main sama Mio, dia nggak suka kan dipaksa? Nah sama kaya gitu.”

Penjelasan panjang lebar dari Jaehyuk ditanggapi positif oleh Iel dan Ael. “Oh gitu ya, berarti kita nggak boleh nonton topeng monyet juga?”

Jaehyuk menggeleng. “Nggak dong, itu juga monyetnya dipaksa.”

Keduanya memberikan kedua ibu jarinya, Setelah acara makan siang selesai, mereka bermain di wahana yang ada di sana.

Mulai dari perahu air sampai kereta gantung sebagai penutup. Di atas kereta gantung sudah terlihat bahwa keduanya sudah lelah sekali dengan kegiatan hari ini.

Dan Iel benar-benar tertidur di sebelah Jaehyuk, menyenderkan kepalanya di lengan kanan Jaehyuk. Ael yang melihat sang abang ikut bersender juga ke lengan sebelah kanan Yoshi.

Jaehyuk yang tadinya ingin mengabadikan pemandangan yang ia lihat di atas sana, jadi tidak tega melihat Iel yang nyaman sekali.

Cukup lama kereta gantung tersebut berada di atas, Jaehyuk membawa Iel ke gendongannya, dan Yoshi juga membawa Ael ke gendongannya, keduanya tertidur.

Yoshi mendekatkan dirinya ke Jaehyuk. “Mau cari hotel aja?”

“Emang boleh Kak? Kita janji buat pulang kan.”

“Iya sih. Bentar aku telpon bunda dulu.” Yoshi agak kesusahan mengambil telepon genggamnya dari saku celana kirinya dengan Ael yang berada di gendongannya.

Mengetikkan nomor sang Bunda dan syukurnya diangkat. “Bun, ini dua-duanya tidur. Check in hotel boleh nggak? Atau nggak usah, Yoshi sih nggak cape, mereka juga belum ganti baju abis basah-basahan tadi.”

Jaehyuk yang sedang menepuk punggung Iel sedikit menguping pembicaraan Yoshi dan ibundanya.

“Ohhh, mau balik besok ke Surabaya? Oke-oke tenang Yoshi bakal pelan-pelan nyetirnya.”

Yoshi menoleh kea rah Jaehyuk. “Mereka mau balik ke Surabaya, jadi mala ini harus di Jakarta.”

Jaehyuk menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan menuju parkiran yang terdapat mobil milik Yoshi. Dalam hatinya ia sedikit belum siap untuk berpisah dengan si kembar.

Dirinya yang selalu takut untuk mengurus anak kecil atau sekedar bermain dengan anak kecil, tetapi ternyata ia bisa senang dekat dengan mereka. Ketakutannya perlahan menghilang.

Car seat-nya aku pindahin ke belakang dulu.” Ujar Yoshi sembari merebahkan Ael di kursi pengemudi.

“Kenapa dipindah?”

“Biar bisa selonjoran aja sih, kasian mereka tidur pake itu, kepalanya pegel nanti. Udah agak gede juga mereka.”

Namun, saat semua car seat sudah dipindahkan oleh Yoshi ke bagasi. Iel tidak mau melepaskan dirinya dari Jaehyuk, dan malah semakin menyamankan kepalanya di tengkuk leher Jaehyuk.

“Aku di belakang, gapapa kak?”

“Gapapa, daripada Iel rewel.”

Ael dipindah menjadi kursi belakang dan Jaehyuk yang duduk di kursi belakang juga dengan Iel di gendongannya.

“Makasih.” Ujar Yoshi tiba-tiba saat sudah berada di dalam mobil.

“Makasih kenapa?” Tanya Jaehyuk heran.

“Udah jagain mereka dan lawan takut kamu buat akhir-akhir kamu.” Yoshi memberikan senyuman manisnya.

“Kembali kasih, karena udah ngenalin aku ke mereka.”

Dan akhir pekan tersebut di tutup dengan perjalanan panjang dari Bogor ke Jakarta. Walau keduanya lelah, tetapi mereka senang, senang bisa menghabiskan waktu bersama sebelum kembar kembali ke rumahnya.

--

--