Serat Pisang Abaka, Harta Karun Sulawesi Utara
Pernah dengar dengan Pulau Talaud? Pulau kecil yang terletak di bagian Utara Indonesia dan berbatasan langsung dengan tetangga kita, Filipina. Banyak yang tidak familiar dengan pulau kecil ini serta kekayaan alam yang ditawarkannya. Tidak hanya keindahan pantai, pulau Talaud juga merupakan tempat tumbuhnya Pisang Abaka, salah satu sumber serat tekstil yang hampir punah.
Abaka (Musa textilis) tidak menghasilkan buah yang dapat dimakan namun merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai sumber serat untuk keperluan tekstil hingga pembuatan uang kertas. Abaka atau Kofo dalam bahasa Sangihe — Talaud tumbuh secara liar dan melimpah di hutan Talaud dan telah menjadi bahan baku tekstil sejak 1898.
Di Talaud sendiri terdapat tiga jenis abaka, yaitu abaka hijau, abaka kuning, dan abaka merah yang menghasilkan tingkat kehalusan serat yang berbeda beda. Cara memanen tanaman abaka dilakukan dengan menebang pelepahnya, lalu mengupas pelepahnya satu per satu. Hanya lapisan-lapisan terdalam dari pelepah abaka yang dapat digunakan karena sudah berwarna putih merata sehingga bisa diekstraksi untuk diambil seratnya.
Bangkit Kembali
Model fesyen terkini memanglah trendi dan banyak diminati, namun gaya dan ciri khas tradisional jangan sampai ditinggalkan. Cofo Indonesia, UMKM asal Manado, Sulawesi Utara berhasil membangkitkan kembali warisan alam dengan membuat produk-produk dari bahan serat Abaka.
Dengan produk utama yaitu lembaran kain Cofo Indonesia memiliki karakteristik seperti menggunakan bahan dasar serat pisang abaka, buatan tangan pengrajin lokal, motif tradisional Sulawesi Utara. Tidak hanya lembaran kain mereka juga menjadikan serat abaka menjadi baju siap pakai hingga seni kriya seperti tas, baki, hiasan bunga dan lain sebagainya.
Cofo Indonesia bisa dikatakan sukses dalam membangun visi misinya. Hingga saat ini Cofo Indonesia telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN seperti PLN Suluttenggo, menjadi UMKM Mitra Bank Indonesia, bahkan produknya pernah dibeli oleh pak Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno hingga pak Presiden, Joko Widodo.
Dengan semakin dikenalnya UMKM yang membawa produk lokal daerah diharapkan dapat membantu mendorong perekonomian daerah, pengrajin lokal dan melestarikan budaya dan kekayaan alam yang hampir punah.