anakkopi
7 min readMar 15, 2019

Anarkis-Sindikalisme dan Anarkisme Komunisme: Berbeda, Namun Saling Melengkapi

Sepengetahuan saya, mereka yang baru mengenal Anarkisme sering bertanya apakah perbedaan antara Anarkis Komunisme dan Anarkis Sindikalisme. Apakah mereka sama? Apakah mereka saling bertentangan? Bisakah seseorang menjadi Anarkis-sindikalis tanpa menjadi Anarkis Komunis, atau sebaliknya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menguraikan apa itu Anarkis Komunisme dan Anarko-sindikalisme.

Anarkis Komunisme

Anarkis Komunisme karena ini mungkin paling membingungkan bagi yang belum tahu. Bagi kebanyakan orang, kata "komunisme" memunculkan pemahaman terkait statisme yang paling kejam dan rezim "totaliterian" sementara Anarkisme memunculkan gambaran kekacauan dan ketidakaturan. Tak satu pun dari hal-hal ini menggambarkan komunisme, atau pun Anarkisme. Pengertian ini ditanamkan dalam kesadaran populer oleh kekuasaa yang ada, demi keuntungan mereka. Propaganda politik telah lama menghubungkan kaum Anarkis dengan para teroris pengebom yang ingin mengacaukan setiap segala ketertiban dan membawa kematian ke mana pun mereka pergi. Dalam hal ini si Joker dari seri komik Batman mungkin pun dapat dianggap sebagai "Anarkis".
Hal serupa terjadi dengan kata "komunisme". Ketika partai revolusioner Marxis "Bolsheviki" mengambil alih Rusia pada tahun 1917, kekuatan kapitalis barat menyebut pemerintahan baru ini "komunis". Mereka terus melakukannya bahkan setelah Stalin mengambil alih kekuasaan di Rusia dan melakukan hal yang sama kepada rezim-rezim sejenis lainnya yang muncul di tempat lain di dunia selama abad ke-20 serta diilhami oleh hal sama sebagaimana di Rusia seperti Cina, Kuba, Vietnam, dan Korea Utara. Kaum Bolshevik menganggap diri mereka sebagai komunis Marxis, tetapi tidak pernah menganggap Rusia sebagai masyarakat "komunis". Setelah Stalin mengambil alih kekuasaan, ia menyatakan di tahun 1930-an bahwa Rusia adalah "sosialis" yang diperintah oleh rezim partai komunis sesuai anggapan masyarakatnyaa. Mereka berpendapat bahwa sosialisme adalah jalan menuju komunisme yang seharusnya segera mereka tinggalkan. Selama perang dingin, kekuatan kapitalis menyebut rezim partai komunis sebagai "komunis" agar mencemarkan nama baik musuh geopolitiknya, sementara rezim partai komunis menyatakan bahwa mereka berada di jalan menuju komunisme sebagai pembenaran atas kekuasaan mereka sendiri. Ini berlanjut terus menjadi dinamika antara AS dan sekutunya dengan rezim partai komunis yang tersisa seperti Kuba juga Korea Utara.
Untuk memahami falsafah politis aktual di balik istilah-istilah ini kita harus beralih kembali ke masing-masing gerakan yang menggunakannya. Bagi gerakan Anarkis dari abad ke-19 hingga hari ini, Anarkisme berarti keinginan dan praktik pembongkaran kapitalisme dengan menggantinya menjadi masyarakat yang terorganisir melalui kerja sama sukarela dan saling mendukung timbal baliknya (mutual). Bagi kaum Anarkis, masyarakat ini akan menjadi "Sosialisme Libertarian", yang dicapai melalui organisasi sosial berbentuk horizontal tanpa perintah dan kepatuhan, serta masyarakat di mana produksi dimiliki dan dioperasikan secara kooperatif melalui organisasi sosial sejenis ini. Untuk gerakan komunis yang sesuai (beberapa di antara anggotanya adalah kaum Anarkis), komunisme berarti pandangan akan moda produksi masa depan di mana masyarakat adalah persemakmuran tanpa kelas yang terdiri dari produsen yang berasosiasi secara bebas juga secara kolektif dalam kepemilikan produk hasil kerja-kerja sosial. Begitu Bolshevisme berubah menjadi Stalinisme, pandangan akan moda produksi masa depan ini menjadi kian dan semakin tidak penting bagi "para komunis" karena sebagian besar dari mereka bergerak menumbangkan ideologi kelas penguasa oleh rezim partai komunis yang tentu saja tidak menginginkan masyarakat tanpa kelas.
Setelah berakhirnya Asosiasi Pekerja Internasional (Organisasi sosialis dan kelas pekerja internasional pertama) di abad ke-19, kaum Anarkis mengadopsi gagasan komunisme sebagai bentuk yang harus diambil oleh masyarakat Sosialis Libertarian. Para Anarkis ini, termasuk Peter Kropotkin yang diperkenalkan kepada dunia Anarkisme lewat organisasi Internasionale, Errico Malatesta, dan Rudolf Rocker dengan demikian membentuk "Anarkis Komunisme" yang menghubungkan filsafat politik Anarkis dengan tujuan masyarakat komunis. Anarkis Komunisme terus menjadi harapan kaum Anarkis di abad ke-21.

Anarkis-Sindikalisme

Pada banyak buku-buku besar tertulis makna tentang Anarkis-Siindikalisme, tetapi untuk tujuan ini, kita akan membuatnya sederhana masing-masing dari dua konsep ini untuk dijelaskan. Anarkis-Sindikalisme berkembang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, khususnya di Prancis dengan serikat buruhnya, yakni CGT. Kemudian terus berlanjut hingga abad ke-20 lalu mencapai titik terendahnya paska perang dunia pertama, namun tetap bertahan hingga pada akhir abad ke-20 dan abad ke-21 di mana serikat buruh Anarkis-Sindikalis beserta kelompok-kelompok propaganda (organisasi aksi politik) yang ada di berbagai belahan dunia umumnya dipersatukan oleh jaringa. organisasi Anarkis Sindikalis internasional, Asosiasi Buruh Internasional. Anarkis - Sindikalisme adalah kombinasi dari filsafat politik Anarkisme dan metode perjuangan kelas bernama "Sindikalisme" yang mengharuskan pembentukan serikat buruh untuk berperang melawan kelas kapitalis di titik produksi.

Perbedaannya?

Seperti yang mungkin telah Anda temukan berdasarkan uraian terkait sindikat Anarkis di atas, tidaklah sama dengan Anarkis Komunisme. Yang setelahnya adalah perihal visi Anarkis untuk masyarakat pasca-kapitalis sedangkan yang awal atau sebelumnya adalah perihal strategi para Anarkis demi mencapai masyarakat sedemikian rupa. Terlepas dari perbedaannya, kedua gagasan dan praktik ini memiliki hubungan esensial. Pertama, Anarkis-Sindikalis sering kali menjadi Anarkis Komunis dan sebaliknya. Rudolf Rocker, salah seorang yang membentuk teori Anarkis-Sindikalisme, adalah seorang Anarkis Komunis sebelum ia kemudian menjadi seorang Anarkis-Sindikalis lantas ia memberikan pendapatnya terkait masyarakat Anarkis Komunis dalam bukunya "Anarkis-Sindikalisme: Teori dan Praktik". Kemudian sang Anarkis Komunis, Peter Kropotkin juga memiliki ide-ide mengenai asosiasi-asosiasi buruh yang menggambarkan Anarkis-Sindikalisme, lalu kemudian ia menulis "Platform (wadah) Organisasi Komunis Libertarian" yang menganjurkan "sindikalisme sebagai sebuah metode" perjuangan kelas. Penganjur internasional Anarkis-Sindikalis modern mengajukan "Komunisme Libertarian" (kata lain untuk Anarkis Komunisme) sebagai bentuk masyarakat yang ingin mereka ciptakan. Kedua, saya ingin memperdebatkan bahwa kedua gagasan dan praktik ini nyatanya saling membutuhkan.

Anarkis-Sindikalisme Membutuhkan Anarkis-Komunisme

Seseorang tidaklah harus menjadi seorang Anarkis Komunis demi menjadi seorang Anarkis-Sindikalis, namun Anarkis-Sindikalisme hanya dapat berhasil dilaksanakan dengan mengarahkan tujuannya ke Anarkis-Komunisme. Anarkis-Sindikalisme adalah sebuah strategi untuk mencapai Sosialisme Libertarian (didefinisikan di atas). Sosialisme Libertarian membutuhkan organisasi dengan alur dari bawah ke atas dan akhir dari masyarakat kelasnya melalui metode kepemilikan kolektif atas produksi. Anarkis secara historis memahami Sosialisme Libertarian dengan cara-cara non-komunis. Sebagai contoh, orang pertama yang menyebut dirinya seorang Anarkis sebagai sebuah label politik, Pierre Joseph Proudhon, berpendapat bahwa Sosialisme Libertarian didasarkan pada jenis perusahaan yang dimiliki secara kolektif dengan saling membeli dan menjual. Kaum Anarkis Kuba, Fernando Tarrida del Mármol dan seorang Anarkis Rusia, Volin, berargumen bahwa kaum Anarkis harus bersatu melawan kapitalisme dan mengesampingkan pertanyaan tentang apa yang harus terjadi setelah kapitalisme sampai penyelesaian revolusi.

Tidak satu pun dari perspektif ini yang akan sesuai dengan kemenangan Anarkis-Sindikalisme. Skema Proudhon sama sekali tidak akan mengarah ke Sosialisme karena kepemilikan kolektif atas produksi memerlukan kepemilikan kolektif atas produknya. Individu dan perusahaan terpisah yang membeli dan menjual dalam pertukaran privat sehingga tidak dapat terjadi tanpa adanya monopolisasi produksi bagi kelas tertentu. Skema Volin dan Marmol hanyalah menolak untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menciptakan masyarakat bebas merdeka, sehingga tidak memiliki harapan untuk menerapkan Sosialisme Libertarian. Satu-satunya cara untuk menerapkan Sosialisme dari bawah adalah dengan mempunyai kepemilikan kolektif dan organisasi kerja sama produksi beserta produknya. Hal uni akan membutuhkan semua masyarakat manusia untuk menjadi persemakmuran tanpa kelas di mana produksi dan distribusi dilakukan secara eksplisit demi memenuhi kebutuhan masyarakat melalui perencanaan komunal yang dikelola sendiri, yaitu Komunisme.

Anarkis Komunisme Membutuhkan Anarkis-Sindikalisme

Seseorang tidaklah harus menjadi seorang Anarkis-Sindikalis untuk menjadi seorang Anarkis Komunis. Misalnya sebuah Federasi Anarkis di Inggris menolak Anarkis-sindikalisme sebagai metode strategi perjuangan kelas Anarkisme revolusioner. Ia menolak Anarkis-Sindikalisme karena ia percaya serikat pekerja menjadi agen mediasi di mana kapitalis mengelola konflik dengan pekerja. Ini mengabaikan poin mengenai serikat revolusioner Anarkis-Sindikalis, yang ditunjukkan oleh Emma Goldman; "Perbedaan mendasar antara Sindikalisme dan metode serikat pekerja lama adalah ini: Sementara metode serikat pekerja lama, tanpa kecuali, bergerak dalam sistem upah dan kapitalisme, serta mengakui hal yang terakhir sebagai sesuatu yang tak terhindarkan, Sindikalisme menolak dan mengutuk pengaturan industri saat ini sebagai cara yang tidak adil dan kriminal, dan tidak memberikan harapan kepada pekerja sebagai hasil yang langgeng dari sistem ini. "1. Dia melanjutkan; "Tentu saja Sindikalisme, sebagaimana serikat-serikat pekerja lama, memperjuangkan keuntungan langsung, tetapi tidak cukup bodoh untuk berpura-pura bahwa buruh dapat mengharapkan kondisi manusiawi dari pengaturan ekonomi yang tidak manusiawi dalam masyarakat. Dengan demikian, ia hanya mengambil dari musuhnya apa yang dapat memaksa dirinya untuk melakukannya. Menghasilkan, secara keseluruhan, bagaimanapun, Sindikalisme bertujuan, dan memusatkan energinya pada, penggulingan sistem upah sepenuhnya. ".2
Anarkis Komunisme adalah Anarkis karena dengan memahami bahwa hanya dengan komunismelah melalui perjuangan kelas buruh yang terorganisir secara mandiri melawan sistem kapitalis. Satu-satunya bentuk di mana hal ini dapat dilakukan adalah dengan mengorganisir ke dalam asosiasi pekerja, yang diorganisir oleh para pekerjanya sendiri, untuk melaksanakan perjuangan kelas serta akhirnya mengambil alih kendali masyarakat untuk mengorganisasikannya kembali sesuai dengan garis Sosialis Libertarian. Inilah serikat buruh revolusioner. Ketika kaum Anarkis mengorganisir serikat buruh revolusioner untuk perjuangan kelas, mereka menjalankan strategi Anarkis-Sindikalisme revolusioner.

Kesimpulan

Anarkis Komunisme dan Anarkis-Sindikalisme adalah dua teori dan praktik yang berbeda. Meskipun demikian, mereka sama sekali tidak bertentangan, pada kenyataannya mereka saling membutuhkan. Agar kaum Anarkis-Sindikalis mencapai masyarakat Sosialis Libertarian, mereka haruslah menerapkan Anarkis Komunisme dan bagi kaum Anarkis Komunis demi mencapai visi mereka tentang masyarakat semacam itu, mereka haruslah membangun gerakan buruh Anarkis-Sindikalis. Inilah sebabnya mengapa secara historis sebagian besar Anarkis-Sindikalis adalah Anarkis Komunis dan juga sebaliknya.

Rujukan

1. Syndicalism: The Modern Menace To Capitalism, Emma Goldman
2. ibid.

Bibliografi:

Fighting For Ourselves, Solidarity Federation
Anarcho-syndicalism In The 20th Century, V. Damier
Communism and Anarchy, Peter Kropotkin
Note On Individualism and Anarchism, E. Malatesta
Property Is Theft, Pierre Joseph Proudhon
Anarchism Without Adjectives (1890), Robert Graham
Anarchist Synthesis, Volin
Introduction To Anarchist Communism, Afed

Ditulis oleh: Piper Tompkins.

Dialihbahasakan ke bahasa Indonesia oleh: Anakkopi dan Sugababe