MAHASISWA KKN UNDIP TAHUN 2024 MELAKUKAN EDUKASI PEMBUATAN BIOPORI PENGHASIL PUPUK KOMPOS SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA
Desa Bagusan, Selopampang, Kab. Temanggung (12/02/2023). Kita kenal sampah memiliki berbagai jenis, yang sering kita dengar adalah sampah anorganik dan sampah organik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa terurai dengan sendirinya, sampah organik ini bisa kita tangani dengan penerapan 3R dan sudah banyak sekali penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana dengan sampah organik?
Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai dengan sendirinya. Akan tetapi pengertian tersebut dapat menjadi masalah bagi manusia apabila disalahartikan. Misalkan saja sampah-sampah organikini dibiarkan menumpuk pada suatu tempat, lama kelamaan akan menjadi suatu sumber permasalahan bagi lingkungan. Permasalahan yang timbul dari sampah yaitu, bau yang tidak sedap sampah yang mengganggu aktivitas masyarakat, timbulnya penyakit yang dibawa dari binantang, tercemarnya sumber air yang ada di suatu daerah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, Biopori penghasil pupuk kompos menjadi salah satu solusi untuk menangani permasalahan sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga. Metode ini memanfaatkan tabung peralon dan kemudian dipasang pada kedalaman tanah 50–100 cm. Dijelaskan bahwa, Biopori memiliki manfaat yang luar biasa. Melalui metode biopori kita dapat mencegah bencana alam banjir dan tanah longsor. Hal ini dikarenakan lubang-lubang pada biopori meningkatkan daya resap air pada tanah sehingga kapasitas air tanah juga meningkat. Selain itu, metode biopori dapat diinovasikan menjadi tempat penyimpanan sampah organic yang nantinya dapat dipanen menjadi pupuk kompos rumahan. Sehingga, metode ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pupuk yang dihasilkan dapat menjadi penyubur tanaman.
