UX Case Study : Pengembangan Fitur CRM, Pelanggan, dan Asset pada Aplikasi Krealogi by Du Anyam

Endah Puspita Sari
7 min readOct 3, 2022

--

Proyek ini adalah bagian dari program pelatihan UI/UX Design yang diadakan oleh Digital Talent Scholarship bekerja sama dengan Skilvul yang diselenggarakan oleh Kominfo. Krealogi merupakan Challenge Partner. Saya TIDAK bekerja atau dikontrak secara profesional oleh Krealogi.

Latar Belakang

Krealogi adalah sebuah aplikasi oleh Du Anyam yang hadir untuk membantu para pelaku UMKM di Indonesia dalam proses pencatatan usahanya. Pencatatan ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja secara digital, sehingga membuat pengguna aplikasi ini tidak akan pusing dan ribet untuk melakukan pencatatan usaha.

Krealogi bekerja sama untuk melakukan Challenge partner yang diadakan oleh Kominfo. Challenge tersebut diadakan karena adanya keluhan-keluhan dari para pengguna tentang aplikasi Krealogi yang kemudian dirangkum untuk menjadi ide dalam pengembangan aplikasi Krealogi. Agar Krealogi menjadi lebih baik dan diminati oleh pelaku UMKM.

Objektif

Sebagai aplikasi yang diperuntukkan bagi para pelaku usaha UMKM, maka Krealogi sangat menjaga agar aplikasi ini mudah dalam penggunaan dan dapat menjadi solusi dari pengembangan usaha. Maka Krealogi ingin agar pengembangan ini tepat sasaran yang User experience yang User friendly secara objektif dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Mengembangkan fitur Data Pelanggan dengan menampilkan data pribadi pelanggan, transaksi masing-masing pelanggan.
  2. Mengembangkan fitur Laporan (Top Buyer) bagi pelaku usaha berupa laporan laba-rugi usaha secara langsung.
  3. Menambahkan fitur Asset bagi pelaku usaha untuk mendata aset-aset/inventaris yang dimiliki sehingga dapat terrecord dengan baik dan jika ada kendala/maintenance dapat dilakukan.

Peran dalam Tim

Sebagai UX Designer Saya berkolaborasi dengan kelompok 5 di kelas 33 Skilvul UI/UX Design. Dalam tim ini, kami terdiri dari 5 orang yaitu Alfian Nasir, Danan Wahyu Sumirat, Nanakrisdianti, dan Teguh Arifianto. Dalam tim, kami bekerja bersama-sama, saling memberikan ide-ide dalam proses design thinking sampai akhir tugas ini terselesaikan dengan baik. Adapun tugas yang kami lakukan bersama tim mulai dari Design Proses, membuat Taskflow, Wireframe, UI Design sampai ke Testing atau UX Research untuk 3 fitur yang akan tim kembangkan.

Design Proses

Dalam kasus ini tim memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design proses yang kami lakukan. Karena ini adalah proses yang pas untuk melakukan solusi permasalahan. Tim memulai prosesnya dari tahap temuan permasalahan, menggali kebutuhan pengguna agar tercipta inovasi dalam mendesain yang baik dan dapat diterima oleh pengguna.

Design Thinking

Empathize

Pada tahap empathize, kami melakukan observasi dari keluhan pengguna dan tim. Observasi dari keluhan pengguna kami dapatkan langsung dari tim Krealogi, sedangkan temuan dari segi tim kami mencoba sebagai pengguna untuk mengoperasikan aplikasi Krealogi, menjalankan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi, kemudian kami membuat temuan-temuan untuk kemudian kami catat apa saja yang menjadi temuan tersebut kedalam google spreadsheet.

Hasil observasi yang didapatkan dari tim sebagai berikut :

Design Thinking Empathize — Secondary Research

Define

Pada tahap define, kami mendefinisikan masalah yang dibuat ke dalam “Paint Points”.

Paint Point Kelompok 5 Kelas 33 Skilvul

Kemudian kami lanjut untuk menjawab semua permasalahan yang ditemui tersebut kedalam bentuk How-Might We. Proses How Might We dilakukan untuk mencari suatu solusi dari paint point yang ditemukan seperti gambar dibawah ini. Dan dari hasil How Might We tersebut diperlukan untuk melakukan brainstroming untuk dikelompokkan (diklasifikasi) agar menjadi sebuah ide solusi.

Proses How Might We Kelompok 5 Kelas 33 Skilvul

Ideate

Dari hasil “How-Might-We” tim melakukan brainstroming untuk mengelompokkan kedalam bentuk affinity diagram, dimana berisi ide fitur-fitur yang akan dibangun dalam aplikasi Krealogi. Setelah semua ide fitur yang akan dibangun sudah dibuat dalam affinity diagram, lalu dilajutkan ke dalam Priorization Idea.

Affinity Diagram Kelompok 5 Kelas 33 Skilvul
Prioritization Idea Kelompok 5 Kelas 33 Skilvul

Dari proses Prioritization Idea, kami memutuskan ada 3 fitur yang akan di kembangkan dan difokuskan, yaitu :

  1. Menambahkan fitur Data Pelanggan yang menampilkan data pribadi pelanggan, transaksi masing-masing pelanggan, dan fitur chat yang terintegrasi ke aplikasi Whatsapp untuk memudahkan pelaku usaha dalam memberikan informasi kepada pelanggan secara langsung ataupun dapat untuk melakukan tanya-jawab bagi pelanggan dan pelaku usaha.
  2. Menambahkan fitur Laporan bagi pelaku usaha untuk melihat tampilan Pelanggan seperti pembeli terbanyak, barang terlaris dan keuangan berupa laporan laba-rugi usaha secara langsung, dan juga laporan ini dapat terintegrasi ke dashboard untuk melihat perkembangan usaha agar dapat menjadi bahan evaluasi bagi pelaku usaha.
  3. Fitur Asset bagi pelaku usaha merupakan fitur tambahan untuk mendata aset-aset/inventaris yang dimiliki sehingga dapat terrecord dengan baik dan jika ada kendala/maintenance dapat dilakukan dan terdata secara berkala.

Prototyping

Setelah didapatkan apa yang menjadi fokus tim, maka kami mulai membuat rancangan designnya. Diawali dengan design Task flow, wireframe dan UI design prototype.

Task Flow

Userflow adalah tahap awal sebelum mendesign UI. Tim berkolaborasi untuk membuat userflow yaitu proses taskflow dari masing-masing fitur yang telah difokuskan.

Taskflow Data Pelanggan
Taskflow Laporan
Taskflow Asset

Wireframe Low-Fidelity

Setelah melakukan userflow, selanjutnya tim berkolaborasi untuk mengconvert dari userflow menjadi gambaran wireframe lowfidelity. Berikut adalah gambaran wireframe lowfidelity yang telah tim desain.

Wireframe low fidelity — Data Pelanggan
Wireframe Low Fidelity — Laporan
Wireframe Low Fidelity — Asset

Design System (UI Guide)

Selesainya proses wireframe lowfidelity, maka selanjutnya tim membuat wireframe highfidelity. Sebelum lanjut proses highfidelity, tim membuat design system untuk mempermudah dalam proses pembuatan wireframe Highfidelity. Krealogi sendiri telah menyediakan design system akan tetapi tim merasa bahwa design system yang telah ada itu masih butuh penambahan lagi agar mempermudah proses design nantinya dan sesuai dengan ciri desain Krealogi.

Berikut komponen design system Krealogi.

Design System Krealogi

Wireframe Highfidelity

Setelah design system telah siap, maka selanjutnya tim mengconvert wireframe lowfidelity menjadi wireframe highfidelity sehingga dapat terlihat secara jelas bagaimana UI designnya.

UI design Fitur Pelanggan
UI Design Fitur Laporan
UI Design Fitur Asset

Dari UI design tersebut, kemudian tim melakukan prototype untuk menyambungkan antar frame sehingga UI tersebut saling berinteraksi seperti simulasi aplikasi.

Disclaimer : Untuk bentuk Font, warna, style guide yang ada ini adalah milik Krealogi. Kami menggunakan style guide itu hanya untuk bahan pembelajaran di Skilvul.

Prototype Figma

Testing

Pada tahap terakhir adalah testing, dimana usability testing yang tim kami buat dengan memanfaatkan Maze untuk simulasi prototype, dan google form untuk mendata kuisioner para responden. Jumlah responden yang diambil sebanyak 5 orang dengan berbeda-beda bidang usahanya.

Kriteria Responden yang kami ambil untuk data Usability Testing adalah :

1. Laki/Perempuan

2. Warga Negara Indonesia

3. Usia 20–45 tahun

4. Profesi sebagai owner usaha kecil, mikro, maupun ultra mikro

5. Usaha di bidang barang (bukan jasa)

Tahapan dalam melakukan Skenario Research yang dilakukan sebagai berikut :

  1. Pendahuluan (pengenalan apa itu aplikasi Krealogi, dan alasan tim untuk melakukan kuisioner)
  2. Sesi Tanya Jawab data Responden dan Usahanya dengan menggunakan Google Form
  3. Sesi Usability Testing (diberikan link Maze kepada Responden untuk dilakukan testing)
  4. Pengisian Posttest kepada Responden tentang pengalaman dalam melakukan berbagai Task pada Maze

Hasil Testing (Usability Testing)

Hasil Stimulus Research

Hasil dari usability testing terhadap 5 orang responden ditemukan hasilnya bahwa :

  1. Ada 1 (satu) responden yang memberikan nilai dibawah 5 dari angka 1–7 (not passed) dan masih bingung dalam melakukan flow task yang diberikan.
  2. Ada 4 (empat) responden yang memberikan nilai di atas 5 (passed) dari angka 1–7 dan menilai bahwa flow task yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan pengguna dan yang ditampilkan sudah detail serta sudah lengkap dalam pengolahan penjualan.

Kesimpulan

Dari proses testing yang telah dilalui dapat disimpulkan bahwa ada 20% yang menilai bahwa testing yang dilalui belum memenuhi tujuan dari challenge, dan ada 80% yang menilai bahwa testing yang dilalui sudah memenuhi tujuan dari challenge ini dan berarti project challenge yang tim kami buat sudah menjawab permasalahan/kendala yang ditemukan oleh para pengguna.

Penutup

Demikian proses Study Case dari project yang telah tim kami buat, untuk dapat menjadi bahan pengalaman pembaca dan semoga dapat menjadi salah satu tim challenge yang terpilih sebagai problem solving yaitu untuk lebih meningkatkan user experience yang user friendly pada aplikasi Krealogi kedepannya. Terima kasih telah membaca artikel yang telah Saya buat ini.

Salam Semangat !!!

--

--