Enjung Puspitasari
3 min readSep 25, 2020

GANTI KACAMATA.

“Perasaan aku kerja udah overtime tapi kenapa kerjaan ga kelar kelar sih”

Cape ya kalau beban kerja semakin hari semakin bertambah sedangkan sumber daya manusia yang tersedia ga nambah. Malah berkurang, belum lagi diperparah dengan kebijakan yang dibuat penguasa membuat sistem yang harusnya semakin simple malah terasa makin berbelit. Tapi coba lihat dengan angle yang berbeda, anggap saja pekerjaan yang kita jalani saat ini adalah salah satu ladang ibadah. “Platform” untuk membersihkan diri kita dari dosa. Toh sholat kita juga belum tentu di terima-Nya.

“gw cape mba dengerin masalah di rumah yang itu itu aja. Bertahun tahun ga kelar malah makin rumit”

Kata orang, keluarga adalah tempat pulang dan tempat ternyaman. Tapi ada beberapa atau mungkin banyak anak yang dilahirkan dari keluarga yang tidak harmonis. Terlihat utuh dari luar tapi realitanya saling menyakiti dan tidak merasa saling memiliki. Katanya keluarga adalah support system, tapi gimana kalau justru ada trust issue dalam sistem tersebut. Orang orang yang harusnya selalu stand by memberi support eh malah minta diberi support. Tapi gapapa, anggap saja itu sebagai wadah meningkatkan resiliensi. Kalau kita mampu jadi problem solver dari orang yang seharusnya menjadi problem solver kita pasti kita punya hati yang lebih lapangan dibanding orang dengan usia yang sama dengan kita.

“iya, aku suka dia. Aku udah puasa sunnah, sholat malem dan merayu Allah tiap sholat dan aku bingung harus ngapain lagi”

Cerita single-lillah itu memang ga ada abisnya. Dalam perjalanan menemukan pasti kita diuji dengan dipertemukan oleh seseorang yang menurut kita layak untuk diajak hidup bersama. Tampan, akhirat oriented, well educated, open minded ah pokoknya paket lengkap. Beberapa perempuan punya keberanian lebih untuk menyampaikan perasaannya. Ya gambling sih karena konsekuensinya cuma dua, dia ilfil atau dia respect dan gayung bersambut. Tapi untuk perempuan yang pemalu gimana? Mau sampe kapan memendam perasaan? Sedangkan laki laki yang menginginkan dia juga tidak sedikit. Harus make a move biar ga stuck dengan orang yang belum jelas.

Padahal solusi dari secuil masalah diatas tuh simple banget : coba ganti “kacamata”. Kalau kata mas Kurniawan Gunadi, sesuatu yang baik tidak pernah bisa ditakar dengan takaran manusia. Sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah tapi yang jelas sesuatu yang baik menurut Allah pasti jadi yang terbaik buat kita. Kalau kita bikin prakarya, kita pasti tau detail si karya tersebut. Tau titik lemah dan kelebihan karya tersebut. Analoginya sama dengan Allah yang menciptakan kita. Udah jelas Allah paham kapasitas kita sebagai manusia. Allah kan baik mana mungkin menguji hamba-Nya diluar batas. Jadi tugas kita sebagai manusia ketika menghadapi masalah cuma satu, tetap berprasangka baik sama Allah. Kalau ikhtiar kita dirasa sudah maksimal dan kita sudah on track yaudah coba ganti perspektif atau ganti kacamata. Pegang janji Allah dan Dia tidak akan pernah ingkar. Bukankah Allah mengabulkan doa hambanya dengan tiga cara ?

  1. Iya, Ku beri sesuai dengan doamu
  2. Nanti, Ku kabulkan tapi tidak sekarang
  3. Tidak, Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu

Selamat berganti kacamata ☺