Journaling Selama Sebulan Penuh

Faiz Byputra
2 min readJan 6, 2023

--

3 Desember 2022, saya memulai sebuah kebiasaan baru untuk menulis apa pun pada sebuah file GDocs, setiap hari. Bahasa keren dari kegiatan ini yang lebih akrab dikenal adalah journaling.

Photo by Kaitlyn Baker on Unsplash

Nah, di dalam file ini saya menuliskan apa pun yang ada di pikiran. Apa yang saya rasakan, apa yang sedang terjadi, pikiran apa yang tiba-tiba muncul, semuanya saya coba tuangkan dalam bentuk tulisan. Karena menurut beberapa artikel, video, dan buku yang saya konsumsi, menulis merupakan kegiatan yang bermanfaat.

Sebenarnya, ngapain sih nulis-nulis begitu? Tidak ada salahnya untuk dicoba, kan? Berikut adalah hal yang saya rasakan setelah sebulan penuh menulis jurnal.

Belajar Konsisten

Ya, memulai kebiasaan baru emang bukan hal yang mudah. Toh dalam journaling sebulan ini saya juga ada curangnya (menulis bukan pada hari dan tanggal tersebut).

Justru karena kegiatan menulis ini, saya belajar untuk konsisten dalam mengerjakan sesuatu. Hitung-hitung menerapkan ilmu yang saya dapat dari buku Atomic Habits tentang 4 hukum mengubah kebiasaan.

Menuangkan Pikiran

Otak manusia gak pernah berhenti mikir. Bahkan saat kita tidur pun, otak kita masih terus bekerja. Pastinya banyak pikiran-pikiran atau ide yang mungkin tiba-tiba muncul di benak kita. Terkadang hal itu membuat kita sedikit overwhelmed. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita menuangkan isi pikiran kita ke dalam tulisan supaya pikiran kita gak “kepenuhan”.

Dengan menulis jurnal, saya juga lebih bisa memvalidasi perasaan yang saya alami. Ya, saya orangnya cukup sering overthink terhadap suatu hal. Melalui tulisan-tulisan itu, saya bisa menuangkan pikiran tersebut dan mulai berpikir jernih. Otak yang awalnya terlalu “penuh” menjadi lebih lega.

--

--