Mengenal Pentingnya Preventive Maintenance untuk Memastikan Kinerja Mesin yang Optimal

Muhammad Faris Fakhrullah
6 min readMay 9, 2023

--

Menurut Ahli Teknik Mesin William A. Levinson, preventive maintenance adalah “Pemeliharaan yang terjadwal secara berkala untuk mencegah kerusakan dan meningkatkan kinerja”.

Menurut Ahli Teknik Listrik, John A. Matthews, preventive maintenance adalah “Pemeliharaan yang sengaja dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dan komponen berfungsi dengan cara yang diinginkan dan terlindungi dari kerusakan yang dapat dihindari”.

Menurut Ahli Teknik Industri, Donald J. Wulpi, preventive maintenance adalah “Identifikasi dan penyelesaian masalah potensial sebelum hal-hal menjadi bermasalah, dan pengaturan siklus pemeliharaan berkala untuk memastikan bahwa perangkat kerja berfungsi dengan cara yang diinginkan”.

Preventive Maintenance adalah strategi pemeliharaan yang melibatkan pelaksanaan aktivitas pemeliharaan terjadwal secara teratur untuk membantu mencegah kegagalan yang tak terduga di masa depan. Ini adalah pendekatan tradisional untuk manajemen pemeliharaan di lantai produksi. Program pemeliharaan preventif memungkinkan manajer fasilitas merencanakan tugas pemeliharaan yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas dalam jangka waktu panjang. Tujuan preventive maintenance adalah untuk mencegah kegagalan yang akan terjadi, yang merupakan ketidaksempurnaan peralatan yang dapat menyebabkan degradasi atau kegagalan katastropik jika tindakan korektif tidak dilakukan. Tugas Ppreventive maintenance dapat mencakup pembersihan, pelumasan, penggantian atau perbaikan suku cadang, atau bahkan perbaikan sebagian atau seluruhnya. Preventive Maintenance telah terbukti mengurangi kerusakan, menjaga keselamatan pekerja, dan menghemat uang untuk pengeluaran yang tidak perlu. Dengan melakukan preventive maintenance, perusahaan manufaktur dapat meningkatkan waktu kerja dan menjaga peralatan mereka dalam kondisi kerja.

Preventive Maintenance merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memastikan kinerja mesin yang optimal. Preventive Maintenance (PM) adalah suatu tindakan pencegahan yang dilakukan untuk memastikan bahwa mesin atau peralatan dapat beroperasi dengan baik dan secara konsisten. Dengan melakukan PM, mesin dapat beroperasi dengan efisiensi yang lebih tinggi, biaya operasional lebih rendah dan keandalan yang lebih tinggi.

Menerapkan PM dapat menjadi proses yang rumit karena banyak faktor harus dipertimbangkan. Secara umum, metode penerapan PM meliputi tiga tahap utama:

1. Perencanaan — Ini termasuk membuat rencana PM yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan aktual dari sistem atau mesin. Rencana ini harus mencakup jenis inspeksi, perbaikan, dan pemeliharaan yang akan dilakukan, berapa sering tugas tersebut dilakukan, dan siapa yang akan melaksanakannya.

2. Pelaksanaan — Tahap ini termasuk melaksanakan rencana PM yang sudah dibuat. Ini meliputi pemilihan alat atau mesin untuk diperiksa, melakukan inspeksi, memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak, dan melakukan tindakan pemeliharaan teratur seperti bersihkan dan lubrikasi.

3. Pengawasan — Ini termasuk memastikan bahwa semua tindakan PM telah dilakukan dengan benar dan sesuai rencana. Ini juga melibatkan mencatat hasil inspeksi dan perbaikan yang dilakukan untuk membantu pemantauan kinerja mesin atau alat.

Menerapkan PM adalah cara yang efektif untuk mencegah kerusakan dan kerusakan berulang. Meskipun proses tersebut memerlukan waktu dan biaya, investasi awal akan menghemat biaya perbaikan dan penggantian di masa depan.

Tujuan utama dari PM adalah untuk menghindari masalah yang disebabkan oleh perawatan yang buruk atau ketidakpatuhan terhadap prosedur operasi. Dengan melakukan PM secara rutin, mesin dapat dipertahankan sebagai aset yang bernilai tinggi dan beroperasi dengan keandalan yang lebih tinggi.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari PM. Pertama, PM akan meminimalkan risiko kerusakan mesin. Ini berarti bahwa biaya perbaikan akan lebih rendah dan downtime (waktu berhenti) akan lebih sedikit. Selain itu, PM juga dapat meningkatkan efisiensi operasi mesin. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional.

Selain itu, PM juga akan memastikan bahwa mesin beroperasi dengan aman. Ini berarti bahwa ada kurang risiko terkena bahaya kesehatan atau kecelakaan kerja. Juga, PM dapat memastikan bahwa mesin beroperasi dengan efisiensi yang lebih tinggi. Hal ini dapat mengurangi biaya energi, yang dapat menghemat biaya operasional.

Meskipun ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan PM, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukannya. Pertama, PM harus dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman dan yang telah dilatih untuk melakukan perawatan mesin. Kedua, PM harus dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa mesin beroperasi dengan efisiensi yang lebih tinggi dan keandalan yang lebih tinggi. Ketiga, PM harus dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa mesin beroperasi dengan aman.

Ada beberapa jenis preventive maintenance yang digunakan untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Ini termasuk:

1. Pemeliharaan Rutin: Pemeliharaan rutin adalah tindakan pencegahan yang dilakukan secara teratur untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik. Ini melibatkan pembersihan, penggantian komponen, dan pembaruan perangkat lunak.

2. Pemeliharaan Prediktif: Pemeliharaan prediktif adalah tindakan pencegahan yang dilakukan berdasarkan laporan dan informasi yang dikumpulkan mengenai kinerja sistem saat ini. Ini memungkinkan staf teknis untuk melihat masalah potensial sebelum mereka menjadi masalah yang lebih besar.

3. Perbaikan: Perbaikan adalah tindakan pencegahan yang dilakukan setelah kerusakan atau masalah terdeteksi. Ini melibatkan penggantian komponen dan perbaikan perangkat lunak.

Preventive maintenance dapat membantu menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik dan mengurangi biaya perbaikan dan pemeliharaan. Namun, ini juga dapat menyebabkan kerugian waktu dan biaya jika tidak dilakukan dengan benar. Untuk itu, penting bagi organisasi untuk memastikan bahwa staf teknis yang melakukan preventive maintenance benar-benar memahami tujuan dan risiko yang terkait dengan tindakan ini.

Banyak perusahaan dan organisasi telah menemukan bahwa PM merupakan cara terbaik untuk menghindari masalah yang berhubungan dengan biaya tinggi. Namun, jika PM tidak diikuti, Perusahaan mungkin akan menghadapi berbagai masalah.Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat terjadi jika Suatu Perusahaan tidak menerapkan PM.

1. Biaya tinggi
Kerusakan dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi jika tidak terdeteksi dan diperbaiki pada waktunya. Biaya ini tidak hanya berlaku untuk biaya perbaikan, tetapi juga biaya yang terkait dengan produktivitas dan efisiensi yang hilang. Jika aset atau sistem rusak dan tidak segera diperbaiki, Anda akan menghabiskan lebih banyak waktu menangani masalah, dan ini berarti bahwa produktivitas akan menurun.

2. Pemasok yang tidak terjamin
Jika perusahaan tidak menerapkan PM, perusahaan mungkin akan menghadapi masalah dengan pemasok. Ini karena ketika aset atau sistem rusak, perusahaan harus mencari pemasok yang handal dan dapat diandalkan untuk memperbaiki aset atau sistem di perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki PM, mungkin akan menghadapi masalah saat mencari pemasok yang dapat diandalkan, karena aset atau sistem yang rusak juga berarti bahwa perusahaan tidak dapat memastikan bahwa pemasok yang di pilih akan menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

3. Kebocoran
Kebocoran juga merupakan masalah yang harus dihadapi jika perusahaan tidak menerapkan PM. Kebocoran tidak hanya menyebabkan kerugian finansial, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Kebocoran air, udara, dan limbah padat dapat menyebabkan kerusakan yang luas. Kebocoran juga dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi karena perusahaan harus memperbaiki atau mengganti aset atau sistem yang rusak.

4. Ketidakstabilan
Ketidakstabilan juga merupakan masalah yang harus dihadapi jika Anda tidak menerapkan PM. Ketika aset atau sistem rusak, ini berarti bahwa mereka tidak lagi stabil dan kemungkinan akan mengalami kerusakan lebih lanjut. Ini juga berarti bahwa perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memperbaiki atau mengganti aset atau sistem yang rusak.

5. Kebakaran
Kebakaran merupakan masalah yang harus dihadapi jika perusahaan tidak menerapkan PM. Kebakaran dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Kebakaran dapat disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk kesalahan instalasi, penggunaan alat yang tidak tepat, dan kurangnya pemeliharaan pada aset atau sistem.

Dalam kesimpulannya, Preventive Maintenance adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memastikan kinerja mesin yang optimal. Dengan melakukan PM secara rutin, mesin dapat dipertahankan sebagai aset yang bernilai tinggi dan beroperasi dengan keandalan yang lebih tinggi dan efisiensi yang lebih tinggi. PM juga dapat memastikan bahwa mesin beroperasi dengan aman. Dengan demikian, penting untuk melakukan PM secara rutin untuk memastikan bahwa mesin beroperasi dengan efisiensi yang lebih tinggi dan keandalan yang lebih tinggi. Menerapkan preventive maintenance adalah cara terbaik untuk menjaga aset dan sistem Perusahaan tetap bekerja dengan baik. Jika Perusahaan tidak menerapkan PM, mungkin akan menghadapi masalah seperti biaya tinggi, pemasok yang tidak terjamin, kebocoran, ketidakstabilan, dan kebakaran. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa suatu Perusahaan menerapkan PM segera setelah aset atau sistem diinstal.

10319015 — Muhammad Faris Fakhrullah

Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

--

--