UX Case Study: Jago Last Wish

Farid
7 min readOct 24, 2021

--

⚠️ Disclaimer

Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Bank Jago sebagai Challenge Partner. Kami tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Bank Jago.

🔭 Latar Belakang

Jago Last Wish merupakan fitur terbaru yang dikembangkan oleh Jago, sebagai layanan finansial digital yang bertujuan membantu pengguna dalam memberikan dan menerima warisan dan wasiat dari orang yang mereka percayai dengan mudah. Dengan fitur Jago Last Wish pengguna dapat mengantisipasi kejadian tak terduga di masa depan yang dapat mempengaruhi kehidupan finansial mereka.

Logo Bank Jago

🎯 Objektif

Objektif pada case study ini adalah bagaimana menghasilkan rancangan antarmuka fitur Jago Last Wish pada aplikasi Jago yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pengguna, sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan transaksi warisan dan wasiat kepada orang yang mereka percayai.

💪 Peran dalam Tim

Case study ini merupakan tugas challenge project dari Digital Talent Scholasrhip oleh Kominfo bersama dengan Skilvul dan Bank Jago sebagai mitra parter. Dalam project ini saya berkolaborasi dengan 2 anggota tim lainnya, yaitu Anneke Ramadhani, dan Muhammad Alwy. Adapun tanggung jawab saya dalam tim ini adalah membuat userflow, wireframe, dan desain UI dari fitur Jago Last Wish khususnya pada fitur Klaim Warisan. Selain itu pada pengujian usability saya berperan sebagai interviewer sekaligus observer.

🎨 Design Process

Kami menggunakan Design Thinking sebagai metode pendekatan pada design process yang kami lakukan. Design Thinking digunakan karena lebih fleksibel dalam prosesnya. Ada lima tahapan proses dalam Design Thinking, namun tidak serta merta selalu dimulai dari tahap yang paling pertama, tergantung dari kebutuhan.

Design Thinking Process by Interaction-design.org

Emphatize: memahami masalah pengguna

Tahapan awal yang dilakukan pada proses Design Thinking adalah emphatize. Pada tahap ini dilakukan research untuk mengetahui tujuan bisnis dan target pengguna. Pada case study ini kami tidak melakukan research, dikarenakan tujuan bisnis dan target pengguna sudah ditentukan pada biref challange. Untuk brief challenge dapat dilihat disini.

Berikut adalah profil pengguna dari fitur Jago Last Wish.

Profil Pengguna fitur Jago Last Wish

Define: menentukan kebutuhan pengguna

Pada tahap ini dilakukan penentuan kebutuhan pengguna berdasarkan masalah yang telah ditentukan pada tahap emphatize. Di tahap ini, kami menentukan pain points untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh pengguna saat ingin melakukan proses transaksi warisan. Penentuan pain points ini kami lakukan berdasarkan hasil asumsi pribadi dengan menempatkan diri sebagai pengguna.

Berikut adalah beberapa pain points yang telah kami tentukan.

Pain points

Selanjutnya berdasarkan pain points yang sudah ada, kami menentukan how-might we untuk mengetahui apa saja yang dapat kita lakukan untuk membantu pengguna dalam menghadapi pain points mereka.

Berikut adalah how-might we yang telah kami tentukan.

How-might we

Dari how-might we yang telah ditentukan, selanjutnya kami melakukan voting untuk menentukan ide mana yang dapat dikembangkan menjadi solusi.

How-might we yang akan dikembangkan menjadi solusi adalah:

Membantu pewaris untuk dapat mengajukan ahli waris dan membantu pewaris untuk mencapai goalsnya.

Ideate: membuat solusi

Di tahap ini, kami membuat ide solusi berupa fitur-fitur yang dapat mendukung how-might we yang telah ditentukan sebelumnya.

Berikut adalah solution idea yang telah kami tentukan.

Solution idea

Selanjutnya dari solution idea yang telah dibuat, kemudian dikelompokkan menggunakan affinity diagram untuk mengetahui ide/fitur apa saja yang kiranya mirip/sejenis.

Berikut adalah affinity diagram yang telah kami buat.

Affinity diagram

Setelah mengelompokkan ide/fitur yang sejenis, selanjutnya menentukan ide/fitur apa saja yang akan diimplementasikan berdasarkan skala prioritas.

Berikut adalah skala prioritas dari ide/fitur yang telah kami buat.

Skala prioritas

Dari hasil ide yang telah dibuat, selanjutnya membuat rancangan desain menggunakan crazy 8’s.

Berikut adalah racangan desain menggunakan crazy 8's.

Crazy 8’s

Selain itu, dari hasil ide yang telah dibuat, kemudian ditentukan userflow dari setiap ide/fitur. Berdasarkan hasil diskusi, kami menentukan terdapat tiga userflow, berikut diantaranya

Userflow Penambahan Ahli Waris
Userflow Pembayaran Asuransi
Userflow Klaim Warisan & Wasiat

Dari userflow yang telah dibuat, kemudian dibuat kedalam bentuk low-fidelity design yakni wireframe sebagai kerangka desain sebelum dibuat kedalam bentuk yang lebih detail. Wireframe dibuat dengan menggunakan aplikasi figma. Untuk detail wireframe dapat dilihat disini.

Berikut adalah wireframe yang telah kami buat.

Wireframe fitur Jago Last Wish

Dari wireframe yang telah dibuat, selanjutnya dibuat kedalam desain user interface (UI) yang lebih detail (high-fidelity design). Namun sebelum mulai membuat desain, terlebih dahulu kami membuat UI styleguide atau design system untuk memudahkan dalam proses mendesain. Detail UI styleguide dapat dilihat disini.

UI Styleguide / Design system

Setelah UI styleguide selesai dibuat, selanjutnya adalah merancang tampilan antarmuka fitur Jago Last Wish sesuai dengan wireframe dan komponen-komponen UI yang telah dibuat. Untuk detail tampilan UI yang telah dibuat dapat dilihat disini.

User Interface fitur Jago Last Wish

Prototyping: simulasi

Pada tahap ini, desain yang telah dibuat dalam bentuk high-fidelity selanjutnya dibuat kedalam bentuk prototype untuk dapat menampilkan fungsi — fungsi dari fitur Jago Last Wish secara lebih interaktif sehingga dapat memudahkan pada proses pengujian nantinya. Berikut adalah prototype dari fitur Jago Last Wish.

Testing: tanggapan pengguna

Untuk mengetahui apakah desain yang telah dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, perlu dilakukan pengujian usability terhadap prototype yang telah dibuat dengan menggunakan usability metric. Usability metric yang digunakan pada pengujian ini adalah Single Ease Question (SEQ).

Usability testing by @dtravisphd on Unsplash

Dalam pengujian usability setidaknya melibatkan minimal 5 orang sebagai responden, namum dalam project kali ini karena keterbatasan waktu dan lain hal, pengujian usability hanya melibatkan 1 orang responden. Adapun kriteria responden pada pengujian usability ini adalah:

  1. Pria atau wanita berusia 25–35 tahun.
  2. Berdomisili di daerah perkotaan dengan pendapatan bulanan 4–8 juta per bulan.
  3. Memiliki kemampuan Bahasa Indonesia sebagai native language.
  4. Berpendidikan dan memiliki tingkat pemahaman teknologi yang tinggi.
  5. Memiliki pengalaman menggunakan aplikasi perbankan dan sejenisnya.
  6. Biasa menggunakan aplikasi untuk kebutuhan sehari — hari.

Proses pengujian usability dimulai dengan melakukan perkenalan kepada responden dan menjelaskan maksud dan tujuan pengujian. Setelah itu menggali informasi mengenai latar belakang responden dengan melakukan in-depth interview. Setelah itu masuk ke tahap pengujian, dimana respoden diminta untuk membuka link prototype fitur Jago Last Wish kemudian menyelesaikan beberapa task.

Adapun task yang diujikan pada pengujian usability ini sesuai dengan userflow dari tiap fitur yang telah dibuat, yaitu:

Task 1: Melakukan penambahan ahli waris

Task 2: Melakukan pembayaran asuransi

Task 3: Melakukan klaim asuransi

Setelah menyelesaikan setiap task, responden akan diberi pertanyaan tentang seberapa mudah responden dalam menyelesaikan task tersebut dengan skala likert 1–7 (1 sangat sulit — 7 sangat mudah). Selain itu meminta responden untuk memberikan saran dan komentar sebagai data kualitatif.

SEQ scores

Hasil pengujian

Dari pengujian usability yang telah dilakukan, skor SEQ pada tiap task yang diujikan masing-masing menunjukan nilai 6 untuk task 1, 7 untuk task 2, dan 6 untuk task 3, sehingga skor SEQ rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 6.6 yang artinya telah melebihi skor rata — rata pengujian menggunakan SEQ yaitu 5.5. Responden juga sudah merasa cukup mudah dalam menyelesaikan setiap task yang dikerjakan.

Hasil pengujian usability menggunakan SEQ

Untuk detail hasil pengujian usability dapat dilihat disini.

✏️ Kesimpulan

Design Thinking digunakan sebagai pendekatan dalam proses desain fitur Jago Last Wish. Tahapan proses desain yang dilalui adalah, emphatize, define, ideate, prototype, dan testing. Single Ease Question (SEQ) digunakan sebagai usability metric pada pengujian usability. Pengujian usability menujukkan skor SEQ rata-rata sebesar 6.6, yang artinya sudah diatas rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rancangan desain user interface fitur Jago Last Wish yang dibuat sudah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pengguna. Namun meskipun demikian, kami merasa masih terdapat kekurangan, khususnya pada bagian proses pembayaran asuransi yang memiliki step yang cukup panjang. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

📝 Rekomendasi Selanjutnya

Pengujian usability pada project kali ini hanya melibatkan 1 orang responden sehingga diharapkan pada project berikutnya dapat melibatkan minimal 5 orang sebagai responden agar hasil pengujian usability tidak bias dan dapat lebih optimal. Selain itu dapat menggunakan usability metric lain agar dapat memperoleh hasil pengujian yang lebih variatif dan dapat dibandingkan dengan hasil yang sudah ada.

Ini merupakan artikel UX Case study pertama saya, dan saya sangat sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyampaiannya. Oleh karena itu saya sangat terbuka untuk saran dan masukan dari teman-teman 🙏🏼

Akhir kata saya ucapkan terima kasih banyak telah membaca artikel UX Case study saya ini!

--

--