Mengenal Simbol Visual dalam Gereja Katolik
Simbol merupakan bagian dari kehidupan manusia dan tidak bisa terlepas dari aktivitas manusia sehari-hari, bahkan dalam setiap agama pasti memiliki simbol yang merupakan nafas dari kehidupan setiap agama.
Pada kesempatan ini penulis akan sedikit membahas tentang simbol dalam Gereja Katolik terkhusus dalam bentuk benda yang sering ditemukan di masyarakat indonesia. Dan simbol sendiri terdiri dari 3 jenis wujud yaitu:
1. Simbol yang berwujud barang (visual). Misalnya: air, api, abu, minyak, lukisan dan.
2. Simbol yang berwujud kegiatan (motoris). Misalnya: berjabat tangan, penumpangan tangan, berlutut, berdiri dan lain-lain.
3. Simbol yang berwujud bunyi (auditif). Misalnya: musik, bunyi dsari lonceng, aklamasi.
Banyak masyarakat yang kurang pahamnya akan simbol-simbol dapat meyebapkan akan salah tafsirnya dan melenceng dalam pemaknaan akan simbol tersebut. Padahal simbol sendiri bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan kepada masyarakat melalui gambar dan fungsi simbol juga untuk menjembatani masa lalu dan masa sekarang, supaya kita yang masa kini dapat hadir di masa lalu dan sebaliknya mereka yang ada pada masa lalu dapat hadir di tengah-tengah kita saat ini. Tapi masalahnya adalah setiap individu memiliki kemampun menginterpretasikan suatu objek atau sebuah simbol bisa berbeda-beda tergantung seberapa luas pemahaman mereka akan apa yang akan dimaknai. Didalam perbedaan menginterpretasikan pasti memiliki latar belakang yang berbeda yang dapat juga mempengarui sudut pandang mereka.
Ada beberapa kasus yang salah dalam memahami kegunaan simbol dalam bentuk patung-patung dalam gereja Katolik, mereka beranggapan bahwa gereja Katolik sedang melakukan penyembahan berhala, tidak hanya menyembah patung saja tapi misalnya berhala lain seperti okultisme, dan sihir. Gereja Katolik memperlakukan patung dan gambar kudus seperti negara memperlakukan simbol dan lambang Negara. Meskipun simbol-simbol dihormati dengan khidmat, tapi tidak ada disposisi atau niatan untuk menyembah patung atau gambar dalam lukisa, misalnya menyembah bendera ketika upacara, itukan hal salah dalam memaknai, bahwa kita menghormati mendera karna ada nilai-nilai yang dikandung di sebuah bendera atau lukisan para tokoh pahlawan. Begitupula gereja Katolik dalam memperlakukan benda-benda rohani yang memiliki makna tertentu untuk sebagai media penghubung antara manusia dengan Tuhan.
Ilmu yang sangat efektif untuk membahas tentang simbol sendiri adalah teori semiotika. Semiotika adalah suatu ilmu dalam mempelajari metode analisis tanda-tanda (simbol dan ikon) yang terdapat pada objek untuk diketahui makna yang terdapat di dalam objek tersebut (Zoest, 1993:18). Dalam teori ini suatu tanda yang dibuat pasti akan ada makna dibalik tanda itu sendiri, dengan kata lain tanda tersebut ingin menyampaikan suatu pesan yang tersembunyi dengan mengkomunikasikan dalam bentuk tanda.
Dalam hal ini penulis membahas simbol yang visual dan yang biasa di temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti; abu-debu, air, lukisan, dan patung.
Abu-Debu
Di dalam gereja katolik abu-debu memiliki makna yang sangat dalam dalam masa pertobatan seseorang dan juga bisa menjadi simbol perkabungan. Jika kita menelusuri kisah penciptaan Adam dan Hawa dimana Allah sendiri menciptakan manusia pertama melalui abu dan debu. Peran abu-debu dalam penciptaan manusia sangatlah penting yang akan mengigatkan akan kefanaan dan kerapuhan. Dalam kitab Kejadian 2:7 yang berbunyi “Sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.” setelah manusia pertama yang jatuh akan dosa maka setiap manusia akan meninggal dan menjadi abu dan debu.
Didalam Alkitab sendiri memiliki banyak kisah yang menggambarkan seseorang lagi berduka atas dosa. Contoh, Ayub yang sedang duduk dalam abu dan debu untuk melakukan pertobatan dan sangat meyesal atas dosa-dosanya (Ayub 42:6). hal yang sama pun dilakukan oleh Daniel dengan berpuasa dan memakai kain kabung serta duduk di atas abu (Daniel 9:3). Dalam hal ini Daniel melakukan puasa dan perkabungannya dalam rangka memohon pengampunan Allah atas dosa-dosa bangsanya. Walaupun Daniel tidak berbuat dosa tetapi ia ikut serta dan ambil bagian dalam silih atas dosa yang telah dilakukan bangsanya dan berdoa untuk memohon kemurahan Allah sehingga Ia berkenan memulihkan umat-Nya.
Air
Air memiliki peran yang sentral bagi kehidupan manusia, dan air sendiri memiliki 2 fungsi utama yitu sebagai pembersih dan memberikan hidup atau sumber hidup. Air juga bisa menjadi ancaman bagi manusia sendiri misalnya bencana banjir dan tsunami, tetapi juga bisa menjadi sahabat bagi manusia yang sedang haus, menjadi pembersi disaat kotor, bahkan menjadi tempat tinggalnya para ikan-ikan dan tumbuhan lainnya. Pada zaman nabi Nuh air sebagai alat untuk membersihkan manusia berdosa yang dimana manusia yang tidak tunduk pada Allah akan dibinasakan melalui air dan pada saat itu juga air akan membersihkan seluruh muka bumi yang dipenuhi orang-orang berdosa. Jadi peran air bagi Gereja sendiri adalah sebagai lambang pembersi atau penyucia dari segala dosa melalui air baptisan. Baptisan sendiri adalah lambang seseorang yang memiliki hidup baru yaitu yang berpaling dari dosa kejahataan dan siap hidup untuk bisa menjadi penolong bagi sesama yang dimana air sendiri sebagai penolong bagi mereka yang haus dan menyegarkan mereka yang sedang putus asa.
Lukisan
Pada zaman dahulu manusia purba berkomunikasi menggunakan beragam cara dan salah satunya dengan visualisasi yaitu melalui gambar/lukisan bahkan patung. Sebuah gambar atau patung memiliki beragam fungsi bagi manusia yaitu sebagai penghiasan ruangan, sebagai alat komunikasi, dan sebagai pengingat. Jika ada seseorang sedang rindu dengan siapapun itu biasanya orang tersebut akan melihat foto yang sedang dia rindukan. Begitu juga dengan Gereja yang memasang beberapa lukisan dan patung sehingga umat dapat bisa mengigat kembali kisa perjuangannya dan bagimana pengorbanannya yang terkususnya yaitu Yesus yang tersalib untuk menebus dosa-dosa manusia. Di setiap gereja Katolik pasti ada sebuah salib dan lukisan yang bukan hanya sebagai penghias tetapi sebagai pengigat akan teladannya. Contoh kasus lukisan Jalan Salib Yesus. Dalam bahasa latinya disebut Via Crucis, dikenal juga sebagai Via Dolorosa atau Jalan Penderitaa. Pengambaran ini dibuat agar umat Kristiani khususnya Katolik yang hendak mengigatkan Yesus Kristus yang mengalami sengsara untuk menebus umat manusi dan hendak memberikan teladan bahwa dalam masa sulit umat diajak untuk bisa mencontohi Yesus yang dengan sabar dan iklas menjalani masa sulit. Dan umat juga diajak untuk berduka dalam dosa-dosa yang sudah dilakukan dan berhenti dalam hal-hal kejahatan, berani untuk rela berkorban demi sesama karna Yesus sendiri telah memberikan teladannya bahwa Ia juga telah mengorbankan diri untuk umat-Nya agar dibebaskan dalam maut dan masuk kedalam kehidupan kekal (Yohanes 3:16).
Kisah perjalanan Yesus Kristus dalam penderitaannya hingga wafat di Kayu Salib di Puncak Golgota terdiri dari empat belas perhentian seperti yang berada pada buku Puji Syukur (PS, no: 225). Adapun Urutan perhentiannya yaitu:Perhentian I: Yesus mendapat hukuman mati, Perhentian II: Yesus mulai memanggul salib, Perhentian III: Yesus jatuh yang pertama, Perhentian IV: Maria bertemu dengan Yesus, Perhentian V: Yesus memanggul salib dan dibantu oleh Simon dari Kirene, Perhentian VI: wajah Yesus diusapi oleh Veronika, Perhentian VII: Yesus jatuh yang kedua, Perhentian VIII: wanita-wanita yang menangis dinasehati oleh Yesus, Perhentian IX: Yesus jatuh yang ketiga, Perhentian X: para Algojo menanggalkan pakaian Yesus, Perhentian XI: Para Algojo memaku Yesus di Kayu Salib, Perhentian XII: Yesus wafat di salib, Perhentian XIII: Yesus diturunkan dari Kayu Salib oleh Yusuf dari Arimatea, Perhentian XIV: Yesus dibawa untuk dimakamkan.
Ikon Patung Bunda Maria menggendong bayi Yesus
Disetiap Gereja Katolik pasti memiliki ikon patung Bunda Maria, karna Gereja sendiri sangan menghormati Perawan Suci Maria yang sudah ikut berpartisipasi dalam mewujudkan rencana Allah untuk melahirkan Sang Firman. Maka adanya ikon patung Bunda Maria adalah untuk melambangkan kehormatan bukan penyembahan, karna diluar sana banyak yang salah menafsirkannya. Dan jika ada umat yang bedoa di depan patung Bunda Maria itu berarti melambangkan kehormatan dengan meminta doa-doa dari sang pribadi yang dibuat dalam bentuk patung, begitu juga dengan ikon patung para kudus yang lainnya.
Bayi Yesus yang digendong oleh Bunda Maria adalah simbol bahwa Bunda Maria sangat menjaga dan merawat bayi Yesus karna kasih seorang ibu yang tiada batasnya. Dan dari gambar tersebuh dapat memberikan pesan kepada semua ibu untuk memberikan yang terbaik kepada sang anak dalam merawat dan mendidik.
sumber
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Simbol-simbol_liturgi
sumber tentang abu-debu
sumber tentang makna air dalam Gereja Katolik
51920214_Bayu Nugroho