Traveloka : Developed with User Centered Design

Febian Joshua R.
3 min readFeb 23, 2019

--

Traveloka adalah perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia. Traveloka memiliki basis operasional di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2012 oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang .

Lima tahun berselang, Traveloka telah menjadi sebuah perusahaan yang bernilai lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp14 triliun), serta memimpin bisnis start-up travel di tanah air, sehingga perusahaan ini dijuluki sebagai satu dari 4 start-up unicorn di Indonesia. Seperti yang belakangan ini sedang viral pada debat Pilpres 2019.

Mengutip dari Kompas.com, unicorn adalah sebutan bagi start-up yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500 per dollar AS).

Berikut adalah gambaran lengkap tentang asal mula Traveloka, pencapaian yang telah mereka raih, dan apa yang akan mereka hadapi di kemudian hari.

Infografis perkembangan dan pencapaian Traveloka (Sumber : id.techinasia.com)

Penerapan User Centered Design oleh Traveloka

Salah satu alasan mengapa Traveloka bisa berkembang hingga saat ini adalah penerapan User Centered Design. Dimana mereka mengembangkan fitur fitur yang mereka miliki berdasarkan kebutuhan dan pengalaman user.

“Kami selalu melihat apa saja kebutuhan pelanggan. Harus peka sekali. Saya juga menjadi pelanggan Traveloka,” kata Ferry.

Pada awalnya, Traveloka hanya menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel, namun seiring berjalannya waktu dan dengan berbagai feedback dari user, mereka terus mengembangkan aplikasi ini dan selalu aktif launching produk dan fitur baru.

Sudah banyak fitur yang ditambahkan seperti online schedule, monitor promosi, notifikasi ketika harga tiket turun, online refund, online checking, tiket kereta, hingga sekarang mereka menyediakan layanan pemesanan taksi dan review restoran.

Fitur review restoran (Sumber)

Alasan mereka menyediakan layanan review restoran adalah banyaknya orang yang kebingungan saat mencari makanan di daerah tempat mereka travelling. Dengan melihat review, user dapat mencari rekomendasi makanan dan minuman dengan mudah.

Salah satu fitur terbaru dari Traveloka adalah PayLater, yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2018. Dengan fitur ini, kita bisa memesan tiket pesawat dan hotel tanpa perlu langsung membayarnya.

Ferry dan tim developer selalu berusaha untuk mengenali dan mendalami kebutuhan pelanggan, apa yang sebenarnya menjadi problem mereka. Kemudian memberikan solusi berupa fitur-fitur baru yang dapat membantu segala kebutuhan pelanggan yang berhubungan dengan perjalanan.

Selain fitur, aspek yang terus dikembangkan oleh Traveloka adalah soal User Interface. Hingga kini mereka telah meluncurkan Traveloka app v 3.0, dengan tampilan UI dan UX yang berbeda yang tentunya lebih baik dari versi sebelumnya.

Tampilan UI/UX Traveloka versi 2.0 dan 3.0 (Sumber : dailysocial.id)

Pengembangan UI ini tentunya menggunakan prinsip User Centered Design. Tim UI/UX Traveloka disebut selalu mengedepankan konsep DEDI (Data Informed, Emphatic, Deliver, Iterate). Informasi data didapat dari hasil riset para pengguna yang nantinya akan menjadi bahan hipotesis untuk mengembangkan fitur dan UI baru, dan kemudian akan diimplementasikan secara iteratif.

Referensi :

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Traveloka
  2. https://id.techinasia.com/infografis-sejarah-traveloka
  3. https://id.techinasia.com/traveloka-paylater
  4. https://dailysocial.id/post/traveloka-rombak-tampilan-aplikasi-coba-pendekatan-lewat-bercerita

--

--