Memahami Konsep Agile dan Scrum untuk Mengoptimalkan Pengembangan Produk

Ferdinand Amos Papilaya
5 min readMar 7, 2023

--

Pada saat sekarang ini, Agile dan Scrum sudah menjadi bahasan yang sangat umum untuk para pengembang perangkat lunak. Di era yang berkembang dan dinamis saat ini, orang-orang terus berlomba untuk berkembang lebih cepat. Metode Agile dan Scrum dapat membantu tim pengembang perangkat lunak untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitan dengan cepat dan efisien. Pada blog ini saya akan menjelaskan lebih dalam terkait Agile dan Scrum serta bagaimana kedua metode tersebut dapat membantu tim pengembang perangkat lunak.

Apa itu Agile?

image 1: Agile Methodology

Agile adalah sebuah metode pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara bertahap dan berulang (iterasi). Dalam Agile, setiap iterasi memiliki durasi yang berbeda-beda, bergantung pada proyek yang sedang dikerjakan dan metode yang digunakan. Namun, biasanya durasi iterasi berlangsung antara satu hingga empat minggu.

Tujuan dari iterasi dalam Agile adalah untuk mengembangkan perangkat lunak secara cepat dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pelanggan dengan melibatkan seluruh tim secara aktif.

Agile Manifesto

Seperti yang sudah dijelaskan pada sebelumnya, bahwa agile dapat mengembangkan perangkat lunak secara cepat dan responsif terhadap perubahan. Awalnya adalah dulu ketika para pengembang perangkat lunak menggunakan metode Waterfall yang linear dan tidak bisa mengalami perubahan pada pertengan pengembangan sedangkan kebutuhan pasar yang berubah sangat cepat sehingga diadakan pertemuan ada tanggal 11–13 Februari tahun 2001, 17 developer berkumpul dan berdiskusi untuk mencari solusi. Hasilnya, terciptalah Agile Methodology ini.

Pertemuan tersebut menghasilkan Agile Manifesto yang berisi 4 nilai yang penting dalam pengembangan perangkat lunak.

  • Mengedepankan individu dan interaksinya, dibanding proses dan tools.
  • Mengedepankan software yang berfungsi, dibanding membuat dokumentasi lengkap.
  • Mengedepankan kerjasama dengan konsumen, dibanding negosiasi kontrak.
  • Mengedepankan menanggapi perubahan, dibanding sekedar mengikuti rencana.

Ada banyak metode dalam penerapan Agile, namun pada kali ini metode Agile yang akan dijelaskan adalah Scrum.

Apa itu Scrum?

Scrum merupakan salah satu metode Agile yang mengerjakan proyek yang cukup kompleks. Dalam pengerjaannya metode Scrum ini membagi pekerjaan ke dalam proses-proses yang lebih kecil yang berfokus pada salah satu fiturnya, yang disebut dengan sprints.

Proses Kerja Scrum

image 2: Scrum Flow

Terdapat tahapan dalam metode scrum, yaitu:

1. Menentukan Tim

Dalam pembentukan tim, kita perlu mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan tim kita, biasanya dalam tim scrum harus memiliki keahlian yang berbeda-beda agar dapat mengisi role-role yang ada.

2. Pembuatan Backlog

image 3: Product Backlog

Kita perlu memecah pekerjaan kita ke dalam task-task yang lebih kecil. Biasanya dalam scrum terdapat backlog, yaitu task yang akan dikerjakan dalam sprint-sprint nanti.

3. Penentuan Role

image 4: Role Assignment

Agar proses pekerjaan tidak berantakan maka diperlukan role-role dalam tim, yaitu

  • Product Owner, yaitu yang paham tentang kebutuhan bisnis produk, seperti harapan dari client. Selain itu product owner juga bertugas untuk memastikan seluruh pekerjaan selaras dengan tujuan keseluruhan dan sesuai dengan yang ditargetkan sejak awal.
  • Scrum Master, yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tim sudah beroperasi seefektif mungkin dengan nilai-nilai Scrum. Mereka juga harus menjaga tim agar tetap bekerja sesuai jalur dan metode Scrum, sambil merencanakan dan memimpin rapat, serta mengatasi hambatan dalam proyek.
  • Team Development, tim yang bekerja langsung untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam sprint secara profesional.

4. Menentukan Waktu Pengerjaan

image 5: Sprint Planning

Sprint Planning, yaitu menentukan fitur-fitur mana saja yang akan dikerjakan pada setiap sprint serta menentukan berapa waktu yang dibutuhkan dalam satu sprint sesuai kesepakatan tim. Biasanya waktu satu sprint adalah 7 hingga 30 hari.

5. Memulai Sprint

Setelah semua persiapan sebelum-sebelumnya sudah selesai, maka tim sudah bisa mulai sprint dengan mengerjakan tugas-tugas yang sudah di tentukan didalamnya. Biasanya dalam melakukan sprint bisa terdapat masalah dan menambah backlog baru.

Nilai-Nilai dalam SCRUM

image 6: scrum values
  1. Keberanian (Courage)
    Setiap anggota dalam tim terbuka dalam memberikan masukan atau kritik sangat penting untuk membentuk lingkungan kerja yang sehat dan positif dalam memberikan umpan balik atas kemajuan yang telah dicapai. Saat melakukan daily stand up, tim kami selalu mendorong untuk memberikan masukan atau menunjukkan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan tugas yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek, seperti ketidaksesuaian dengan backlog item (PBI) atau fitur yang direncanakan. Selain itu, kami mendorong anggota tim untuk selalu meminta bantuan atau bertanya kepada rekan tim lainnya ketika mengalami kesulitan, tanpa takut atau ragu untuk melakukannya.
  2. Fokus (Focus)
    Setiap anggota tim fokus pada pekerjaannya masing-masing sesuai pada yang ditentukan pada saat sprint planning. Hal tersebut agar tiap anggota memiliki masing-masing fokus tanggung jawabnya dan tidak terditraksi pada permasalahan yang di luar kendalinya. Meskipun begitu sesama anggota tetap bisa saling membantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
  3. Komitmen (Commitment)
    Agar dapat terus mengikuti kemajuan pengerjaan proyek kelompok, komitmen sangat penting untuk dijaga. Kelompok Kami mengimplementasikan komitmen dengan mengadakan pertemuan online sebanyak 2 kali seminggu, yang dipimpin oleh Scrum Master, untuk melaporkan progress atau kemajuan yang telah dicapai oleh setiap anggota tim.
  4. Menghargai (Respect)
    Menghargai perbedaan pendapat dan keputusan yang diambil oleh masing-masing anggota tim dan mengesampingkan ego individu merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kelancaran proses pengerjaan proyek. Kami menerapkan prinsip ini dengan mempercayakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan peran masing-masing anggota tim, seperti Product Owner, Scrum Master, Lead Programmer, dan lainnya. Selain itu juga kami menerapkannya pada tiap pertemuan online, ketika ada salah satu anggota memberikan masukan atau pendapat maka akan dihargai pendapatnya.
  5. Keterbukaan (Openness)
    Keterbukaan dalam komunikasi juga merupakan hal yang penting dalam proses pengerjaan proyek tim. Kami menerapkan prinsip ini dengan mengadakan daily stand up meeting, di mana setiap anggota melaporkan kemajuan pekerjaannya kepada tim. Selain itu, kami juga saling melaporkan jika ada tugas yang belum selesai sesuai dengan deadline sprint, sehingga dapat dibantu oleh rekan tim lainnya.

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah dalam pengembangan perangkat lunak diperlukan penentuan metode yang baik. Dengan metode Agile dan metode Scrum proses pengerjaan perangkat lunak yang kompleks akan lebih mudah dan menghasilkan produk yangberkualitas dan dapat diajalankan dengan cepat serta fleksibel dalam setiap perubahan kebutuhan yang ada. Dengan menggunakan metode Agile kita tetap dapat melanjutkan proses pengembangan dengan perubahan atau tambahan kebutuhan yang ada pada tiap prosesnya. Dengan Scrum proses pengerjaan lebih cepat dan dapat menyelesaikan proyek yang kompleks.

Referensi:

--

--