Menengok Target PLTS Atap di Indonesia

Dengan skema kebijakan saat ini, target kapasitas PLTS atap terpasang di Indonesia tidak akan tercapai. Bagaimana model pertumbuhan yang sesuai agar target itu tetap tercapai?

Feriyanto
5 min readJun 3, 2022

Ga asing lagi lah ya sama energi surya. Apalagi akhir-akhir ini, isu percakapan ramai-ramai ngomongin perubahan iklim, energi bersih dll. Bagi yang belum tahu, energi surya merupakan salah satu energi yang ditargetkan pemerintah bakal mendominasi komposisi energi bersih (energi baru terbarukan — EBT) di masa depan. Karena emang potensinya yang sangat besar, apalagi posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia mendapat sinar surya sepanjang tahun. Nah, energi surya ini dapat diubah menjadi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap — ini tu modelnya panen sinar matahari untuk dijadiin energi listrik dengan memasang panel surya di bangunan rumah (kayak gambar di bawah).

Gambaran PLTS atap (sc : blog.amartha.com)

Pemerintah melalui kementerian ESDM menargetkan kapasitas PLTS atap terpasang sebesar 3,6 GWp pada 2025, dengan rincian target pada 2022 sebesar 450 MWp, 2023 sebesar 900 MWp, dan pada tahun 2024 sebesar 1800 MWp. Sementara, sampai Februari 2022, kapasitas PLTS atap terpasang baru mencapai 59.84 MWp. Data-data dimodelkan dalam bentuk grafik untuk melihat bentuk laju pertumbuhan yang diharapkan.

Grafik Target Pertumbuhan Kapasitas PLTS Atap Terpasang hingga 2025. (Sumber data: EBTKE ESDM)

Gambar di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan kapasitas PLTS atap terpasang hingga 2025 diharapkan mengikuti kurva polinomial orde 2. Pertumbuhan tidak diharapkan berjalan secara linear karena ada banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti intervensi kebijakan pemerintah, harga instalasi yang semakin terjangkau, dan minat pasar.

Sementara, capaian kapasitas PLTS atap terpasang hingga Februari 2022 baru sebesar 59,84 MWp dengan jumlah pelanggan mencapai 5.321 pelanggan. Data ini menunjukkan bahwa target terdekat pemasangan PLTS atap, yakni 450 MWp di tahun 2022, baru tercapai sekitar 13%. Nah, di sini aku iseng memodelkan gimana sih skema pertumbuhan yang cocok untuk bisa mencapai target kapasitas PLTS atap yang terdekat, yakni di akhir 2022 ini.

Yaudah, aku ngumpulin data-data jumlah pelanggan PLTS atap dan kapasitasnya dari 2017 (awal pertumbuhan PLTS atap di Indonesia) hingga Februari 2022 (kenapa ga sampe Mei? karena nyari data sampai Mei belum nemu-nemu). Sumber utama datanya dari Kementerian ESDM, umumnya data direkap setiap triwulan (3 bulan sekali dalam setahun). Jadi untuk mendapatkan data bulanan, aku proyeksikan datanya dengan interpolasi. Di bawah ini hasil proyeksi data untuk mengetahui laju pertumbuhan pelanggan PLTS Atap.

Laju pertumbuhan pelanggan PLTS atap 2017–2021

Di situ aku sengaja tandain huruf A sampai E di waktu-waktu tertentu untuk melihat dampak intervensi dari Pemerintah terhadap laju pertumbuhan pelanggan PLTS atap. Keterangannya di bawah ini.

A : Terbitnya regulasi PLTS atap (2013–2014)

B : Terbitnya regulasi spesifik PLTS Atap, Peraturan Kementerian (Permen) ESDM №49/2018 (Nov-2018)

C : Revisi Permen sebelumnya menjadi Permen ESDM №16/2019 (Okt-2019)

D : Revisi Permen sebelumnya menjadi Permen ESDM №26/2021 (Agust-2021)

E : Peluncuran program insentif PLTS atap (Feb-2022)

Jadi nampak kan? ternyata ada kenaikan laju pertumbuhan jumlah pelanggan yang cukup signifikan setelah adanya intervensi pemerintah. Pembahasan yang lebih rinci mengenai aturan-aturan ini mungkin bakal aku bahas di tulisan lain (kepanjangan kalo di sini wkwkwk).

Dengan adanya kebijakan dan kondisi saat ini, tanpa adanya intervensi lain, Pertumbuhan kapasitas PLTS atap terpasang akan nampak seperti gambar di bawah ini,

Pertumbuhan Kapasitas PLTS Atap Terpasang (2021–2022)

Kapasitas PLTS atap terpasang dari Januari 2021 hingga Februari 2022 (warna biru) tumbuh secara eksponensial, ditunjukkan dengan kurva,

Model pertumbuhan Jan 2021 — Feb 2022

Nampak bahwa setelah adanya intervensi D dan E, pertumbuhannya lebih tinggi dibanding sebelumnya. Pertumbuhan kapasitas PLTS atap dari Maret 2022 hingga Desember 2022 (warna oren) ditentukan dengan mempertimbangkan intervensi kebijakan dari pemerintah (Permen ESDM no. 26/2021 dan insentif PLTS) dan faktor harga PLTS atap yang akan semakin ekonomis, tumbuh mengikuti kurva polinomial orde 2,

Model pertumbuhan hingga akhir 2022 dengan skema kebijakan saat ini (tanpa strategi lain)

Hasil analisis menunjukkan penambahan laju pertumbuhan kapasitas PLTS atap sebesar 1,002381 MWp setiap bulannya (+1,002381 MWp/bulan), sehingga pada Desember 2022 jumlah kapasitas PLTS atap terpasang mencapai 201,471 MWp. Angka ini masih jauh dari kapasitas yang ditargetkan Pemerintah, yakni 450 MWp (target tercapai 44,8%). Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai strategi untuk meningkatkan pertumbuhannya sehingga target kapasitas PLTS atap dapat tercapai.

Strategi perlu disusun dengan meninjau berbagai hambatan yang ada saat ini dan melihat peluang-peluang yang ada untuk meningkatkan pertumbuhan kapasitas PLTS atap terpasang (analisis bagian ini juga akan aku bahas di tulisan lain). Hasilnya menunjukkan bahwa dengan pembenahan kebijakan saat ini (Permen ESDM no 26/2021 dan insentif PLTS atap), pembuatan program instalasi PLTS atap secara terpusat dan masif dengan skema pembiayaan melalui APBN, pengalihan subsidi listrik, dan investasi Green Sukuk; pemberian cicilan oleh koperasi; dan pengetatan bisnis energi fosil akan meningkatkan capaian target kapasitas PLTS atap terpasang pada akhir 2022 yang semula sebesar 201,471 MWp (44,8%) menjadi 412,461 MWp (91,8%).

Pemodelannya kayak di bawah ini,

Efek Penerapan Strategi terhadap Pertumbuhan Kapasitas PLTS Atap Terpasang.

Gambar di atas menunjukkan efek apabila berbagai strategi tersebut dilakukan dengan segera. Nampak pada kurva berwarna abu-abu, model dengan skema ini akan menghasilkan penambahan laju pertumbuhan kapasitas PLTS atap terpasang hingga +54 MWp/bulan atau jika digambarkan dalam bentuk kurva maka kapasitas PLTS atap terpasang tumbuh mengikuti kurva polinomial orde 2,

Model pertumbuhan dengan intervensi strategi di atas

Penambahan laju ini dimulai sejak bulan September 2022, sedangkan pada tiga bulan awal (Juni, Juli, Agustus) penambahan laju masih sama seperti sebelumnya yakni +1,002381 MWp/bulan. Hal ini dimaksudkan tiga bulan pertama digunakan sebagai tahap persiapan. Dengan skema ini, maka pada Desember 2022 jumlah kapasitas PLTS atap terpasang mecapai 412,461 MWp (91,8% dari yang ditargetkan yakni 450 MWp). Skema ini meningkatkan jumlah capaian target yang sebelumnya 44,8% menjadi 91,8%. Meskipun target di tahun 2022 tidak tercapai 100%, apabila skema ini terus berjalan sampai 2025 maka jumlah kapasitas PLTS atap yang terpasang pada tahun 2025 mencapai 3661,219 MWp (melebihi target di tahun 2025 yakni 3600 MWp).

Nah itu dulu, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

--

--