Kita bukan hasil tes kepribadian?

Fhadhila R. Putri
3 min readJul 12, 2024

--

Setelah sekian lama tidak mendengarkan TEDxTalks, pagi ini ketika menyetir ke kantor, secara acak saya mengeklik rekomendasi apa pun yang muncul di laman Youtube. Karena saya biarkan fitur autoplay menyala, sambil menyetir saya disajikan serangkaian penampilan pembicara TEDxTalks. Sampai tiba pada sebuah penampilan yang berjudul The Skill of Humor” oleh Andrew Tarvin.

Sejak pembukaan, Andrew langsung menarik perhatian saya. Ia awalnya bercerita tentang sebuah sms dari neneknya yang sedang belajar sms-an. Kisah tersebut kemudian terus bergulir dengan sangat menghibur. Di setiap baris kalimatnya hampir selalu disisipi humor-humor yang pintar dan menggelitik. Sampai akhirnya Andrew bercerita bagaimana ia berakhir menjadi seorang komedian padahal dulu ia seorang nerd.

“Bukannya kamu tidak lucu?” Begitu kata teman SMA-nya ketika mereka reuni belakangan.

Bahkan, Andrew menyebutkan bahwa hasil beberapa tes kepribadiannya menunjukkan bahwa ia seorang INTJ, C, biru, dan tipe A. Menjadi komedian tentu bukan salah satu profesi yang direkomendasikan di daftar tipe-tipe kepribadian tersebut. Sejak awal, ia diarahkan menjadi insinyur dan berhasil lulus perguruan tinggi sebagai insinyur kemudian bekerja di perusahaan teknologi. Namun, akhirnya ia berhenti dan memutuskan untuk mempelajari komedi.

Andrew Tarvin saat ini memperkenalkan diri sebagai “pembicara humor”. Di beberapa wawancara, ia dijuluki “insinyur humor”.

Pada sesi TEDxTAMU ini, pada intinya ia menyatakan bahwa siapa diri kita tidak ditentukan oleh hasil tes kepribadian, tetapi tindakan kitalah yang menentukannya. Hasil tes kepribadian dapat menjadi informasi tentang hal apa yang memotivasi kita, apa yang menjadi kelebihan atau bahkan blind spot bagi kita; tetapi, tidak menentukan siapa kita.

Saya sependapat dengan apa yang disampaikan Andrew tersebut. Tidak sekali dua kali, saya bertemu dengan seseorang yang sebegitu “pasrah”-nya menerima semua informasi hasil tesnya dan seolah-olah memaksa orang di sekitarnya pun harus ikut menerima dirinya apa adanya sesuai hasil tes.

“Ya, gue kan INTJ. Dingin, gak suka basa-basi, arogan. Susah buat gue buat manis-manis, lah.” Atau, “Duh, public speaking bukan buat introver kaya gue, lah.”

Sangat disayangkan ketika hasil tes kepribadian malah membatasi pengembangan atau perbaikan diri ke arah yang lebih baik. Kalau Andrew yang dulunya tidak lucu bisa jadi ahli humor, mengapa kita yang kaku atau dingin tidak bisa belajar untuk menjadi lebih luwes dan cair?

Saya jadi ingat jaman pencarian jati diri yang saya sendiri lalui. Dari coba-coba tes online, baca buku kepribadian, sampai riset apa pun saya lakukan. Setelah di awal 20-an saya mengira (dan dikira) seorang ekstrover dan sanguine, ternyata di akhir 20-an sampai saat ini, semua tes kepribadian yang dilakukan secara profesional secara konsisten menyebutkan bahwa saya adalah seorang introver, INTJ, C, biru, dan bergolongan darah tipe A — Ya, sama seperti Andrew! Bedanya saya belum segila itu banting setir menjadi komedian.

Sedikit mengobrol dengan ChatGPT, lima profesi yang sangat cocok untuk INTJ adalah ilmuwan, periset, insinyur, programer, dan arsitektur. Komedian, seperti Andrew, atau penerjemah, seperti saya, tidak masuk daftar. Akan tetapi, ketika diberikan prompt apakah komedian atau penerjemah cocok untuk INTJ? AI ini menjawab, beberapa sifat INTJ memungkinkan seorang dengan kepribadian tersebut menjadi komedian atau penerjemah.

Kemudian, saya memberikan prompt lagi, “Bagaimana jika menjadi aktris/aktor?” Jawabannya, “Meskipun mungkin bukan pilihan yang paling konvensional bagi seorang INTJ, tentu bukan sesuatu yang tidak mungkin dicapai.” Nah, AI saja cukup “berpikiran” terbuka, ya?

Intinya, senada dengan apa yang dikatakan Andrew Tarvin tadi: kita bukan hasil tes kepribadian kita, tetapi kita adalah apa yang kita lakukan dan mau lakukan.

Photo by <a href=”https://unsplash.com/@biancablah?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Bianca Ackermann</a> on <a href=”https://unsplash.com/photos/purple-and-pink-hearts-drawing-on-white-paper-5-UxjBoRun4?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a>
Photo by Bianca Ackermann on Unsplash

--

--

Fhadhila R. Putri
0 Followers

Translator and technical editor, serving as QA manager in a tax consulting firm in Jakarta, ID. I value self-growth, knowledge, and consistency.