UX Case Study: KREALOGI — Integration With Logistic(Expedition) & Marketplace

Fiqri Khaidar Yahya
6 min readNov 28, 2021

Disclaimer : Proyek ini merupakan bagian dari program pelatihan UI/UX yang diselenggarakan oleh Skilvul (UI/UX Design Mastery — Skilvul), untuk program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Krealogi adalah Mitra Tantangan. Saya tidak bekerja karena tidak dikontrak secara profesional oleh Krealogi.

Latar Belakang

Krealogi merupakan aplikasi yang menawarkan solusi yang menyeluruh : komunitas sebagai wadah berjejaring dengan pelaku usaha lainnya, pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan UMKM, serta aplikasi ramah pengguna untuk membantu pencatatan kegiatan operasional dan membuat perencanaan strategis. Dari pengalaman menjalankan UMKM kriya sejak 2015, Du Anyam sangat memahami kendala UMKM dalam manajemen pesanan, produksi, persediaan sampai pengiriman.

Dalam Challenge ini saya dan tim mendapat kesempatan untuk mengerjakan dibagian Integration With Logistic(Expedition) & Marketplace adapun kebutuhan awal yang kami dapat yaitu:

  • Dengan demografi yang tersebar di berbagai daerah dan kecepatan akses logistik, catat pesanan masuk akan lebih mudah digunakan jika terintegrasi langsung dengan logistik sehingga baik user maupun konsumen dapat melakukan monitoring yang lebih tepat atas pesanannya.

Target Pengguna

  1. Semua Gender
  2. Berusia 22–51 tahun
  3. Memiliki usaha kecil, mikro dan ultra mikro
  4. berdomisili di seluruh wilayah Indonesia
  5. Memiliki smartphone
  6. Memiliki kemampuan bahasa indonesia yang baik

Peranan Dalam Tim

Dalam melakukan UI/UX Design untuk Challenge Krealogi ini saya berkolaborasi dengan SiskaKhusnulKhotimah dan Anisa Budi Setiawati kami menggunakan apliaksi Figma untuk mengerjakan Challenge Krealogi ini. Objektif kita kali ini yaitu kami harus mengerjakan user research, membuat user flow & Wireframe, UI guidelines, Prototype dan Usability Testing.

Design Proses

Untuk Study Case ini kami menggunakan metode Design Thinking yang sering digunakan dalam pengembangan desain dari produk. Terdapat 5 tahap Design Thinking yaitu:

1 — Empethize

Pada tahapan ini dilakukan penggalian informasi dari user guna mengetahui permasalahan serta apa tujuan users ketika menggunakan sebuah produk. Proses empathize ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan user, melalui pengamatan dan lain-lain, nantinya hasil dari empathize ini digunakan untuk proses berikutnya. ada beberapa Kondisi yang kami dapat yaitu:

  • Sulitnya mengakses logistik untuk pengiriman
  • Tidak banyak alternatif logistik yang dapat diakses dan menjadi pilihan
  • Sulit mengkalkulasi biaya pengiriman
  • Saat ini tersedia konfirmasi pengiriman pada pesanan masuk

2 — Define

Tahap lanjutan dari proses design thinking adalah define yaitu mendefinisikan apa saja permasalahan yang dihadapi user. Di fase ini kami mulai mengetahui apa yang menjadi hambatan bagi user dari hasil pengamatan yang didapatkan dari tahap empathize. Proses yang dilakukan dengan membuat Pain Points dan How Might We pada file Figjam dari Figma.

  • Dari permasalahan diatas kami menemukan beberapa pain points yaitu :
  • Dari pain points diatas How-Might We yang bisa kami ambil yaitu:

3 — Ideate

Tahap Ideate berisi ide-ide untuk menemukan solusi dari permasalahan yang telah didapatkan. Setelah memahami apa masalah pengguna dan menganalisis informasi-informasi tersebut, Berdasarkan beberapa pain points di atas, kami mencoba meramu konsep untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

adapun How-Might We yang kami fokuskan yaitu, Membuat aplikasi yang terintegrasi dengan prusahaan ekspedisi agar mempermudah perkiraan harga. menjadi Solution Idea Berikut diantaranya:

  • Selanjutnya kami membuat Affinity Diagram, gunanya untuk mengklasifikasikan hasil ide-ide solusi yang telah kami kerjakan. Berikut diantaranya:
  • Selanjutnya kami melakukan perencanaan prioritas (Prioritization Idea) desain halaman/fitur apa yang sekiranya dapat dikerjakan terlebih dahulu guna memanfaatkan efisiensi waktu yang maksimal. Urutan pengerjaan kami diskusikan berdasarkan tingkat kesulitan dan kebutuhan. Berikut diantaranya:
Prioritization Idea
  • Yang terakhir kami lakukan yaitu Carzy’8, yaitu membuat gambaran wireframe singkat yang dilakukan menggunakan kertas dan alat tulis yang membentuk 8 halaman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana desain yang akan digunakan. Tentunya dengan diskusi bersama. Berikut diantaranya:
Carzy’8

4 — Prototype

Tahap selanjutnya adalah membuat prototype. Prototype merupakan produk yang kami kembangkan dengan versi yang diperkecil, atau juga bisa dikatakan sebagai versi simulasi atau sampel.

Userflow

Sebelum kita sampai ke prototype kita perlu melakukan beberapa hal yang pertama yaitu membuat Userflow, ini bertujuan untuk membuat alur penggunaan fitur agar mendapatkan alur yang mudah digunakan dan efisien dalam waktu penggunaanya. Berikut diantaranya:

Userflow

Wireframe

Setelah kita membuat Userflow, kita lanjutkan dengan membuat Wireframe dimana hal ini dilakukan sebagai acuan UI Design nantinya, berikut beberapa diantaranya:

Wireframe

High Fidelity Design

Setelah melakukan proses wireframing dilakukan pembuatan High Fidelity Design (Hi-fi), yaitu penyempurnaan dari Lo-fi seperti pewarnaan, memperjelas komponen yang diperlukan dan lain-lain. Berikut beberapa design halamannya:

High Fidelity Design

Selain itu juga saya membuat UI Kit untuk memudahkan saya dalam men-design. Berikut beberapa UI Kit yang saya buat dan gunakan:

Palet Color
Typhograpy
Button
Card

Prototype

Setelah proses pembuatan Hi-fi, selanjutnya dilakukan prototyping untuk mengetahui fungsi dari desain yang dibuat, tujuannya ketika proses developing tidak banyak kesalahan atau evaluasi desain. Berikut hasil prototyping pada projek ini.

5 — Testing

Untuk di tahapan terakhir yaitu testing saya dan tim melakukan UX Research Interview dimana kami mengundang 1 responden untuk mencoba prototype yang telah kami buat. Kami mengunakan Stimulus User Research untuk memudah kan kami dalam melakukan interview dan diakhir sesi testing kami meminta responden memberikan nilai dengan menggunakan Single Ease Question.

Inteview
Interview

Hasil

Jadi setelah responden melakukan beberapa task yang diminta, responden diminta untuk memberikan nilai kemudahan pada prototype menggunakan Single Ease Question dengan skala 1–7, responden memberikan nilai 5,5 yang berarti Passed atau desain/prototype sudah cukup. Responden memberikan feedback yaitu informasi-informasi yang kami sajikan didalam halaman “cek ongkir”, halaman “pencarian lokasi perusahaan logistik” dan halaman “menghubungkan dengan marketplace” sangat membantu bagi para UMKM dalam menjalankan usaha mereka.

Iterasi Design

Kami juga telah melakukan iterasi design dimana kami mendapat feedback berupa saran dari responden di beberapa halaman seperti:

  • di halaman Pencarian Perusahaan Ekspedisi dimana di halaman tersebut belum ada informasi nomor dari persuahaan ekspedisi
  • di halamam Menghubungkan ke Marketplace dimana di pilihan marketplace ingin lebih banyak lagi pilihan marketplacenya.

Kesimpulan

Berdasarkan dari testing yang kami lakukan kepada responden telah mendapatkan respon yang baik bahwa design yang kami buat masuk kedalam kriteria user friendly, yang berarti design yang kami buat mudah untuk dipahami maupun di jalankan untuk user baru sekalipun.

Rekomendasi

Kedepannya semoga Krealogi dapat semakin dikembangkan baik dari sistem dan jasa layanannya agar semakin efektif dan efisien. Kedepannya proses desain juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode desain lainnya seperti Design Sprint atau sesuai dengan kebutuhan yang dituju dan menggunakan metode penilaian atau testing lainnya.

Disclaimer : Proyek ini merupakan bagian dari program pelatihan UI/UX yang diselenggarakan oleh Skilvul (UI/UX Design Mastery — Skilvul), untuk program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Krealogi adalah Mitra Tantangan. Saya tidak bekerja karena tidak dikontrak secara profesional oleh Krealogi.

TERIMA KASIH

--

--