Tertarik menjadi QA (Quality Assurance) Engineer?

Fitri Zakiyah
3 min readAug 29, 2018

--

Ini artikel pertama saya yang saya tulis di medium, ya walau sebenarnya saya pernah aktif menulis di blog pribadi, tapi mungkin di medium saya akan menfokuskan tulisan saya pada satu bidang saja, nggak seperti tulisan yang di blog yang kayaknya absurd banget hahaha. Pada awal post ini saya akan menfokuskan tulisan saya pada dunia Quality Assurance. Mungkin sebelum kita membahas lebih dalam apa itu QA, saya akan membuat list pertanyaan yang mungkin umum terdengar bagi kalangan newbie, ya walau sebenarnya saya sendiri masih newbie hehe, baru terjun di dunia per-QA-an. Kurang lebih pertanyaannya mencakup seperti ini:

1. Apa bedanya QA dan tester?

2. Kenapa QA dibutuhkan? Padahal banyak programmer yang merangkap menjadi QA juga

3. Seberapa penting peran QA bagi perusahaan dan startup?

Untuk menjawab tiga pertanyaan itu, mungkin teman-teman perlu tahu arti dari QA itu sendiri. Jika mengerti esensinya, sebenernya menjadi QA adalah bentuk pekerjaan yang challenging dan penuh pressure, seseorang dituntut memiliki kemampuan eksplorasi dan attention atau detailing yang tinggi serta technical writing yang baik (dokumentasi). QA sendiri adalah yang mencakup monitoring, uji-tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi berjalan sesuai dengan kebutuhan yang disepakati sebelumnya, dengan meminimalisir adanya bug pada website atau aplikasi. Nah, sekarang kalau sudah tau apa itu QA, seharusnya sudah bisa bedakan antara QA dan tester hehe.

Saya perjelas saja deh yaa hehe, biar nggak salah menyimpulkan dan biar artikel ini lebih Panjang wkwk.

Apa bedanya QA dan tester?

Tester dan QA sama-sama berperan dalam memastikan sebuah software yang didevelop memenuhi persyaratan kualitas tertentu. Dan perbedaannya, disebutkan dalam SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge) oleh IEEE, tester masuk kedalam kelompok main proses dalam pengembangan software bersamaan dengan requirement, design, dan construction (coding) dan maintenance. Sedangkan QA masuk kedalam supporting process bersamaan dengan software configuration management. Bisa dibilang kalau testing itu hanya focus pada mencari defect software dengan cara mengujinya. Sedangkan QA bermakna lebih luas lagi, tugasnya memastikan bahwa semua proses dalam pengembangan aplikasi dilakukan dengan baik sesuai dengan kebutuhan termasuk proses testing itu sendiri. Seorang tester membuat testplan dan melaksanakannya, seorang QA memastikan suatu test plan sudah memenuhi suatu persyaratan dan pelaksanaan testing sesuai dengan test plan tersebut. Kurang lebih begitulah perbedaan dari QA dan tester, meskipun banyak yang beranggapan kalau QA itu adalah seorang tester

Beranjak ke pertanyaan kedua, Kenapa QA dibutuhkan? Padahal banyak programmer yang merangkap menjadi QA juga.

Menurut QA Leader Verifone, Delvianti, pengujian perlu dilakukan karena biasanya ada yang terlewat ketika seorang developer mengembangkan aplikasi. Jika tahapan ini terlewat, maka tingkat kepercayaan untuk merilis aplikasi itu menjadi rendah. Mengingat bahwa sebuah aplikasi itu mustahil seratus persen bebas bug, maka diperlukan pengujian untuk meminimalisir bug. Dalam melakukan pengujian, tak ada ukuran baku untuk menentukan bahwa aplikasi itu sudah lolos tes. Pengukurannya tergantung dari kesepakatan awal antara developer dengan product owner. Jadi diperlukan manajement risiko bug sebelum rilis production. Kesimpulannya banyak kepala banyak ide, banyak saran dan bisa meningkatkan kualitas. Jadi gimana menurut kalian, masih dibutuhkan nggak QA dalam sebuah perusahaan?

Nah dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan sendiri ya untuk pertanyaan yang ketiga. Seberapa penting peran QA bagi perusahaan dan startup?

My answer is yes 😊

tunggu postingan selanjutnya ya, terkait tools yang digunakan QA, dan juga terkait manual atau automated test dan juga soal agile tester hehe

--

--