Asclepieia

Alin's
3 min readNov 23, 2023

--

Dimalam yang cukup dingin, Kelvin baru saja pulang dari urusan kampusnya. Sialnya hari ini dia harus pulang menggunakan ojol karena mobilnya masuk bengkel. Kelvin sengaja memesan ojol hanya sampai taman di dekat rumahnya, ingin menikmati suasana malam sebentar katanya.

Namun, saat Kelvin turun dari ojol. Matanya langsung mengkap sosok orang yang seperti dia kenali, Kelvin segera mendekati orang itu yang duduk menungguinya.

Reki.

Ternyata benar, orang itu adalah tidak lain dan tidak bukan Reki. “Ki,” sapa Kelvin “Lo ngapain malem-malem sendirian disini?” Tanyanya.

Reki merespon kelvin dengan sedikit terkejut lalu memalingkan mukanya “Engga ngapa-ngapain cuma cari angin” katanya lalu berdiri dan siap untuk pergi.

Tapi kalah sigap dengan Kelvin. “Bokap lo balik?” Tanyanya sambil membalik badan Reki menghadapnya. “Mas Fahri ga balik?” Tanyanya lagi, tapi Reki masih diam.

“Ki jawab?!” Nada Kelvin mulai sedikit naik, membuat Reki akhir mau berbicara.

“Kalo ngomong sama orang, orangnya di liat” Reki ragu untuk menatap Kelvin, Reki tidak mau Kelvin melihatnya seperti ini, lagi.

“Duduk dulu deh” ajak Kelvin.

“Jadi bokap lo balik, dan mas lo emng lagi dinas ke luar kota 3 hari?” Tanya Kelvin. Reki mengangguk.

“Tidur di rumah gue” perkataan Kelvin itu berhasil membuat Reki menatapnya.

“Ka vin, engga usah, aku ga apa-apa” lirih Reki.

“Ga apa-apa tapi mata lo lebam. Bokap lo mukul lo kali ini gara-gara apa?”

“Engga tau, kalah judi kali”

“Nginep aja ya di rumah gue? Mami papi lagi ga ada kok, lagi ke puncak sama keluarga calon besan. Biar gue obatin lebamnya”

Reki diam lalu tersenyum ke arah Kelvin, senyumnya begitu tulus dan menyejukkan bagi Kelvin “Maaf ya selalu ngerepotin ka vin terus”

“Lo ga ngerepotin gue sama sekali, ki. Yuk, disini dingin” di tariknya Reki dan segera mereka menuju rumah Kelvin.

“Tunggu disini, gue mau ambil P3K dulu” titah Kelvin, dan Reki menurut.

Setelah selesai Kelvin menyuruh Reki untuk segera tidur, dan dia pergi bersih-bersih.

Reki yang memang sangat lelah malam itu pun menurut saja. Tidak butuh waktu lama Reki sudah tertidur pulas

Ini sudah hari ke tiga Reki menginap. Iya Kelvin yang memaksa, karena sebelum mas Fahri pulang, Kelvin tidak akan membiarkan Reki pulang kerumahnya. Dan, kebetulan orang tuanya juga baru akan pulang lusa dari puncak, jadi Kelvin leluas untuk mengamankan Reki setidaknya sampai Mas Fahri pulang. Kelvin sudah izin tentunya sama mas Fahri.

Reki diam-diam memotret dirinya dan kelvin yang sedang sibuk dengan telfonnya. Lebam di matanya sudah tidak ada, memang untuk perkara yang satu ini Reki cepat dalam pemulihan bekas luka.

Reki mengirimkan foto dirinya dan Kelvin pada Juna, karena Juna berisik sekali, menanyakan apa Kelvin berbuat macam-macam padanya atau tidak.

“Asik banget chatannya, sampe kayanya lupa ada orang di sebelah” sindiri Kelvin.

“Ga sadar diri, dari tadi juga ka vin cuekin aku?”

“Jangan ngambek, maaf ya? Tadi rese banget sih temen kelompok gue” Reki hanya menganggukan kepalanya.

“Oh iya ka vin, kamu tau Asclepieia?” Tanya Reki tiba-tiba.

Kelvin menggeleng bahakan untuk menyebutkan saja rasanya susah bagi kelvin.

Reki mulai bercerita “Asclepieia, itu tempat terkenal di zaman Yunani kuno, kalo sekarang sih kaya rumah sakit kali ya. Asclepieia itu di gunain buat jadi tempat berdoa ke Asclepius, dewa kesembuhan. Siap-siap aja yang sakit pasti kesana buat minta sembuhan, tapi ya kalo aku hidup di zaman itu tuh ga perlu ke Asclepieia buat minta kesembuhan. I have my own Asclepius, i have my own healer

Meskipun Kelvin ga begitu ngerti tapi dia penasaran karena kalimat terakhir Reki. “Who is your healer?”

“Kaka, ka Kelvin. Bukan cuma ngobatin luka-luka aku, tapi ka vin juga jadi penyembuh, penenang hati aku. Makasih ya ka vin udah selalu ada buat aku, maaf kalo belum bisa bales dan malah selalu nyusahin kaka”

Kelvin menarik Reki kedalam pelukannya. “Anything for my little polar bear”.

--

--