Your Eulogy — Prolog

My Love🤟🏻
2 min readApr 20, 2022

--

Disclaimer:

• boyxboy

• mention of death

Nevas POV

Pernahkah kalian merasakan sakit yang begitu luar biasa? Rasa sakit yang teramat parah hingga rasanya ingin menyerah saja? Aku Nevasca Paramudya atau biasa dipanggil Nevas.

Aku telah mengidap Leukemia sejak kecil, segala macam pengobatan dan terapi telah aku jalani namun hasilnya nihil dokter bilang tubuhku sudah berhenti merespon pada pengobatan yang Aku jalani. Aku di diagnosa menderita Leukimia sejak usiaku 10 tahun awalnya hanya demam dan sakit kepala biasa, lambat laun aku tumbuh dengan rasa sakit yang mulai tidak biasa seperti . . mimisan setiap hari, demam tinggi, sakit kepala hingga pingsan, bahkan otot-ototku yang mulai melemas.

Saat duduk di bangku SMA aku mengalami beberapa komplikasi yang membuat aku mengalami kondisi yang tidak di inginkan, Ya, aku mengalami kejang di sekolah dan harus menjalani rawat inap selama satu bulan. Pada akhirnya semenjak saat itu aku harus merelakan studiku dan mulai menjalani homeschooling.

Sekarang usiaku hampir menginjak 20 tahun dan penyakit ini yang melekat pada tubuhku dan berkembang lebih parah, dokter pun tidak menjamin adanya kesembuhan dan yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu. Tinggal menunggu “waktuku berakhir” saja.

Aku sempat ingin berhenti menjalani pengobatan karena semuanya sia-sia, untuk apa aku berobat jika tubuhku saja berhenti menerima dan merespon pengobatan yang aku jalani?

Aku lelah, lelah akan rasa sakit ini. Lelah karena setiap bulan harus kerumah sakit untuk menjalani terapi bahkan meminum obat-obatan yang begitu banyak, apalagi harus menjalani rawat inap setiap kali aku merasa drop.

Terlalu lelah, seluruh rasa sakit ini membuatku ingin berhenti berobat dan mempercepat waktuku untuk ‘pulang’ ataukah aku harus menunggu keajaiban dan mukjizat? Itupun jika memang aku akan mendapatkan mukjizat . .

Hingga aku bertemu dengannya,

Pangeran pelindungku.

Mungkinkah dia datang atas jawaban dari segala doaku? Apakah dia mukjizat yang terjadi padaku? Dia adalah orang yang selalu ada dan terus mendukungku untuk berjuang hidup, yang selalu ada disetiap aku jatuh, yang mendorongku untuk semangat berobat walau aku sudah melalui limitnya, aku sampai hampir menyerah.

Walaupun keadaan dia pun tidak jauh berbeda dariku namun dia tetap tegar dan selalu menopangku setiap saat dan menjagaku setiap waktu. Takdir yang telah mempertemukan kita namun sepertinya takdir juga yang akan memisahkan kita, dia adalah cinta pertamaku yang membuat aku merasa tidak takut dengan yang namanya “jatuh cinta”.

Pertemuan konyol di rumah sakit yang membuahkan hasil yang bahagia bagi kami berdua . .

Akan aku ceritakan tentang “dia”

Iya, dia.

Sang pangeran penyelamatku.

--

--