Terima Kasih, Balai Kota

GO-JEK Data Blog
3 min readSep 25, 2017

--

Jalan Jenderal Sudirman adalah nadi kota Jakarta. Sepanjang sejarahnya, jalan yang tidak pernah tidur ini kerap dijadikan ruang eksperimen demi mengatasi kepadatannya yang seakan tidak pernah reda. Jakartapun senantiasa terbelah. Siapa yang seharusnya disingkirkan agar yang lain mendapat ruang lebih? Yang berplat tertentu? Yang berkursi tujuh tapi hanya terisi satu? Yang beroda tiga?

Saat muncul wacana pembatasan kendaraan roda dua beberapa waktu lalu, ingin rasanya kami bercerita tentang Sofian, pengguna GO-RIDE, yang setiap hari bergantung kepada GO-RIDE dari rumahnya di Kemanggisan ke kantornya di Gedung WTC sehingga ia sempat mengobrol dengan anaknya sebelum berangkat ke sekolah. Kami juga ingin bercerita tentang warung martabak yang mendapatkan banyak pesanan GO-FOOD dari Sudirman setiap harinya dan sekarang usaha ini melejit pesat.

Namun, kami rasa ini tidak cukup.

Lebih dari sekedar cerita satu orang, satu toko, atau satu perusahaan, Sudirman adalah cerita ratusan ribu kendaraan bermotor yang lewat setiap harinya, mengantarkan jutaan manusia, barang, hingga makan siang.

Bagi GO-JEK, tertutupnya Sudirman untuk roda dua berarti juga terdampaknya ribuan mitra maupun penumpang kami yang harus mencari transportasi lain. Bagi mitra pengemudi, ratusan ribu perjalanan. Bagi mitra restoran, pendapatan puluhan milyar. Terlebih lagi, kami tidak yakin ini akan mengurangi kemacetan.

Melalui data kami, kami memperkirakan ada lebih dari 200.000 perjalanan kendaraan roda dua setiap harinya yang melintasi jalan sepanjang 5 kilometer tersebut. GO-JEK melakukan survei terhadap sekian banyak orang yang hampir setiap hari melintasi Sudirman. Berdasarkan hasil survei tersebut, 35% orang akan kembali menggunakan mobil pribadi. Padahal, setiap penambahan 1.000 mobil saja, laju lalu lintas akan melambat 5km/jam. Bayangkan kemacetan yang akan terjadi!

Sekalipun ada begitu banyak moda transportasi lain yang tersedia di sepanjang Sudirman, kami di GO-JEK merasa bahwa akan selalu ada kebutuhan-kebutuhan yang belum terjawab sehingga kami hadir memberikan solusi yang cepat, terjangkau, dan efisien dengan roda dua.

Melalui tulisan ini, kami berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang pada akhirnya menunda pelaksanaan kebijakan tersebut. Kami yakin keputusan tersebut tidaklah mudah dan penuh pertimbangan, terlebih dengan terbatasnya pemahaman kita akan jutaan cerita tersebut.

Kali ini, kami berbagi sedikit angka tentang apa yang tidak jadi terjadi.

Kali nanti, mari berkolaborasi demi Jakarta yang lebih baik.

Baca tulisan kami sebelumnya:
GO-JEK’s Impact for Indonesia

--

--

GO-JEK Data Blog

Hi, readers! This is a blog to show you how we dive into GO-JEK’s data and transform it into insights and stories. Enjoy and leave us a comment!