My Favorite Assistant Lecturer

goldenseas
9 min readJun 28, 2022

--

WARNING: EXPLICIT. NSFW. Bukan tulisan untuk yang di bawah umur.

LANGUAGE: Bahasa Indonesia (dan bahasa Inggris dalam dialog)

Note: Karakter dalam cerita ini sudah legal. OOC, tidak mencerminkan sifat asli Nanami Kento. Cerita ini hanya sebatas fantasi dan tidak dapat dijadikan referensi untuk sex education. Saya tidak membenarkan kejadian yang ada dalam cerita ini. Dilarang meniru segala adegan yang ditulis dalam kehidupan nyata.

TAGS: Profanities, Nanami Kento sebagai asisten dosen, sex with protection, library sex, vibrator, blow job, exhibitionism, cum swallowing, squirting.

Disclaimer: Narasi fan fiction ini adalah fiksi dan karakter Jujutsu Kaisen sepenuhnya milik Gege Akutami.

Minggu minggu terakhir kuliah hampir tiba. Siang itu, kamu duduk di barisan belakang karena terlambat masuk kelas. Ada dua asisten dosen yang memberikan arahan mengenai tugas besar yang akan dikumpulkan saat UAS. Sebetulnya, tugas besar ini sudah dibahas dari minggu minggu lalu. Namun mereka hanya mengingatkan serta membuka sesi tanya jawab jika ada yang mengalami kesulitan.

Kamu merasa tidak fit siang itu. Pikiranmu kacau karena kelelahan sejak kemarin karena kuis dan tugas lainnya. Meski demikian, kamu berusaha untuk mencatat bagian-bagian penting saat kelas berlangsung. Tidak lama kemudian, kelas bubar. Kamu beres-beres dan ikut keluar kelas.

“Kak Ken!” kamu berlari kecil sambil menyusul Nanami Kento — salah satu asisten dosen yang terakhir keluar kelas.

“Ya, (Y/N)? Kenapa?” ia menoleh.

“Maaf tadi telat masuk. Kelas sebelumnya lama banget karena presentasi. Boleh aku nanya nanya soal tugas besarnya gak kak? Masih ada yang belum aku ngerti.”

Nanami tersenyum. “Boleh, tapi sekarang masih ada urusan dulu. Kalau nanti malam di kos aku gimana?”

Di kosnya… Kak Ken?

Biasanya, mahasiswa yang lain memilih untuk mengerjakan di kampus hingga larut malam atau di restoran cepat saji yang buka 24 jam. Kamu berpikir, mungkin seniormu itu sedang tidak ingin berlama-lama di kampus malam ini karena sedang mendekati akhir semester.

Kamu mengangguk ragu-ragu. “Boleh deh, kak. Kabarin kalau sudah sampai kos nanti. Aku juga mau mandi dulu kak.”

“Sip.” Nanami hanya mengacungkan jempol, lalu bergegas pergi ke ruang tata usaha.

Pukul 9 Malam

“Ah… AH. Kak Ken — hmmmp.” kamu memeluk leher Nanami yang berada di atasmu.

Suara desahanmu diredam oleh ciuman asisten dosenmu. Seharusnya, laki-laki itu sekarang sedang membantumu dalam mengerjakan tugas besar. Namun kalian justru sedang melakukan hubungan layaknya suami istri.

Lidah Nanami dengan lihai menyapa milikmu. Kedua belah bibirnya menyapit bibir bawahmu sambil kepalanya ia miringkan sedikit. Pinggulnya bergerak ganas. Penisnya menubruk vaginamu dalam dalam.

“Niatnya mau dibantuin soal tugas besar, ya? Tapi kamu malah disetubuhi sama asdosmu sendiri.” ia berbisik di telingamu. Suaranya setengah mendesah. Satu tangannya mencengkram kedua pergelangan tanganmu di atas kepala agar kamu tidak dapat bergerak bebas.

Matamu tertutup erat saat merasakan geli dari deru napas milik Nanami di telinga. “Kakak yang mulai duluan. Ngggh.”

“Kamu sengaja kan basahin baju kamu di kamar mandi? Ngaku aja, cantik.” tangan kiri Nanami meremas payudaramu, lalu mencubit putingnya.

Kamu menggeleng cepat dengan mulut menganga. “Enggak, kak — aku salah nyalain keran air. Malah — AH! Malah shower.”

Lagi lagi pinggul Nanami bergerak lebih cepat setelah mendengar desahanmu. Ujung penisnya menyodok dinding vaginamu dengan brutal. Suara-suara basah karena pertemuan kelamin kalian kembali terdengar — beradu dengan suara kasur dan deru napas yang memenuhi kamar. Becek… becek sekali vaginamu rasanya. Becek karena penis Nanami Kento seorang. Rasanya kamu ingin membuka kakimu setiap hari untuknya dan memperlihatkan lubang kewanitaanmu yang siap dimasuki penis miliknya.

“Terus kenapa malah lepas beha pas pake kaosku? Mau pamer nenen kamu yang kenyal ini? Iya?” tangannya menampar kedua payudaramu secara bergantian.

Sebetulnya, bukan itu niatmu. Bajumu basah kuyup setelah salah menyalakan keran. Bra milikmu ikut basah dan kamu memutuskan untuk melepasnya agar kaos pemberian Nanami tidak ikut basah. Namun tak disangka bentuk payudaramu malah tercetak jelas tanpa bra — yang membuat Nanami terangsang dan menyetubuhimu di atas kasurnya.

“Iya — iya kak. Aku mau pamer nenen aku depan kakak. Mau kakak sedot sedot nenen aku — AAANGH!”

Gerakan pinggul Nanami mulai melambat, namun kini wajah pria itu terbenam di dua belah payudaramu. Ia mengendus-ngedusnya, lalu menjilat-jilat areola payudaramu. Mata pria itu terpejam saat melakukannya — seperti sedang menikmati hidangan paling lezat dari restoran bintang lima. Entah kebaikan apa yang telah kamu lakukan di kehidupan sebelumnya. Kamu merasa beruntung sekali dapat mencicipi penis besarnya dan dimanjakan olehnya.

Selangkanganmu mulai pegal. Kamu tidak merasakan tanda-tanda Nanami mulai kelelahan. Pria itu masih mencicipi payudaramu yang sekarang sudah basah karena air liurnya. Staminya luar biasa. Tidak ada habisnya. Kamu hanya pasrah dan memejamkan mata. Sesekali mendesahkan namanya sebagai ucapan terima kasih telah memanjakan tubuhmu.

“Badan kamu bagus.” katanya sebelum menyedot putingmu. “Nenen kamu juga bagus.” ia mencubit putingmu. “Tapi sayang gak keluar susu.”

“Kalo dipaksa keluar sakit kak… nanti pentil aku copot.” kamu meringis.

Nanami tertawa kecil. Bibirnya kini mencium lehermu yang bersih. Ia menggigit-gigit di sekitar leher dan tulang selangka mu.

“I love your scent so much. Aroma tubuh kamu bikin sange. Pasti banyak ya laki-laki yang suka setubuhi kamu?”

Kamu tidak menjawab, malah memeluk lingkar pinggulnya dengan kedua kaki jenjangmu. Desahanmu semakin kencang karena Nanami terus menggigit dan meninggalkan bekas merah keunguan di lehermu. Tempo gerakan pinggulnya dipercepat. Hingga akhirnya ia mencapai klimaks yang ke tiga kalinya.

Malam itu kegiatan les privat kalian berdua dihentikan, dan justru digantikan dengan aktivitas penuh dosa antara mahasiswa dan asisten dosen. Kamu diam-diam berharap agar suaramu tidak terlalu keras hingga terdengar oleh kamar sebelah, atau bahkan diusir oleh pemilik kos.

Keesokan harinya, kamu sedang berada di perpustakaan utama kampus. Masih cukup sepi karena kamu datang pagi pagi sekali. Kamu duduk bersebelahan dengan Nanami — seseorang yang membuatmu mendesahkan namanya tadi malam. Pria itu sedang berpura-pura fokus menatap layar laptopnya sambil membenarkan posisi kacamatanya. Tampan. Ia terlihat sangat tampan saat mengenakan kacamata.

Kamu belum bisa melupakan aktivitas tadi malam yang kalian lakukan. Bagaimana mungkin kamu bisa lupa? Kamu ingat betul bagaimana vaginamu berkedut karena penisnya. Kamu ingat betul saat tangan kekarnya mencekik lehermu hingga membuatmu memohon agar ia melepaskannya. Kamu ingat betul saat rambut-rambut kemaluannya menubruk selangkanganmu. Kamu ingat… semua kejadian tadi malam tanpa terkecuali. Berusaha mengingatnya membuatmu seperti menonton potongan-potongan adegan film.

Kini, tangan kiri Nanami mulai meraba pahamu. Ia berusaha membuatmu tenang karena sekarang vaginamu telah terisi oleh benda asing yang disebut dengan vibrator. Kamu menutup pahamu ketika Nanami menaikkan tingkat getaran vibratornya.

“K-kak…” kamu mencengkram jaket yang Nanami kenakan. Badanmu setengah membungkuk karena getaran yang kamu rasakan di bawah sana.

“Keluarin aja desahan kamu itu. Kamu paling suka kan kalo jadi pusat perhatian? Tunjukkin ke orang-orang kalo kamu suka dimainin memeknya pake vibrator, apalagi pake kontol.”

Kamu menyenderkan kepalamu di bahu Nanami, lalu memeluk lengan kirinya sambil menahan desahanmu. Memang belum banyak orang yang datang pagi itu, namun tetap saja ruangan perpustakaan yang besar membuatmu gugup. Bagaimana jika suara desahanmu menggema hingga ke seluruh lantai?

“Ikut aku.” Nanami berdiri dan menarik tanganmu. Kalian meninggalkan tas dan barang bawaan lainnya di meja.

Entah ke mana ia akan membawamu, tapi yang jelas vibrator ini cukup membuatmu tidak dapat berjalan normal seperti biasa. Langkah Nanami terhenti. Kalian telah berada di tengah-tengah rak buku yang jauh dari tangga maupun lift.

“Jangan gerak.” ia berbisik pelan sekali sebelum akhirnya menarik dagumu dan mencium bibirmu dalam dalam.

Matamu terpejam seketika. Kepalamu sedikit terbentur ujung buku di belakangmu. Namun kamu tidak peduli. Kamu lebih peduli untuk membalas perlakuan Nanami. Maka sekarang kamu balas mencium bibir laki-laki itu. Lidah kalian saling bertemu, bibir saling memagut satu sama lain. Tanganmu melingkari lehernya dan menekan tengkuknya. Kakimu bergetar hebat karena getaran di dalam vaginamu, membuat napasmu tidak beraturan.

Nanami menarik wajahnya. Ciuman itu terlepas. “You’re so fucking cute when you’re trembling.”

“A-aku gak kuat, kak — mau keluar — ah!“ kamu masih memeluk leher Nanami. Kepalamu bersender di dadanya. Lelaki itu membuka resleting celanamu dan menurunkannya sedikit hingga menampakkan celana dalam milikmu yang sedikit basah.

“Shit, basah banget kamu.” Nanami menurunkan paksa dalaman milikmu dan menangkup kedua pipimu. “Kamu cantik banget kalo lagi begini. Enak ya memeknya disodok mainan? Sekarang jongkok. Mau aku kontolin mulut kamu yang cantik ini.”

Lelaki itu menekan kedua pundakmu agar kamu berjongkok. Kakimu masih bergetar hebat. Namun ketika suara resleting celana Nanami terdengar, kamu langsung membuka mulutmu lebar-lebar serta menjulurkan lidah panjangmu. Ia menurunkan celananya dan mengeluarkan penis besarnya yang sudah ereksi.

“Suck it well.” ibu jarinya mengusap pelan pipimu sambil tersenyum.

Kamu menjilat ujung penisnya sebelum memasukkan kejantanannya secara keseluruhan ke dalam mulutmu. Sesak. Penis besarnya membuat mulutmu penuh sesak. Kamu yakin sudah membuka mulut sangat lebar, namun sedikit kesulitan menggerakkan kepalamu.

Nanami berdecak sambil mengerutkan dahi. “Duh, bisa nyepong gak sih?”

Kamu hanya bergumam dan berusaha menggerakkan kepalamu maju mundur. Tanganmu berpegangan pada pinggulnya. Kepala lelaki itu menghadap langit-langit ruangan sambil matanya terpejam erat.

“Oh Lord, this feels so fucking good. Yang kenceng sayang nyepongnya. Mulut kamu enak banget.”

Tanganmu memijit kejantanannya saat mulutmu fokus menyedot kepala penisnya yang berwarna merah kecokelatan. Nikmat. Sungguh nikmat rasanya dapat merasakan penis milik Nanami di dalam mulutmu. Kamu seperti mulai kecanduan dengan kepala penisnya.

Lelaki itu mencengkram rambutmu dan menyaksikan penisnya yang sedang dimanja oleh mulutmu. Kedua tangannya menangkup pipimu dan menekannya sedikit agar ia dapat merasakan penisnya di dalam sana. Kamu menyedot-nyedot penisnya yang kini sudah basah dengan air liur. Lidahmu merasakan urat-urat kejantanannya dan membuat area kewanitaanmu sangat menggelitik.

“Fuck. I can feel my own cock inside your mouth.”

Nanami mencengkram rambutmu dan mulai menggerakkan pinggulnya. Kamu menghentikan gerakan kepalamu dan membiarkan laki-laki itu bergerak sesuai keinginannya.

GLOK GLOK GLOK GLOK GLOK

Satu tanganmu bermain dengan payudaramu. Kamu meremas-remas dan mencubit putingmu sendiri. Tangan satunya kamu gunakan untuk memainkan vaginamu. Kakimu semakin bergetar hebat saat merasakan klimaksmu hampir dekat.

“HMMPPPP!” matamu terbelalak lebar sambil mencengkram jaket Nanami. Kamu mengeluarkan vibrator kecil di dalam vaginamu. Dan seketika cairan orgasme milikmu keluar, muncrat ke lantai. Bahkan ke sepatunya Nanami.

Dengan kaki yang gemetaran, kamu merengek hebat. Ingin sekali rasanya kamu bersembunyi. Tapi di sisi lain kamu tidak ingin berhenti memuncratkan cairan bening milikmu. Persetan jika ada mahasiswa lain yang melihat kalian saat ini, kamu tidak peduli dengan itu.

“Shit, malah pipis ya kamu. Udah puas memeknya dimainin sama vibrator?” Nanami mempercepat gerakan pinggulnya sambil mengerang. Dahinya masih berkerut saat menatap ekspresi wajahmu. Matamu telah banjir air mata. Leher serta telingamu memerah.

“This is your breakfast.” Nanami mendorong pinggulnya dalam dalam hingga seluruh kejantanannya masuk ke dalam mulutmu tanpa bersisa. Ujung penisnya menyentuh kerongkonganmu. Dan di sana lah ia memuntahkan spermanya yang membuatmu sedikit tersedak. Matamu bertambah basah. Hidungmu juga demikian. Rambutmu berantakan karena lelaki itu mencengkramnya sejak tadi.

Saat dirasa telah habis, Nanami menarik penisnya dan mengenakan celananya kembali. Ia berjongkok dan menarik dagumu. “Udah ditelen?”

Kamu mengangguk pelan sambil menelan seluruh cairan kental miliknya, lalu membuka mulutmu lebar lebar dan menjulurkan lidahmu.

“Good.” ia tersenyum sambil mengusap rambutmu. “Lebih suka mana, dientot vibrator atau dientot sama kontol?”

“S-sama kontol Kak Kento. Soalnya lebih gede. Aku suka sama kontol Kak Kento.” kamu menjilat tanganmu yang basah karena cairan orgasme milikmu. “Mau dikontolin lagi sama Kak Kento.”

“Dikontolin di mana, sayang? Di sini mau? Tuh, liat. Pipis kamu udah sebanyak itu. Sekalian aja satu perpus kamu pipisin. Biar orang-orang tau kamu suka dikontolin sama asdos kamu sendiri.”

Kamu mengangguk cepat. “Mau. Mau… mau lagi. Mau dikontolin sampe perpus tutup.”

Nanami tersenyum dan mencium bibirmu sekilas. “Nakal mulutnya.”

Kamu terkekeh dan menggigit bibir. Lalu ia membantumu untuk berdiri dan memasangkan celanamu. Ia tidak peduli dengan sepatunya yang sedikit basah karena ulahmu. Justru ia berbaik hati meminjamkan jaketnya padamu karena celanamu basah. Bahkan, lelaki berwajah tegas itu mentraktirmu dari pagi hingga malam. Memang tidak ada hubungan spesial di antara kalian, namun kamu telah sepakat untung melakukannya sebagai bentuk bayaran karena Nanami telah membantumu mengerjakan tugas besar.

Seminggu kemudian, hari UAS pun tiba. Kamu telah menyiapkan file tugas besar yang akan dikumpulkan ke e-mail dosen.

Tugas Besar (Y/N) Kelas A — 0331420220628

yourname <yournamehere@gmail.com>
to sugurugeto90@gmail.com

Kepada Yth. Bapak Prof. Suguru Geto.

Berikut adalah hasil Tugas Besar untuk UAS atas nama (Y/N) dengan file seperti yang telah dilampirkan berikut ini:

UAS_(Y/N)_TUGAS BESAR.pdf

Atas perhatian Prof, saya ucapkan terima kasih.

— TBC. Part II is coming soon.

Pesan: Terima kasih sudah membaca. Maaf jika tidak sesuai ekspektasi. Tapi saya senantiasa menerima kritik dan saran agar penulisan saya lebih baik ke depannya. Jangan lupa mampir ke sini jika berkenan:

--

--

goldenseas

I write Jujutsu Kaisen/Chainsaw Man fan fictions. Check out my twitter: @nnmkento.