Studi Kasus UX App Krealogi — Eksplorasi Fitur Integrasi Marketplace dan Simple CRM
Hello! Proyek kali ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Program Digital Talent Scholarship, yaitu UI/UX Design Professional Academy yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo dan Skilvul.
Peran Dalam Tim
Perkenalkan, kami dari kelompok 2 kelas UIX A-33. Studi kasus ini dikerjakan secara berkelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan design challenge dari Skilvul, yaitu membuat design App Krealogi pada fitur baru yang lebih user friendly.
Tim kami terdiri atas 4 orang, di mana saya ditemani oleh 3 rekan saya bernama Dhiya, Brylian, dan Satrio. Secara keseluruhan, kami mengerjakan UX design proses bersama-sama dengan brainstorming sambil membagi tugas setiap ada weekly assignment mulai dari proses design thinking (empathize-ideate), prototyping, hingga user research.
Pengalaman mentoring dan challenge yang diberikan menjadi pembelajaran untuk kami membuat UI/UX Design untuk fitur CRM, intergrasi marketplace dan logistik.
Apa itu Krealogi?
Halo! Krealogi merupakan aplikasi pencatatan penjualan dan keuangan digital untuk UMKM, yang dapat diunduh di Playstore maupun Appstore. Aplikasi ini dibuat sejak 2015 oleh Du Anyam, dengan visi untuk memberdayakan komunitas, mempromosikan budaya dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
Aplikasi Krealogi memiliki beberapa fitur unggulan dalam pencatatan dan perencanaan strategis UMKM seperti seperti Catat Pesanan, Rencana Produksi, Catat Biaya hingga Laporan Usaha. Selain itu, terdapat kelas pelatihan dan modul digital untuk mengembangkan kemampuan berbisnis para pengguna.
Namun dari fitur-fitur yang sudah tersedia, masih ada beberapa permasalahan yang belum teratasi oleh aplikasi Krealogi untuk membantu pengguna mencatat kegiatan operasional, membuat strategi dan menjaga alur operasional pengguna. Ada tiga fitur yang dibutuhkan oleh pengguna, namun hingga saat ini belum tersedia maupun di desain oleh pihak Krealogi, seperti Simple CRM, Cash Flow Feature dan Integration with Logistic and Marketplace.
UX Design Process
1. Empathize (Secondary Research)
Pada tahap pertama, empathize kami lakukan untuk dapat mencari tahu pandangan & kebutuhan target user Krealogi dengan secondary research sebelum mendefisinikan problem statement dan melakukan ideation. Berikut adalah gari besar topik yang kami gali untuk mendalami masalah yang dihadapi pengguna berdasarkan permasalahan dari challenge brief:
- Tantangan yang dihadapi UMKM. Misalnya, kurangnya memahami pemasaran digital, pembukuan yang masih manual, pentingnya ko kreasi dan diferensiasi channel bisnis untuk mendukung bisnis industri kreatif.
- Kondisi eksisting Krealogi, seperti siapa profil user, use case pengguna aplikasi, hingga permasalahan yang dihadapi.
- Mendalami bagaimana fitur integrasi marketplace, simple CRM, dan integrasi logistik bekerja di berbagai platform.
- Mendalami apa yang sudah bagus dan room for improvement terhadap desain fitur krealogi yang belum user-friendly saat ini.
Hasil dan temuan dari berbagai sumber dirangkum pada dokumen google spreadsheet sebagai acuan dalam pengambilan keputusan desain dan pengembangan fungsi fitur.
Selengkapnya dapat dilihat melalui link berikut ini.
2. Define & Ideate
A. Define. Tahap define adalah tahapan kedua yang dilakukan, yakni menyusun permasalahan apa saja yang dialami pengguna serta apa saja yang dapat dilakukan untuk membangun solusi terhadap masalah yang dihadapi pengguna. Berikut adalah cuplikan tahap define yang tim kami lakukan.
List Pain Point
How-Might We
B. Ideate. Selanjutnya adalah tahap ideate, dimana masing-masing anggota tim di minta untuk memberikan solusi-solusi yang dapat menyelesaikan masalah yang disampaikan pada tahap sebelumnya. Kemudian ide-ide tersebut dikelompokkan dalam affinity diagram dan dipilih berdasarkan voting, ide mana yang tim setuju untuk diwujudkan. Ide yang terpilih kemudian dikelompokkan untuk ditentukan prioritasnya. Setelah ditentukan prioritasnya, maka designer sudah dapat membuat gambaran kasar untuk ide-ide yang hendak diwujudkan.
Solution Idea
2. Prioritization Idea
3. User Flow & Wireframe
Langkah langkah yang kami gunakan untuk menyelesaikan sebuah task user flow yaitu dengan Figjam . Figjam adalah FigJam adalah online whiteboard yang dibuat untuk para desainer untuk mencari ide dan bertukar pikiran dengan tim besar mereka.
Untuk menata kerangka design kita menggunakan Figma . Figma adalah Figma adalah tool desain berupa website yang terhubung dengan cloud sehingga bisa digunakan kapanpun dan dimanapun melalui internet.
User Flow
User flow adalah langkah langkah yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan suatu produk untuk menyelesaikan suatu task.
Wireframe
Wireframe adalah sebuah kerangka untuk menata suatu item di laman website atau aplikasi.
4. Design System
Design System adalah suatu kumpulan komponen-komponen UI dan code yang saling terhubung kemudian dikategorikan oleh suatu standarisasi yang jelas dan terintegrasi dalam suatu sistem.
UI Styleguide
UI Design
5. Finishing UI Design
Ditahap ini kami melakukan penyelesaian desain UI secara berkelompok. Setiap anggota kelompok mengerjakan fitur yang berbeda.
6. Prototyping
Masuk ketahap prototyping, dimana masing-masing anggota tim bekerja secara individu untuk membangun aplikasi sesuai spesifikasi pada tahap ideate. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri atas pembuatan userflow, wireframe, UI styleguide, UI design, dan prototype.
Gambar prototyping
7. User Research
Kami menggunakan metode In-depth interview dan Usability Testing untuk memberikan informasi sekaligus mengklarifikasi dari sisi usability (kegunaan) dari produk yang akan dibuat dari sudut pandang real-user
Pada user reseach, kami membuat dokumen Stimulus User Research & Record Data sebagai bahan persiapan untuk melakukan User Research. Berikut hal yang terdapat pada Stimulus User Research.
- Research Objective
- User Criteria
- Scenario Research
- Question List
- Usability Metric
Berikut hasil user research beserta rekomendasinya
Rekomendasi
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan, masih banyak hal yang kami harus lakukan terutama mengeksekusi rekomendasi hasil user testing ke prototype sehingga lebih relevan dengan kebutuhan user. Kami merasa bahwa desain aplikasi yang dibuat dapat jauh ditingkatkan dikemudian hari. Hal ini dikarenakan desain prototype yang dibuat belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan bisnis kreatif secara khusus dan masih banyak mengadopsi flow dari beberapa platform sejenis.
Akhir kata, kami ingin menyampaikan terima kasih yang amat mendalam pada seluruh tim proyek Digitalent, mentor, serta skilvul selaku penyelenggara. Kami sangat beruntung dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Semoga tulisan ini menyediakan informasi yang pembaca butuhkan. Kami harap teman-teman berkenan memberikan kritik dan saran terhadap tulisan.
Terimakasih!