Cara Menyikapi Kesuksesan dan Pencapaian Orang lain

Haidar Afif Maulana
4 min readNov 6, 2018

--

“Saya bisa mencapai nya, kalian juga pasti bisa” Itu adalah kalimat motivasi yang biasa orang sukses bilang. Tapi itu kalimat yang salah.

Dan banyak orang yang tertipu dengan kalimat itu. Berharap dan berangan-angan, apa yang di capai oleh orang lain juga bisa di capai oleh nya.

“Mas kita semua kan sama mas, sama-sama manusia biasa. Yang orang lain bisa capai , kalau kita mau berusaha pasti kita bisa dong”.

Iya kita semua sama-sama manusia. Dengan statement itu menyatakan bahwa semua manusia itu bisa mencapai kesuksesan yang orang lain juga dapatkan.

Tapi nyata-nya tidak semua orang bisa mencapai kesuksesan. Kalau kesuksesan itu dalam arti kekayaan harta, kepemilikan harta benda, ketenaran, mempunyai fans, mempunyai follower, memiliki umur yang panjang, pasangan hidup yang ideal, status sosial tinggi.

Tidak semua orang saat ini sudah mencapainya.

Ketika kita melihat kesuksesan orang lain, lalu kita berkata dalam hati,

“Gue juga bisa kayak dia”,

“Gue bakal ngalahin kesuksesan dia”,

“Gue bakal lebih sukses dari dia”,

“Dia aja bisa, kenapa gue gak bisa? Pasti gue bisa”,

“Kalau gue berusaha lebih keras, pasti gue bisa lebih dari dia”.

Kalau memang pemikiran bahwa “kalau orang lain bisa, gue juga pasti bisa” itu benar. Maka saat ini semua orang akan berada di atas dan tidak ada orang yang di bawah atau di tengah.

Tidak akan ada orang yang menjadi anak buah, karena semua nya sudah menjadi pemimpin. Tidak ada yang menjadi karyawan, karena semua sudah menjadi pengusaha. Tidak ada yang menjadi penerima zakat atau bantuan, karena semua nya sudah tidak layak untuk di beri bantuan atau zakat.

Nyata-nya saat ini kehidupan setiap orang berbeda-beda. Ada yang di atas, di tengah dan di bawah. Kadang yang di bawah bisa pindah menjadi yang di atas. Kadang juga yang lagi di atas, bisa pindah ke bawah.

Raih-han atau pencapaian setiap orang berbeda-beda. Walaupun usaha dan doa yang sudah di curahkan sama.

Niat sama, usaha sama, doa sama. Hasil nya akan berbeda. Dan itu pastinya kalau kita benar perhatikan dengan baik, yang seperti itu terjadi di sekitar kita.

Bahkan mungkin terjadi kepada diri kita sendiri.

Umur sama, sekelas pas sekolah, sama-sama giat belajar, sama-sama masuk jajaran ranking terbaik juga. Ketika sudah di kehidupan nyata, pencapaiannya berbeda.

Ada yang memulai karir di perusahaan yang sama, di waktu yang sama dan di bidang pekerjaan yang sama, dengan dedikasi yang sama baiknya. Tapi hasil akhirnya tidak akan pernah sama.

Kenapa bisa seperti itu?

Karena pencapaian setiap orang di dunia ini sudah di tentukan oleh Tuhan yang Maha kuasa. Kita tidak bisa menentukan bagaimana pencapaian dan hasil yang akan kita dapat. Kita tidak bisa menentukan dengan pasti siapa jodoh kita, karena hati setiap manusia itu Tuhan yang pegang, kita tidak bisa menentukan di umur sekian sudah punya rumah, mobil, naik haji, atau pencapaian apapun yang mungkin setiap manusia inginkan, terlebih lagi kita tidak bisa menentukan sampai berapa umur kita.

Semua itu di luar hak dan kuasa kita untuk menentukan dan memastikan semua itu bisa kita dapatkan.

Setiap orang sudah punya garis takdir nya masing-masing.

Dengan ada nya sosial media saat ini, orang beramai-ramai membagikan setiap lini kehidupannya. Mulai dari foto diri nya, dengan barang-barang sudah di dapatkan, dengan pasangan, dengan anak nya, dengan acara-acara yang dia datangi, dengan kesuksesan yang sudah di raih, dengan penghargaan yang di dapatkan, keseruaan pertemanan dan persahabatannya.

Terlepas dari niat mereka membagikan itu di sosial media. Yang jelas itu pasti berdampak kepada diri kita yang selalu melihat, memperhatikan dan membandingkan diri kita dengan orang lain.

Maka, harus gimana dong menyikapi kesuksesan dan pencapaian orang lain?

Apa kita harus menyerah saja? seperti air yang selalu mengikuti arah arus berjalan dan biarakan semua nya mengalir seadanya dengan alasan semua sudah di takdirkan yang Maha Kuasa.

Itu alasan yang salah dan keputusan yang salah kalau kita berhenti berusaha keras dan bekerja keras dengan alasan takdir.

Memang setiap orang memiliki hasil akhir yang berbeda-beda. Tapi usaha nya bisa sama.

Mas, mba, pak, ibu, om, tante … Jangan mengukur kesuksesan dengan pencapaian.

Pencapaian itu hanya kebahagiaan sesaat. Apalagi kita gak bisa mengontrol pencapaian kita.

Jangan gantungi kebahagiaan kita pada sesuatu yang di luar kontrol kita. Gantungi kebahagiaan kita pada sesuatu yang bisa kita kontrol.

Apa itu ya ???

Yaitu aksi, gerak, usaha diri kita sendiri. Itu lah yang bisa kita kontrol. Terus berpindah dari satu gerak, ke gerak yang lain. Berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Berpindah dari menyelesaikan satu masalah, ke masalah yang lain. Berpindah dari satu karya, ke karya yang lain. Berpindah dari membuat satu tulisan ke tulisan yang lain. Berpindah dari membuat satu buku, ke membuat buku yang lain. Berpindah dari membuat satu video, ke video yang lain.

Gerakkan badan dan pikiran kita untuk menyelesaikan satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.

Di situ lah letak kesuksesan kita, bukan pada pencapaian.

Letakkan kebahagian kita pada apa yang sudah kita buat, kita berikan, kita usahakan, kita lakukan, kita gerakkan. Bukan pada apa yang sudah kita dapatkan.

Kita hanya bisa berusaha, berdoa. Biar Tuhan yang bekerja menentukan nasib diri kita masing-masing 🙂

Selalu berdoa, bersyukur dan bekerja keras.

Salam, Haidar.

Originally published at programmerjourney.com on November 6, 2018.

Jika anda merasa artikel ini menarik dan bermanfaat, silahkan bagikan ke lingkaran pertemanan anda, agar mereka dapat membaca artikel ini. Dan jangan lupa follow saya di medium untuk terus dapatkan tulisan seperti ini setiap minggunya.

--

--