Dekade Dominasi OL Féminin: Jalan Tempuh yang Coba Direplikasi FC Barcelona Femení

Haidar Karel
7 min readNov 19, 2023

--

Kesebelasan Kontra VfL Wolfsburg dalam Final UWCL 2022/23. Sumber gambar: Akun resmi X @UWCL

Rekognisi sepak bola wanita tengah mencapai puncaknya dari tahun ke tahun. Berbagai perubahan yang dituai memberi tanda semakin luasnya perhatian terhadap pengembangannya serta berupaya mereduksi kesenjangan yang terlampau amat jauh dengan sepak bola pria. Salah satu contoh terbaik pengelolaan sebuah klub sepak bola ialah OL Féminin yang dimotori oleh presiden klub Jean-Michel Aulas. Melalui serangkaian perlakuan “serius” yang diinvestasikan bagi timnya, OL Féminin berhasil menjadi raksasa selama satu dekade terakhir dan menguasai panggung sepak bola Perancis dan Eropa. Dalam kurun empat tahun belakangan–khususnya di kancah Eropa–FC Barcelona Femení hadir menjadi penantang baru yang mencoba merebut dominasi Lyon. Meski faktanya Barça Femení belum pernah secara langsung menyingkirkan Lyon dari UEFA Women’s Champions League (UWCL), namun perolehan dua gelar juara yang didapatkan pada musim 2020/21 dan 2022/23 cukup menegaskan bahwa supremasi Lyon dalam pergelaran UWCL mulai menemui lawan yang sepadan.

Digdaya OL Féminin: Standar tinggi pencapaian

OL Féminin: Pemenang UWCL 2021/22. Sumber gambar: DAMIEN LG — OL

Semenjak resmi menjadi bagian dari Lyon sebagai tim sepak bola wanita pada 2004 silam, masa kejayaan OL Féminin mulai beranjak seiring bergantinya tahun. Di level domestik, Lyon pertama kali menyentuh gelar juara liga pada musim 2006/07. Setelahnya? Mereka berhasil menjuarai 13 edisi berikutnya hingga musim 2019/20 sebelum PSG Féminine mencoreng Lyon dari posisi teratas pada 2021. Puasa gelar liga tidak berlangsung lama, di tahun 2022 dan 2023 Lyon kembali naik sebagai juara; menjadikan tim ini meraih 16 titel dalam kurun dua dekade terakhir. Kesuksesan tersebut juga menular di kompetisi piala liga, di mana Lyon berhasil memuncaki perolehan titel dengan 10 gelar; menjadi tim sepak bola wanita yang dihiasi gelar juara terbanyak di Perancis.

Dominasi Lyon juga melebar ke kancah Eropa. Mencicipi keberhasilan secara bertahap sebelum akhirnya bertahan selama bertahun-tahun. Lyon pertama kali merasakan semifinal UEFA Women’s Cup–nama kompetisi UWCL saat itu–pada tahun 2008, mencapai final pada tahun 2010, sebelum menyabet gelar juara perdana pada 2011. Sejak saat itu, Lyon menjelma menjadi klub papan atas dengan menjuarai UWCL di tahun 2012, 2016–2020 (lima kali berturut-turut), serta yang terbaru pada musim 2021/22. Perolehan delapan titel dalam 15 tahun terakhir seri UWCL menegaskan tingginya standar pencapaian yang “diatur” OL Féminin sebagai tim sepak bola terbaik.

“Perlakuan” tim yang diberikan

Prestasi besar OL Féminin lantas tak lepas dari orang-orang yang menaruh perhatian lebih terhadap kemajuan sepak bola wanita. Sebagai presiden klub, Jean-Michel Aulas berhasil menjadikan Lyon sebagai role model tentang bagaimana menjalankan sebuah klub. Disadur dari laman The Guardian dan The New York Times, upaya pengembangan kapasitas sepak bola di Lyon ialah sama; antara pria dan wanita. Tidak terdapat perbedaan yang kontras, kecuali stadion yang digunakan kedua tim. Di sana, akses terhadap fasilitas tidak dibedakan. Baik pemain dari tim akademi ataupun senior; wanita maupun pria dapat menggunakan lapangan latihan, ruang krioterapi, serta mendapatkan staf medis yang sama. Yang lebih menarik adalah terdapat “the mental cell” yang merupakan cara Lyon untuk mengatasi tekanan secara psikologis yang hadir saat para pemain tampil.

Tak hanya itu, Aulas juga menyediakan jet sewaan untuk mengakomodasi kebutuhan operasional tim. Dalam aspek gaji–salah satu hal krusial terutama dalam sepak bola wanita–Lyon membayar pemainnya dengan baik. Nama-nama besar seperti Ada Hegerberg menerima bayaran sekitar €34,000 per bulan, Wendie Renard dan Amandine Henry sekitar €29,000, dan beberapa pemain Lyon yang lain gajinya berada dalam kisaran €10,000-€18,000. Tentu, angka ini akan sangat kecil jika dikomparasikan dengan gaji pemain sepak bola pria. Namun di sektor wanita, gaji tersebut merupakan angka yang sangat besar; mengingat penghasilan yang diraih tim–salah satunya melalui pertandingan mingguan–hanya menarik beberapa ribu penggemar saja; menghasilkan pendapatan yang tidak seberapa.

Komitmen Aulas dengan segenap staf di Lyon selama masa kepemimpinannya patut diberi apresiasi, dan tentu, wajib dicontoh oleh klub lainnya; yang sedang menyusuri langkah kemajuan dalam sepak bola wanita. Prinsip untuk mengupayakan akses setara terhadap sarana sepak bola menjadi penekanan penting yang perlu dilestarikan untuk memaksimalkan kebutuhan pemain.

“The logic is simple. “What gives boys a high level gives girls a high level,” Aulas has said: male players need to be treated well in order to perform at their best, so why would it be any different for women?” Dikutip dari The New York Times.

FC Barcelona Femení: Dominasi dalam kepalan tangan

FC Barcelona Femení: Pemenang UWCL 2022/2023. Sumber gambar: Akun resmi X @UWCL

Di belahan tanah Eropa lainnya, yakni Spanyol, FC Barcelona Femení secara perlahan bangkit menuju puncak kesuksesan. Klub ini diakui secara resmi sebagai bagian dari struktur keolahragaan FC Barcelona pada tahun 2002 lalu. Namun, baru bertransformasi sepenuhnya menjadi tim yang “profesional” sejak 2015. Dari sini, kemajuan pelan-pelan dirasakan. Mulai dari investasi yang lebih terarah dengan teken sponsor, hak siar televisi, komersialisasi aksesori, dan lain-lain. Dalam tingkat operasional, Barça Femení mulai mendapatkan fasilitas pelatihan yang memadai. Staf kepelatihan yang mumpuni, layanan medis yang lebih komprehensif, serta kesempatan untuk memanfaatkan Ciutat Esportiva Joan Gamper dalam mengasah keterampilan serta meraih level yang lebih tinggi.

Di tingkat manajemen, terutama sejak diprofesionalkan pada 2015, Barça banyak merasakan pembenahan secara signifikan. Pada 2017 misalnya, Xavi Llorens turun dari jabatan–setelah 11 tahun menjadi pelatih dan digantikan oleh Fran Sánchez yang mengasuh Barça hingga 2019. Dilanjutkan Lluís Cortés hingga 2021 dan diteruskan oleh Jonatan Giráldez hingga saat ini. Pada periode pergantian pelatih tersebut Barça mulai mendatangkan nama-nama besar seperti Lieke Martens, Élise Bussaglia, Fridolina Rolfö, Asisat Oshoala, Caroline Graham Hansen, Lucy Bronze, Kiera Walsh, disusul juga dengan keluarnya beberapa pemain utama seperti Jenni Hermoso, Melanie Serrano, hingga Leila Ouahabi dalam kurun enam tahun terakhir. Bersama dengan Alexia Putellas dan yang terbaru melesat sebagai salah satu pemain terbaik, Aitana Bonmatí; tim ini mulai mencapai masa keemasannya. Dinamika persegeran dalam kursi kepelatihan serta transfer pemain yang dilakukan mengantarkan Barça pada kesuksesan.

Buah manis pencapaian–spesifiknya pada level domestik baru santer dirasakan Barça pada 2012 di mana saat itu berhasil menjuarai Liga Spanyol. Setelahnya tim ini berhasil menjuarai tiga edisi berikutnya hingga tahun 2015; sebelum akhirnya kembali dalam jalur juara di tahun 2019–2023. Prestasi ini membawa Barça pada posisi teratas sebagai klub tersukses dalam sejarah Liga F dengan raihan delapan piala; seluruhnya direngkuh dalam kurun sekitar satu dasawarsa ke belakang. Keberhasilan juga tercermin manis dalam Copa de la Reina–atau disebut juga Piala Liga Spanyol di mana Barça menempati posisi pertama sebagai pemenang kompetisi dengan koleksi sebanyak sembilan gelar. Keunggulan ini menegaskan singgasana Barça sebagai klub terbaik di Spanyol.

Bagaimana pentas Barça di level Eropa? Era penguasaan baru saja dimulai! Sejak pertama kali masuk ke dalam semifinal pada 2017 dan final pada 2019, Barça berhasil mempertahankan diri dengan terus melaju semakin jauh ke dalam fase gugur UWCL. Hasilnya, dalam lima edisi terakhir, Barça berhasil lolos ke final sebanyak empat kali dan juara di tahun 2021 dan 2023. Konsistensi yang coba dipertahankan menunjukkan bagaimana perubahan besar di tubuh klub mulai menuai hasil yang sangat meyakinkan. Meneguhkan nama besar FC Barcelona di dua sektor sepak bola baik itu tim pria maupun wanita; dengan seluruh rentetan pencapaian.

Menerka masa-masa ke depan

Dekap Selebrasi. Sumber gambar: Irina R. Hipolito / Europa Press Sports via Getty Images

Pembenahan besar-besaran yang penulis soroti terjadi di OL Féminin dan Barça Femení, merupakan contoh konkret dalam memperluas rekognisi sepak bola wanita di mata dunia. Dalam beberapa tahun belakangan, beberapa klub besar seperti Real Madrid dan Manchester United, mulai memunculkan tim wanitanya ke permukaan; meramaikan pentas sepak bola wanita yang semakin menjanjikan. Sisanya tim-tim lain seperti Eintracht Frankfurt, VfL Wolfsburg, dan FC Bayern Frauen di Jerman; Chelsea FC Women dan Arsenal Women di Inggris, PSG Féminine di Perancis, AS Roma Women dan Juventus Women di Italia, atau Atlético de Madrid Femenino di Spanyol merupakan beberapa nama besar klub sepak bola wanita yang juga terus menyajikan perlawanan terutama di UWCL selama bertahun-tahun.

Sejauh musim 2023/24 bergulir–setidaknya hampir separuh musim berjalan, baik Lyon dan Barça masih terlalu perkasa di negaranya masing-masing. Pembuktian siapa yang terhebat mungkin saja tersaji dalam duel di UWCL tahun 2024 mendatang. Apa yang dilakukan Barça dalam 10 tahun terakhir di level domestik kira-kira seimbang jika disandingkan dengan pencapaian yang dilakukan Lyon dalam skala dan kurun waktu yang serupa. Dengan prestasi di UWCL yang semakin nyata, apakah Barça akan mereplikasi dominasi Lyon di tingkat Eropa? Penulis siap menjadi saksi sejarah; menyambut era kemajuan sepak bola wanita yang semakin megah.

Kepustakaan

Akingbade, D. (2023). Unrivaled dominance of the Barcelona women’s team. World Soccer Talk. https://worldsoccertalk.com/news/unrivaled-dominance-of-the-barcelona-womens-team-20230424-WST-426357.html

Alvioriki, D. (2022). Cerita Kehebatan Barcelona Femeni yang Menginspirasi Xavi Hernandez. LIBERO.ID. https://www.libero.id/detail/13923/cerita-kehebatan-barcelona-femeni-yang-menginspirasi-xavi-hernandez.html

Ingle, S. (2019). How Lucy Bronze was polished at Lyon, the ultimate finishing school. The Guardian. https://www.theguardian.com/football/2019/jun/29/how-lucy-bronze-was-polished-at-lyon-a-club-miles-ahead-of-the-pack

Smith, R. (2019). The World’s Most Dominant Team Isn’t Who You Think. The New York Times. https://www.nytimes.com/2019/05/17/sports/olympique-lyon-womens-champions-league.html

--

--