Perubahan Perilaku Konsumen Selama Pandemi Covid 19
Hi CiQaf!
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang selama diterapkan ternyata terbukti mengubah pola konsumsi masyarakat, lho. Pengajar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unika Atma Jaya, Efendi Haslim Hong, mengakui pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Akibat dari penerapan PSBB, sebagian besar orang harus melakukan kegiatan sehari-hari dari rumah saja baik untuk bekerja maupun belajar.
Meski begitu, pengaruh dari pandemi ini tidak hanya terasa di sisi pekerjaan atau belajar saja. Pengaruh yang besar juga dirasakan oleh semua orang dalam perannya sebagai seorang konsumen. Ada tiga tren konsumen yang baru akibat pandemi Covid-19.
Pertama, akibat dari social distancing, konsumen beralih melakukan pembelian dengan low contact (online). Toko-toko tradisional yang tutup membuat konsumen beralih melakukan pembelian secara online. Berbagai kebutuhan seperti perlengkapan kesehatan, suplemen kesehatan, pakaian, peralatan dapur, hingga bahan makanan mereka beli secara online, take away, atau home delivery.
Bahkan, berbagai peralatan seperti alat-alat memasak atau pembuatan kue sampai perlengkapan kebun menjadi barang yang cukup dicari secara online. Ternyata, konsumen berusaha mengisi waktu mereka dengan kegiatan-kegiatan baru di rumah. Pembelian makanan di restoran terpaksa juga hanya bisa dilakukan melalui delivery oleh ojek online. Kebiasaan baru ini diprediksi akan bertahan cukup lama.
Kedua, terkait juga dengan social distancing, konsumen introvert akan semakin menikmati gaya hidup cocooning. Istilah ini diperkenalkan oleh futurist Faith Popcorn untuk menunjukan orang yang menikmati hidup dalam kesendirian dan menjauhi interaksi dengan orang lain secara langsung, ibarat ulat kepompong yang membuat serat sutra untuk membungkus dirinya sendiri.
Dia menyebut, pandemi ini memang membuat masa depan datang lebih cepat. Peralatan hiburan Augmented Reality (AR) dimana orang bisa menikmati jalan-jalan virtual ke negara lain atau hiburan lain hanya melalui sebuah headset AR akan semakin dicari.
Misalnya saja, Jepang sudah mencoba menyiarkan pertandingan baseball dan maraton tanpa penonton melalui versi beta dari AR. Industri gaming akan semakin berjaya. Akibat banyaknya kegiatan olah raga yang terpaksa dihentikan, banyak orang yang beralih ke esport. ATP Tennis baru saja menyelesaikan pertandingan tenis terkenal Mutua Madrid Open secara esport dengan pemenang Andy Murray asal Inggris Raya, mengalahkan David Goffin asal Belgia.
Ketiga, kepedulian terhadap kesehatan akan semakin tinggi. Negara-negara di dunia akan semakin memperhatikan isu kesehatan dan menjaga batas negara dengan baik. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya pandemi yang lain. Perjalanan lintas negara tidak akan semudah yang kita alami sebelumnya.
Data atau sertifikasi imunitas seseorang akan menjadi sebuah dokumen yang diperlukan ketika melakukan perjalanan ke luar negeri. Di saat negara-negara tertentu mulai membuka kembali bandara maka mereka melakukan tes Covid-19 terhadap penumpang.
Dalam tingkat individu, kepedulian terhadap kesehatan jiwa dan raga akan semakin tinggi. Konsumen belajar mengonsumsi makanan sehat, minum suplemen dan multivitamin, melakukan olahraga dan meditasi. Jika sebelumnya konsumen sangat sulit diajak untuk mengkonsumsi jamu, maka sekarang semua jamu mereka bersedia minum.
Latihan meditasi juga menjadi sebuah pilihan yang baik untuk menjaga kesehatan mental. Masyarakat pun menjadi semakin religius pada saat yang sulit ini. Seiring dengan itu, kebutuhan akan konseling dan coaching kejiwaan secara online akan semakin tinggi pada masa-masa mendatang.